Salin Artikel

Perjalanan Air dan Tanah Hasil Ritual Adat dari Flobamorata NTT Menuju IKN

Tanah dan air tersebut diambil dengan ritual adat khusus.

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulanya menindaklanjuti arahan dari rapat koordinasi terkait agenda Kunjungan Presiden RI, Joko Widodo bersama Gubernur se-Indonesia ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, langsung memerintahkan tujuh orang bupati dengan tugas mereka masing-masing.

Bupati di tiga kabupaten yakni Belu, Sumba Tengah dan Flores Timur, membawa satu kilogram tanah dari wilayahnya.

Kemudian, bupati di empat Kabupaten yakni Alor, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Lembata membawa satu liter air dari wilayahnya.

Ketentuan pengambilan tanah dan air dilaksanakan dengan ritual adat masing-masing daerah.

Prosesi adat pun didokumentasikan melalui video dan foto, serta dinarasikan.

Tanah dan air ini diambil dari berbagai daerah.

Pengambilan melalui upacara adat yang penuh hikmat oleh para tua adat setempat, disertai persembahan aneka hewan untuk mendapatkan restu leluhur. 

Dari Kabupaten Belu yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste, masyarakat di Dusun Halisikun, Desa Bakustulama, Kecamatan Tasifeto Barat, menggali tanah dari leluhur sebanyak 77 kali dengan sebatang kayu suci Ai Suak.


Angka 77 ini merupakan simbol dukungan terhadap pendirian Ibu Kota Negara Baru Nusantara yang dibangun bertepatan dengan usia Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ke-77 pada tahun ini.

Kemudian, dari ujung timur pulau Flores, sebongkah tanah diserahkan oleh masyarakat Kabupaten Flores Timur.

Tanah ini diambil dari kaki Gunung Ile Mandiri yang diyakini masyarakat setempat sebagai asal muasal manusia pertama yang menghuni kota Larantuka, ibu Kota Flores Timur.

Selanjutnya bergeser ke Pulau Sumba, tepatnya di Kampung Anajika, Desa Anajika Kecamatan Umbu Ratu Nggai Barat, Kabupaten Sumba Tengah.

Tanah diambil di Kampung Anajika yang merupakan kampung tua dengan nilai historis budaya dan adat yang sangat kental.

Tanah itu dipersembahkan secara tulus oleh masyarakat Kabupaten Sumba Tengah untuk menjadi fondasi pembangunan ibu kota baru.

Selanjutnya, air diambil dari pulau-pulau terluar di NTT. Masyarakat Adat Pitungbang Kabupaten Alor mempersembahkan tetesan air dari Sumber Mata Air pegunungan Sey Palol.

Masyarakat setempat memercayainya sebagai air sakral yang merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa.

Kemudian, dari pulau paling selatan NKRI, masyarakat Kabupaten Rote Ndao menyerahkan air dari sumber mata air Oemau yang merupakan sumber mata air terbesar di Rote Ndao.

Selanjutnya bergeser ke Kabupaten Sabu Raijua, daerah lainnya di batas Selatan NKRI juga mempersembahkan air dari sumber mata air Eimada Rai Jiwuwa sebagai simbol persatuan dan kesatuan dalam wadah NKRI.

Adapun dari Kabupaten Lembata, mempersembahkan air kesejukan dan kedamaian untuk Indonesia dari Urumiten, satu-satunya sumber air untuk pertanian lahan basah di Kota Lewoleba, Ibu Kota Lembata.


Selanjutnya tanah dan air tersebut dibawa ke Kupang oleh bupati tanpa diwakilkan, dengan berpakaian adat lengkap sesuai asal daerah.

Tanah dan air pun diserahkan secara adat kepada Viktor Bungtilu Laiskodat di halaman kantor Gubernur NTT pada Jumat (11/3/2022).

Kemudian, pada Minggu (13/3/2022), Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah berangkat dari Bandara Udara El Tari di Kupang pukul 10.15 Wita, menggunakan jet pribadi.

Rombongan tiba di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sekitar pukul 12.00 Wita.

Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan dukungannya terhadap kebijakan pemerintah pusat terkait dengan penyatuan nusantara yang dimulai dari pemindahan Ibu Kota Negara Nusantara.

Viktor berharap, tanah dan air yang diambil dari rahim Flobamorata (singkatan nama nama pulau di NTT) untuk membangun IKN Nusantara, menjadi kekuatan dan kebanggaan Indonesia.

"Ini sebagai bentuk dukungan terhadap kebijakan Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo untuk memindahkan Ibu Kota Negara dari Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta ke Provinsi Kalimantan Timur," katanya.

"Pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur menyerahkan tanah dan air dari rahim Flobamorata untuk disatukan dengan tanah dan air dari seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia," lanjut Viktor.

https://regional.kompas.com/read/2022/03/14/133208678/perjalanan-air-dan-tanah-hasil-ritual-adat-dari-flobamorata-ntt-menuju-ikn

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke