Salin Artikel

Kasus Covid-19 di Tasikmalaya Masif Lewat Transmisi Lokal, Dinkes: Puncaknya Bulan Maret

TASIKMALAYA, KOMPAS.com - Penyebaran masif Covid-19 di Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, dua pekan terakhir sudah menjadi transmisi lokal.

Semula penyebaran kasus Covid-19 dari klaster perjalanan saja dari warga luar daerah.

Namun, saat ini sudah menyebar dari rumah ke rumah di lingkungan permukiman.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya pun memprediksi puncaknya akan terjadi pada Maret 2022 dan sesudahnya diharapkan melandai sampai turun kembali.

"Di Kota Tasikmalaya sudah terjadi transmisi lokal dan penyebarannya lokal secara masif. Usai prediksi pusat sekarang turun, Tasik kemungkinan puncaknya Maret besok," jelas Kepala Dinkes Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada Kompas.com lewat telepon, Rabu (23/2/2022).

Uus menambahkan, sesuai analisis data internalnya, penyebaran gelombang ketiga Covid-19 di Kota Tasikmalaya dengan kota-kota besar terdapat jeda satu bulan.

Di wilayah Bandung dan Jakarta mulai terjadi sejak Januari, sedangkan di Kota Tasikmalaya baru terjadi sejak awal Februari 2022.

Pihaknya pun berharap wilayahnya akan terjadi penurunan di luar prediksi awal, bersamaan dengan kondisi di kota-kota besar sesuai rilis juru bicara Satgas Covid-19 Nasional.

"Sesuai jubir Nasional sudah turun, Kota Tasikmalaya harapannya sama-sama turun. Mulai terinfeksi satu bulan lebih awal dari kita di kota besar, lonjakan kasus di sini Februari ini. Ini sekarang sudah terjadi puncak di kota besar," tambah Uus.

Seperti halnya di Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya, lanjut Uus, mulanya dari pelaku perjalanan usai pulang dari luar kota.

Sampai akhirnya, menyebar di klaster lokal saat mahasiswa tersebut diketahui positif dan sudah melakukan pembelajaran tatap muka di kampusnya.

"Yang di Unsil sudah ada tapi jumlahnya, dari kasus positif kontak erat mahasiswa ada yang positif sesuai hasil tracing. Ini di dalam kota yang kontak erat di kita dan sudah terjadi transmisi lokal," kata dia.

Dengan kondisi ini, kata Uus, pihaknya meminta masyarakat tak panik dan tetap menjalankan aktivitasnya seperti biasa sesuai anjuran protokol kesehatan (prokes).

Termasuk juga melengkapi vaksinasi yang telah dijalani.

Sebab, angka kematian di Kota Tasikmalaya sebagian besar tak pernah divaksin atau hanya vaksin pertama serta adanya komorbid.

"Secara laboratorium sampai saat ini belum ada muncul, tapi pola yang muncul yang terakhir ini ada gejala Omicron, meski sesuai hasilnya masih menunggu," pungkasnya.

Sesuai data Dinkes Kota Tasikmalaya pada Rabu (23/2/2022), jumlah kasus aktif Covid-19 ada sebanyak 1.816.

Jumlah ini terdapat kenaikan dalam sehari sebanyak 279 kasus aktif dari sehari sebelumnya (22/2/2022) sebanyak 1.607 kasus aktif.

https://regional.kompas.com/read/2022/02/23/190745578/kasus-covid-19-di-tasikmalaya-masif-lewat-transmisi-lokal-dinkes-puncaknya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke