Salin Artikel

Sejarah Kabupaten Batang, Daerah Pelabuhan di Jateng yang Konon Namanya Memiliki Arti Mengangkat Batang Kayu

KOMPAS.com - Kabupaten Batang terletak di Provinsi Jawa Tengah.

Wilayah Kabupaten Batang berada di pantai utara pada jalur utama yang menghubungkan Jakarta-Surabaya.

Batang dikenal dengan nama Batan sebagai kota pelabuhan sejaman dengan Pemaleng (Pemalang) dan Tema (Demak)

Kabupaten yang memiliki luas wilayah 78.864,16 hektar ini memiliki batas wilayah dengan laut serta kabupaten dan kota di sekitarnya, yaitu:

  • Batas wilayah sebelah utara : Laut Jawa
  • Batas wilayah sebelah timur : Kabupaten Kendal
  • Batas wilayah sebelah selatan : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara
  • Batas wilayah sebelah barat : Kota dan Kabupaten Pekalongan

Kondisi wilayah ini membuat Batang dilewati arus transportasi dan mobilitas yang tinggi yang menunjang perkembangan ekonomi.

Terlebih, sekitar 50 km jalan nasional pantai utara Jawa melewati wilayah Kabupaten Batang.

Jarak Batang dengan daerah lain:

  • Pekalongan : 9 km
  • Pemalang : 43 km
  • Tegal : 72 km
  • Cirebon : 144 km
  • Jakarta : 392 km
  • Kendal : 64 km
  • Semarang : 93 km
  • Surabaya : 480 km

Kabupaten Batang juga berada perpaduan wilayah pantai, dataran rendah, dan wilayah pegunungan.

Pegunungan di Batang merupakan pegunungan dengan susunan tanah, sebagai berikut: latosal 69,66%, andosol 13,32 %, alluvial 11,4%, dan podsolik 5,64%.

Susunan tanah tersebut membuat daerah ini menggunakan lahan sebagian untuk budidaya hutan, perkebunan, dan pertanian.

Penguasaan hutan dan perkebunan mayoritas berada di tangan negara, Sedangkan, pertanian baik kering maupun basah (irigasi sederhana dan irigasi teknis) dilakukan warga setempat.

Komoditi yang dihasilkan berupa, kayu jati, kayu rimba, karet, teh, coklat, kapuk randu, dan hasil pertanian lainnya.

Asal-usul Batang

Dalam legenda yang sangat populer. Batang berasal dari kata Ngembat -Watang yang berarti mengangkat batang kayu.

Hal ini diambil dari peristiwa kepahlawanan Ki Ageng Bahurekso yang dianggap merupakan cikal bakal Batang.

Konon saat Mataram tengah mempersiapkan daerah-daerah pertanian untuk mencukupi kebutuhan beras bagi prajuritnya yang akan melakukan penyerangan ke Batavia. Bahurekso mendapatkan tugas untuk membuka hutan Roban yang akan dijadikan wilayah persawahan.

Ternyata saat membuka hutan, banyak pekerja penebang pohon hutan yang sakit dan mati.

Konon, mereka diganggu jin, setan, peri prayangan, atau siluman-siluman yang menjaga hutan Roban. Para jin tersebut dipimpin seorang raja yang bernama Dadungawuk.

Dengan kesaktian Bahurekso, para jin tersebut dapat dikalahkan sehingga para pekerja tidak diganggu lagi.

Namun satu syarat, para jin itu meminta bagian hasil panen.

Setelah membuka lahan, tugas selanjutnya adalah mengusahakan pengairan.

Pada pelaksanaannya, tugas ini tidak terlepas dari gangguan. Gangguan utama berasal dari Raja Siluman Uling yang bernama Kolo Dribikso.

Bendungan yang telah selesai dibuat untuk menaikkan air sungai dari Lojahan (sekarang Sungai Kramat) selalu jebol di rusak oleh anak buah Uling.

Mengetahui hal itu, Bahurekso turun tangan dan menyerang anak buah Raja Uling yang bermarkas di kedung sungai. Korban berjatuhan, semburan darah membuat air di daerah itu menjadi merah kehitaman.

Raja Uling yang mengetahui anak buahnya binasa. Ia menyerang Banurekso dengan pedang Swedang. Karena kesaktian pedang Swedang, Banurekso dapat dikalahkan.

Atas nasehat ayahnya, Ki Ageng Cempaluk, Banurekso diminta masuk keputren Kerajaan Uling. Tujuannya adalah merayu adik raja yang bernama Dribusowati, seorang putri siluman yang cantik.

Rayuan Banurekso berhasil, Dribusowati berhasil mencuri pedang pusaka milik kakaknya. Dengan Pedang Swedang, Banurekso berhasil mengalahkan Raja Uling. Akhirnya pembangunan bendungan tidak ada hambatan lagi.

Namun hambatan lain muncul. Aliran air tidak lancar, kadang-kadang alirannya besar namun lain waktu aliran air kecil bahkan tidak mengalir sama sekali.

Setelah diteliti ternyata ada batang kayu (watang) besar yang melintang menghalangi aliran air. Berpuluh-puluh orang berupaya mengangkat watang tersebut. Namun, watang tidak berhasil disingkirkan.

Akhirnya, Banurekso menghimpun kekuatan kesaktiannya. Watang berhasil disingkirkan.

Kawasan Industri Terpadu Batang

Kabupaten Batang akan memiliki Kawasan Industri Terpadau.

Kawasan Industri Terpadu Batang akan berada di lokasi Desa Ketangggan, Kecamatan Gringsing, Kabupaten Batang, Jawa Tengah.

Kawasan yang tengah dalam pembangnunan ini akan menjadi percontohan untuk pengembangan kawasan industri di daerah lainnya.

Seperti dilansir dari kemenkeu.go.id, luas kawasan industri 4.300 hektar. Sebanyak 450 hektar tengah dalam proses pengerjaan yang akan dipakai untuk investasi-investasi terutama yang berkaitan dengan teknologi.

Beberapa industri yang akan berada di kawasan ini adalah industri kaca terbesar di Asia Tenggara, industri prekursor, dan industri katoda.

Sementara, proses konstruksi Kawasan Industri Terpadu batang (KITB) di Kabupaten Batang terus diakselerasi, khususnya dalam pembangunan dryport (pelabuhan darat) dan jaringan gas bumi yang dimaksudkan untuk mendukung operasi tenant di KITB.

Dryport diperkirakan seluas 15,7 hektar ini direncanakan akan dibangun Stasiun Plabuan.

Saat ini, tahap Basic Engineering Design (BED) proyek telah diselesaikan sambil melakukan pembebasan lahan.

Pembangunan proyek penting untuk pembangunan konektivitas angkutan logistik KITB dengan moda kereta api.

Nantinya, stasiun terletak persis di pinggir pantai diantara Stasiun Pekalongan dan Stasiun Semarang Tawang.

Sementara kebutuhan gas KITB saat nanti beroperasi pada tahun 2023 diperkirakan sebesar 24 MMSCFD. Untuk memenuhi pasokan tersebut, PT KITB telah bekerja sama dengan PGN dangan skema revenue sharing dalam pembangunan pipa transmisi Gresik - Semarang dan pipa transmisi Cirebon - Semarang.

Pipa tersebut untuk menyalurkan gas yang bersumber dari Jambaran Tiung Biru yang berlokasi di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur yang saat ini dioperasikan oleh PT Pertamina EP Cepu.

Sumber: www.kemenkeu.go.id, www.ekon.go.id, batangkab.bps.go.id, dan profil.batangkab.go.id

https://regional.kompas.com/read/2022/02/18/191140378/sejarah-kabupaten-batang-daerah-pelabuhan-di-jateng-yang-konon-namanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke