Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Gedung SMA Dibangun Asal-asalan, Ganjar Mengamuk | Puluhan Driver Ojol Datangi Rumah Pelanggan

KOMPAS.com - Berita Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo marah saat mengetahui gedung SMAN 1 Tawanmangu dibangun asal-asalan menjadi perhatian publik.

Ganjar marah setelah melihat besi pembatas tangga yang karatan, pengelasan tidak sempurna, lantai dan tembok retak, serta bata tempel yang tidak rapi.

Sementara itu, berita puluhan pengemudi ojek online mendatangi rumah pelanggan juga menyita perhatian.

Baca populer nusantara selengkapnya:

Saat melakukan sidak ke SMAN 1 Tawanmangu, Karanganyar, Jawa Tengah, pada Minggu (30/1/2022), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo marah.

Ia marah setelah melihat besi pembatas tangga yang karatan, pengelasan tidak sempurna, lantai dan tembok retak, serta bata tempel yang tidak rapi.

Mengetahui itu, Ganjar lantas mengujinya. Saat diuji tembok tersebut langsung jebol.

Saat diperiksa, tembok itu ternyata tembok palsu yang dibuat dari hardboard.

Mengetahui itu, orang nomor satu di Jawa Tengah ini langsung memanggil mandor proyek SMAN Tawanmangu dan memintanya untuk menelepon bosnya.

"Ini apa-apaan mas? Jangan main-main ya, sekarang telepon bosmu, saya mau ngomong," kata Ganjar pada mandor itu.

 

Ahmad Asep, pengemudi ojol yang mendapat perkataan kasar dari pelanggan tersebut menceritakan, kejadian yang dialaminya terjadi pada Minggu (30/1/2020) sekitar pukul 12.14 WIB.

Saat itu, kata Asep, ia mendapatkan pesanan mengantarkan makanan ke kawasan Jadimulya.

Sesampainya di lokasi yang dituju, Asep lalu mengabari ke pelanggannya. Namun, ia malah dimarah.

"Saya sudah sampai di titik yang pelanggan kirim. Saya langsung kabarkan ke pelanggan. Seketika, pelanggan balas chat dengan kata kasar, lalu nelepon marah-marah. Saya kaget dan diam saja," kata Asep kepada Kompas.com sambil menenangkan diri.

 

Komisioner Pengkajian dan Penelitian Komnas HAM Mohammad Choirul Anam menegaskan, adanya kekerasan pada penghuni kerangkeng hingga menyebabkan korban meninggal dunia. Disinyalir korban lebih dari satu orang.

Choirul mengatakan, ada istilah-istilah atau kode yang digunakan di kerangkeng saat kekerasan dilakukan. Salah satunya kode mos dan das, hingga dua setengah kancing.

"Istilah-istilah yang digunakan ketika kekerasan berlangsung, seperti mos dan das, atau dua setengah kancing. Ada istilah begitu yang digunakan dalam konteks penggunaan kekerasan," papar Anam dikutip dari Tribunnews.com, Minggu (30/1/2022).

 

Wakil Ketua Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Edwin Partogi Pasaribu mengatakan, pihak keluarga diminta untuk menandatangani surat perjanjian saat memasukkan anggota keluarga mereka ke kerangkeng di rumah Bupati nonaktif Langkat Terbit Rencana Perangin-Angin.

Edwin mengatakan, surat bermeterai itu ditandatangani oleh pengurus sel dan pihak keluarga penghuni kerangkeng.

Kata Edwin, salah satu poin dalam surat perjanjian yakni keluarga tak boleh menjemput penghuni selama batas waktu yang ditentukan.

Kemudian, pihak keluarga tak akan menuntut jika anggota keluarga mereka sakit atau meninggal dunia.

"Bahwa tak boleh dijemput, harus di situ satu setengah tahun dan bahkan jika sakit dan meninggal tidak bertanggung jawab dan dinyatakan dalam surat pernyataan tersebut pihak keluarga tidak akan menuntut apa pun. Jadi hal-hal tersebut menurut kami cukup menjadi satu petunjuk yang mengarah pada perdagangan orang," kata Edwin saat konferensi pers di Medan pada Sabtu (29/1/2022) siang.

 

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka melepas 37 aparatur sipil negara (PNS) yang memasuki purnatugas di Bale Tawangarum di Balai Kota Solo, Jawa Tengah, Senin (31/1/2022).

Menariknya, salah satu adalah Haryanto, yang merupakan kakak kandung Ibu Negara Iriana Jokiwo sekaligus paman Gibran.

Haryanto mengabdi sebagai seorang guru selama hampir 39 tahun, tepatnya 38 tahun 11 bulan.

"Iya, tadi ada Pakdhe (Haryanto) guru yang mengabdi 38 tahun di SMPN 19 Solo, terakhir di SMPN 10 Solo," kata Gibran di Bale Tawangarum Solo, Jawa Tengah, Senin.

 

Sumber: KOMPAS.com (Penulis : Muhamad Syahri Romdhon, Labib Zamani | Editor : Gloria Setyvani Putri, David Oliver Purba, Ardi Priyatno Utomo, Khairina)

https://regional.kompas.com/read/2022/02/01/061700778/-populer-nusantara-gedung-sma-dibangun-asal-asalan-ganjar-mengamuk-puluhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke