Salin Artikel

Terjadi 33 Kali Gempa Susulan di Selat Sunda, Ini Penjelasan BMKG

Setelah itu, terjadi sebanyak 33 kali gempa susulan di wilayah Selat Sunda hingga Sabtu (15/1/2022).

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, gempa susulan yang mencapai 33 kali ini disebabkan adanya proses penstabilan bagi pergerakan lempeng, karena sebelumnya telah terjadi pergerakan lempeng dengan energi yang cukup besar, yakni magnitudo 6,6.

Menurut Dwikorita, butuh proses bagi lempeng tersebut untuk melepaskan sisa-sisa energi menuju equilibrium atau kestabilan.

"Setiap terjadinya pelepasan energi saat terjadi pergerakan bentukan lempeng di situ, karena energi yang terlepas ini cukup besar, kemarin adalah 6,6, masih ada proses untuk menstabilkan kembali," kata Dwikorita dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV yang dikutip dari Tribunnews, Minggu (16/1/2022).

Dwikorita memberi contoh pergerakan lempeng ini seperti manusia yang sedang berlari kencang.

Biasanya, setelah berlari kencang, energi manusia tidak akan langsung habis dan selanjutnya merasa terengah-engah.

Kondisi terengah-engah ini lah yang kemudian dimanifestasikan dalam sistem gempa ke bentuk gempa-gempa susulan.

Meski demikian, Dwikorita menjelaskan bahwa gempa susulan yang terjadi, kekuatannya semakin melemah.

"Energinya memang semakin lemah. Kami mencatat, magnitudonya, kekuatannya makin kecil. Yang terbesar 5,7 dan yang terkecil adalah magnitudo 2,5," kata Dwikorita.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul: BMKG Ungkap Alasan Terjadinya 33 Kali Gempa Susulan di Selat Sunda, Sebut karena Fase Penstabilan

https://regional.kompas.com/read/2022/01/17/063610278/terjadi-33-kali-gempa-susulan-di-selat-sunda-ini-penjelasan-bmkg

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke