Salin Artikel

Ketika Durian Lampung "Menjajah" Eropa, Ekspor Perdana ke Benua Biru

Tapi siapa nyana, buah yang mempunyai kekhasan kulit berduri ini ternyata memiliki penggemar "internasional".

Oleh warga negara asing, khususnya bangsa-bangsa barat, durian dianggap buah paling bau di dunia.

Bahkan, di film "Eat, Pray, Love" dalam scene di Bali, Julia Roberts yang menjadi pemeran utama pernah melemparkan dialog, "Berbau seperti kaki nenek,".

Namun, durian ini justru menjadi komoditas unggulan yang dikirim ke luar negeri dalam Gebyar Ekspor Akhir Tahun 2021, yang ditaja Balai Karantina Pertanian Lampung.

Bersama dua buah lokal lain, manggis Saburai dan rambutan, "Si Raja Buah" ini segera menjelajah ke Benua Biru.

Kepala Balai Karantina Pertanian Lampung, M Jumadh mengatakan, tiga buah lokal tersebut adalah kali pertama diekspor langsung ke 63 negara.

"Tiga komoditas buah ini, durian, manggis dan rambutan adalah hasil bumi perkebunan di Lampung, hari ini diekspor langsung," kata Jumadh di Pelabuhan Peti Kemas Panjang, Jumat (31/12/2021).

Pada Gebyar Ekspor tersebut, manggis Saburai sebanyak 3,2 ton, durian (300 kilogram), dan rambutan (300 kilogram) diekspor melalui pesawat langsung ke Eropa.

"Potensi ekspor manggis ini cukup besar, dari Lampung sekitar 10.000 ton, sedangkan pasar nasional 39.000 ton, jadi cukup banyak pasokan dari Lampung," kata Jumadh.

Sementara itu, Subkoordinator Karantina Tumbuhan Irsan Nuhantoro menambahkan, keberanian mengekspor durian ke Eropa lantaran persepsi yang kini sudah berubah di kalangan konsumen luar negeri.

"Memang, orang luar (negeri) khususnya Eropa dan Amerika tidak suka dengan durian. Tapi sekarang trennya sudah berubah, ada pasarnya di sana," kata Irsan.

Namun, berbagai rasa yang ditemukan oleh lidah orang bule, seperti aprikot, hazelnut, dan caramel banana ternyata bisa mengalahkan "kebencian" akan aroma durian.

"Mereka memang tidak suka aromanya. Tapi ternyata begitu dicicipi, ketagihan," kata Irsan.

Harga durian di pasar Eropa pun mencengangkan. Irsan mengatakan, harga per kilogram durian di Eropa mencapai Rp 600.000.

"China sudah mengincar pasar durian ini, hal ini juga yang sedang kita kembangkan," kata Irsan.

Selain itu, keunggulan buah lokal seperti manggis, durian dan rambutan ini adalah organik, persyaratan yang menjadi kewajiban di pasar Eropa.

"Yang kita kejar juga adalah pengepakan, karena aromanya ini jadi pengepakan harus khusus," kata Irsan.

Akhir tahun Lampung ekspor komoditas senilai Rp 674,4 miliar

Dalam Gebyar Ekspor ini sendiri, Lampung mengekspor beragam komoditas senilai Rp674,4 miliar atau sebanyak 84 ribu ton.

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Syaiful Dermawan mengatakan sebagai daerah agraris tidak berlebihan jika Lampung cukup berperan  penting  dalam   menyumbang  produksi nasional.

Beberapa komoditas unggulan diantarnya, kopi robusta,  jagung, ubi kayu, gula, nanas kaleng dan pisang

Menurut Syaiful, Lampung berkontribusi untuk produksi Kopi Robusta sebesar 22,63% dari produksi nasional, Lada Hitam berkontribusi 27,58% produksi nasional serta Nanas Kaleng yang merupakan pemasok 26% Kebutuhan Dunia.

"Saya berharap seluruh elemen dapat saling bekerjasama dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian Lampung dan menjaga kesinambungan pasokan, agar produk petani kita terus tembus ke pasar global," kata Syaiful.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/31/135057678/ketika-durian-lampung-menjajah-eropa-ekspor-perdana-ke-benua-biru

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke