Salin Artikel

"Tadinya Kita Tinggal Dalam Kegelapan, Sekarang Kampung Kita Jadi Terang"

Kelima desa yakni Desa Ipiri, Paripim, Yaraya, Aindua dan Tapormai selama 67 tahun tak pernah mendapat aliran listrik karena tak ada akses jalan darat dari Timika, ibu kota Mimika.

Untuk menuju desa tersebut, warga harus menggunakan perahu atau kapal melewati jalur sungai dari Pelabuhan Poumako Timika.

Namun dengan menggunakan tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT PLN dengan total kapasitas 180 kWp, kelima desa itu kini dapat menyala 24 jam penuh setiap harinya.

Saat ini PLN telah melayani 392 pelanggan di lima desa tersebut.

Peresmian ketiga PLTS tersebut dilakukan Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob bersama Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Timika Martinus Irianto Pasensi pada Selasa (28/12/2021) di Balai Kampung Ipiri.

67 tahun tak dialiri listrik

Kepala Distrik Amar Albertus Tsolme tidak menyaka jika lima desa ini kini bisa menikmati aliran listrik.

Lima kampung ini hadir sejak tahun 1954, namun baru tahun 2021 kampung tersebut dapat menikmati aliran listrik.

"Tadinya kita tinggal dalam kegelapan, ternyata sekarang kampung kita jadi terang. Kami ucapkan terima kasih kepada Pemda Mimika dan PLN," kata Albertus.

Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob memberikan apresiasi kepada PLN atas upayanya melistriki desa-desa di Distrik Amar dan Distrik Mimika Barat Jauh. 

“Saya senang dan gembira karena dari kecil dulu kami tinggal gelap. Sekarang masyarakat sudah nikmati listrik,” kata Johannes.

Manager PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Timika Martinus Irianto Pasensi menjelaskan alasan penggunaan PLTS sebagai pembangkit untuk melistriki desa-desa tersebut.

Hal ini karena potensi tenaga surya yang dapat dimaksimalkan.

Selain itu juga menjadi komitmen PLN untuk menerangi desa-desa yang belum berlistrik menggunakan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT) sebagai prioritas. 

"Sehingga hal ini dapat meningkatkan bauran EBT,” kata Martinus.

Hingga saat ini, total kebutuhan daya di lima desa tersebut mencapai 40 kW. 

Ke depan diperkirakan masih ada potensi penambahan sebanyak 400 pelanggan yang dapat memaksimalkan daya yang dihasilkan pembangkit ramah lingkungan ini.

PLN memulai pekerjaan melistriki 5 desa di dua distrik ini pada tahun 2020 hingga selesai pada Desember 2021.

Dalam prosesnya, pemerintah daerah sangat mendukung upaya PLN salah satunya dengan menanggung biaya penyambungan listrik untuk 392 pelanggan.

“Terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Mimika atas sinergi dan dukungan yang diberikan selama ini, sehingga proses pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan masyarakat pun akhirnya menikmati listrik yang telah dinanti-nantikan selama ini,” ujar Martinus.

Pihaknya berharap agar dapat bersama-sama dengan masyarakat untuk menjaga jaringan dan fasilitas listrik yang sudah ada agar suplai listrik untuk pelanggan bisa terus andal.

“Puji Tuhan saat ini sebagian besar masyarakat telah menjadi pelanggan kami. Mudah-mudahan dengan adanya layanan listrik 24 jam penuh setiap harinya di sini, dapat mendorong peningkatan ekonomi dan pendidikan masyarakat,” tutup Martinus.

PLN terus berkomitmen untuk melistriki seluruh desa di Papua dan Papua Barat. Hingga saat ini, total 95,94 persen dari desa yang ada telah mendapat penerangan.

Selain itu, sesuai amanat pemerintah dalam menerangi desa-desa belum berlistrik, PLN terus memprioritaskan pembangunan pembangkit ramah lingkungan berbasis EBT.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/29/214537678/tadinya-kita-tinggal-dalam-kegelapan-sekarang-kampung-kita-jadi-terang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke