Salin Artikel

Kisah Ica dan Anita, Tinggal di Rumah Kecil Berdinding Seng, Beratap Daun, Berlantai Tanah, Akhirnya Dibedah Polisi

Mereka adalah Ica Kusmoyo dan Anita. Di rumah kecil itu, mereka tinggal bersama dua orang anaknya.

Kondisi rumah Ica Kusmoyo terlihat memperihatinkan. Dinding rumah dibuat dari seng dan atapnya hanya menggunakan daun.

Nasib Ica dan Anita mendapat perhatian dari Kapolres Inhu, AKBP Bachtiar Alponso.

Kapolres membedah rumah pasutri tersebut menjadi tempat tinggal yang lebih layak.

"Rumah Ica Kusmoyo kita bedah dan sudah dilakukan peletakan batu pertama kemarin, Kamis (9/12/2021). Bedah rumah ini kita lakukan dalam program Bedah Rumah Presisi," ujar Bachtiar kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Jumat (10/12/2021).

Ia mengatakan, program bedah rumah ini akan dilakukan di diseluruh wilayah Kabupaten Inhu. Bantuan bedah rumah akan diberikan kepada warga yang berhak menerimanya.

Sasaran pertama adalah Ica Kusmoyo, salah seorang warga kurang mampu yang selama ini menempati rumah tak layak huni.

"Kondisi rumah Ica Kusmoyo patut diberikan perhatian. Rumahnya hanya berdinding seng bekas, atap daun, dan lantai tanah. Ukurannya rumah hanya 3x4 meter, yang sudah dihuni selama tujuh tahun," sebut Bachtiar.

Namun, rumah Ica Kusmoyo akan dibedah menjadi rumah permanen dengan ukuran 6X6 meter atau tipe 36.

Ica: makan saja susah, apalagi bangun rumah...

Ica Kusmoyo penerima program bedah rumah merasa terharu. Ia juga sangat bersyukur mendapat bantuan dari Polri itu.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kapolres Inhu dan para donatur, yang telah ikhlas membantu untuk mewujudkan pembangunan rumah layak huni, rumah permanen yang telah lama kami impikan," ucap Ica.

Ica mengungkapkan, selama tujuh tahun ia tinggal di rumah kecil bersama istrinya.

"Rumah kami hanya terbuat dari seng bekas, atap daun dan lantai tanah. Kami tidak punya uang untuk membangun rumah yang layak," ujar Ica.

Sehari-hari, Ica hanya bekerja serabutan, yang tentunya penghasilan tidak menentu.

"Ya, kadang dapat uang kadang tidak. Buat makan saja kadang susah, apalagi mau bikin rumah yang bagus," ujar Ica.


Program bedah rumah oleh polisi

Lebih lanjut, Bachtiar menjelaskan bahwa program bedah rumah ini digagas oleh dirinya sendiri.

Hal itu sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat yang masih menempati rumah tak layak huni karena keterbatasan ekonomi.

Meski program tersebut baru dicetuskan beberapa waktu lalu, namun bisa dilaksanakan secepatnya.

Sebelumnya, Bachtiar telah membedah dua unit rumah di Desa Bongkal Malang dan Desa Dusun Tua, Kecamatan Kelayang. Namun, belum termasuk dalam program bedah rumah Presisi Polres Inhu.

"Sesuai rencana awal, bedah rumah ini akan dilaksanakan pada desa terpilih di seluruh Kecamatan di Kabupaten Inhu setiap bulannya. Alokasi anggaran Rp 45 juta untuk masing-masing rumah, sedangkan sumber anggaran berasal dari para donatur, seperti perusahaan-perusahaan swasta setempat dan lainnya," kata Bachtiar.

Jika anggaran yang terkumpul dari donatur tersebut berlebih atau melewati bajet, imbuh dia, maka di desa atau kecamatan itu bisa dilaksanakan bedah rumah dua unit sekaligus atau bisa juga disumbangkan untuk rumah ibadah dan yayasan.

Sedangkan proses pengajuan target rumah yang akan dibedah, anggota Bhabinkamtibmas akan mencari rumah warga yang dianggap pantas menerima program ini.

Kemudian dilaporkan ke Kapolsek masing-masing, selanjutnya Kapolres menentukan satu rumah.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/11/110203078/kisah-ica-dan-anita-tinggal-di-rumah-kecil-berdinding-seng-beratap-daun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke