Salin Artikel

Cerita Anak Kakek Muslim yang Hibahkan Tanah ke Gereja: Bapak Tak Bedakan Keyakinan untuk Berbagi

Menurut Iswhati, ayahnya bisa menjadi contoh bagi orang lain.

"Saya merasa bangga, karena bapak saya melakukan hal yang patut dicontohi banyak orang. Tidak membedakan keyakinan mana pun untuk berbagi," katanya lewat pesan singkat kepada Kompas.com, Minggu (5/12/2021) malam.

Bagi Iswhati, meski hanya seorang petani, tapi ayahnya suka memberi kepada orang lain.

"Beliau orang yang bijaksana. Sering berbagi dengan sesama dan baik terhadap semua orang," ujarnya.

Sikap toleransi yang ada pada diri Robo Lahma membuatnya sangat dikenal di desa tempat tinggalnya.

Robo Lahma merupakan warga Desa Arakan, Kecamatan Tatapaan, Minahasa Selatan.

"Beliau sangat dikenal di desa saya (Arakan) maupun desa sebelah (Rap-Rap), Minahasa Selatan," tuturnya.

Saat ini, dalam menjalani hidup berkeluarga, Robo Lahma yang biasa dikenal Pa Ade Robo, ditemani istrinya Rapia Tawas (64).

Di desanya Arakan, Robo Lahma termasuk salah satu tokoh Muslim taat. Pada 2005, Robo pernah menjadi ketua pembangunan Masjid An Nur di Desa Arakan.

"Bapak pernah menjadi ketua pembangunan hingga tahun 2005, beliau mengundurkan diri kena faktor usia," paparnya.


Iswhati juga menyebutkan, tanah yang diberikan ayahnya secara sukarela ke gereja ada di Desa Rap-Rap.

"Saya dan keluarga tinggal di Desa Arakan, sementara tanah yang dihibahkan itu di Desa Rap-Rap," katanya.

Belum lama ini, sikap toleransi dan aksi solidaritas yang dilakukan Robo Lahma, viral di media sosial.

Kakek Robo menghibahkan sebidang tanah miliknya ke Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) Efrata Rap-Rap, Wilayah Semenanjung Tatapaan, Minahasa Selatan.

Dalam unggahan yang beredar, luas tanah yang dihibahkan ke gereja seluas 884 meter persegi.

Terlihat juga Robo Lahma saat memberikan surat tanah kepada Pendeta Welly Pudihang mewakili gereja dan disaksikan Wakil Bupati Minahasa Selatan Petra Rembang dan pendeta serta jemaat di gereja tersebut.

Sebelumnya diberitakan, saat memberikan surat tanah, Pendeta Welly Pudihang menuturkan, Pa Ade Robo menyampaikan sepenggal kalimat kepadanya yang sangat menyentuh hati.

"Pendeta, napa kita so tanda tangan surat hibah kita pe tanah for gereja basar (Pendeta, ini saya sudah tanda tangan surat hibah tanah saya untuk gereja besar). Orang Muslim di Arakan menyebut GMIM Efrata Rap-Rap adalah Gereja Basar," sebut Welly.

Menurut dia, Pa Ade Robo telah mengajarkan untuk belajar menjadi "manusia sesungguhnya".

"Kerendahan hatinya membuktikan ia sangat mencintai sesama manusia. Pa Ade Robo adalah seorang Muslim taat namun dibalik ketaatannya ia sangat mengenal ajaran Kristus, 'kasihilah sesamamu manusia', maklum Pa Ade Robo hidup di lingkaran keluarga Kristiani," tutur Welly.

Hibah tanah ini dibenarkan Wakil Bupati Minahasa Selatan Petra Rembang. Petra menjadi salah satu yang saksi penyerahan surat tanah tersebut.

Hal itu terjadi saat Petra, yang juga seorang pendeta, memimpin ibadah perayaan menyambut Natal di Gereja GMIM Efrata Rap-Rap.

"Betul, saat itu saya yang memimpin ibadah sekaligus menyaksikan penyerahan surat tanah," kata Petra saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (4/12/2021).

Menurut dia, tindakan kakek Robo Lahma adalah suatu sikap terpuji.

"Orang ini berbuat baik dengan tidak memandang agama. Dia berbuat baik kepada semua orang apalagi ini fasilitas umum. Melihat itu sebagai panggilan iman," ucapnya.

"Ini contoh dan teladan bagi semua orang di Minahasa Selatan khususnya," sambung Petra.

https://regional.kompas.com/read/2021/12/06/070920978/cerita-anak-kakek-muslim-yang-hibahkan-tanah-ke-gereja-bapak-tak-bedakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke