Salin Artikel

Seorang Pengungsi Afghanistan Bakar Diri di Depan UNHCR Medan, Diduga Stres

Seorang sekuriti bernama Semiaro Waruwu mengatakan, berada di lokasi saat pelaku bersama beberapa rekannya berdiri tak jauh dari pintu masuk gedung.

Saat itu dia sudah mencium bau bensin dari seseorang yang mengenakan kaos lengan panjang jenis hoodie.

"Kami tadi sudah koordinasi dengan danru, ini ada orang yang mau bakar diri. Makanya kami ambil gas pemadam itu dari dalam," kata Semiaro di lokasi, Selasa (30/11/2021).

Dijelaskannya, saat itu dia menduga rekan-rekannya sudah berusaha mencegah pelaku membakar dirinya. Namun dalam sekejap, pria itu sudah membakar dirinya.

"Dia bawa mancis di tangan kanan dan kirinya. Api marak, dia teriak-teriak, kami semprot pakai gas pemadam. Setelah itu kawan-kawannya yang bawa ke rumah sakit," kata Semiaro.

Korban stres

Sementara itu, Zuma, sesama rekan imigran membenarkan bahwa ada salah seorang yang melakukan bakar diri di depan kantor UNHCR. Pelaku, kata dia, mengalami depresi, stres dan sakit jiwanya selama lima tahun berada di penampungan.

"Dia berulang kali minta sama IOM dan UNHCR tolong perhatikan tapi sama sekali tidak didengar. Akhirnya dia tidak sabar lagi dan datang ke sini membakar diri," katanya.

Dijelaskannya, kondisi pelaku terluka bakar di bagian wajah, tangan dan punggungnya. Zuma menambahkan, sebelum naik ke atas, depan pintu gedung UNHCR, Ahmad Shah sudah menyiram badannya dengan minyak dan membawa dua korek api.

"Kawan saya usahakan yang terbaik untuk tangkap dia, tapi dia gak sukses, pas udah dekat api sudah naik. Apinya sudah dimatikan sama sekuriti yang bawa alat itu," ujar Zuma.

Menurutnya, korban mengalami luka bakar hingga harus dibawa ke Rumah Sakit Siloam. Dia tidak diperbolehkan masuk. Pihaknya meminta tolong kepada pemerintah Indonesia, termasuk IOM untuk mencari solusi terbaik bagi pengungsi asal Afganistan di semua kota di Indonesia. 

"Karena negara kami tidak aman dan negara kami sudah diambil sama Taliban, kami tidak boleh masuk dan kami kalau balik langsung dibunuh," lanjut Zuma.


Sudah 30 hari demo tak ada tanggapan

Dikatakannya, ada tiga solusi terbaik. Pertama secara sukarela balik ke negaranya, kedua menjadi warga negara Indonesia, namun hal tersebut menurutnya tidak mungkin.

"Ketiga pindahkan kami ke negara ketiga. Kami tidak akan berhenti unjuk rasa untuk minta hak kami," kata Zuma. 

Dijelaskannya, pihaknya sudah 30 hari berunjuk rasa di depan kantor UNHCR. Mereka memasang tenda, tidur dan memasak di tempat yang biasanya dijadikan tempat parkir. Sudah 30 hari, kata dia, belum ada tanggapan.

"Sudah 30 hari, belum ada tanggapan, mereka membohongi kami terus, katanya besok ketua kami datang ke Medan, kepala PBB minggu depan mau turun ke Medan dan kalian balik ke rumah dulu. Siapa senang di sini? Tapi mereka sama sekali kasih secara kertas mereka selalu by phone dan sampai sekarang tidak ada yang terlaksana," kata Zuma.

Dikonfirmasi melalui telepon, Kapolsek Medan Baru, AKP Teuku Fathir Mustafa membenarkan ada kejadian pengungsi asal Afganistan melakukan bakar diri.

"Saat ini sedang dirawat di RS Siloam. Kita sudah memberitahu pihak IOM dan UNHCR," katanya, Selasa. 

https://regional.kompas.com/read/2021/11/30/152935778/seorang-pengungsi-afghanistan-bakar-diri-di-depan-unhcr-medan-diduga-stres

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke