Salin Artikel

Kisah Suhendra, Tinggalkan Pekerjaan demi Jadi YouTuber Jalur Maut Sitinjau Lauik, Kini Raup Belasan Juta Rupiah

Tanjakan yang memiliki tikungan tajam dengan kemiringan 45 derajat serta menanjak ini tentu saja membuat para pengendara harus ekstra hati-hati saat melewatinya.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencatat, sepanjang tahun 2020, ada 36 kecelakaan maut terjadi di lokasi ini.

Namun, di balik kengerian Sitinjau Lauik, ternyata ada orang-orang yang mampu meraup rupiah dengan mengabadikan momen yang terjadi di sana.

Mereka adalah para YouTuber yang tergabung dalam komunitas Sitinjau Lauik.

Salah satunya adalah Suhendra (41), pemilik kanal YouTube VJ Sitinjau Lauik.

Kanal VJ Sitinjau Lauik miliknya sudah memiliki lebih dari 100.000 subscribers dan ada satu konten videonya yang sudah ditonton 5,2 juta kali, yaitu konvoi panjang polisi melintasi Sitinjau Lauik yang diunggahnya empat bulan lalu.

"Di sini ada belasan YouTuber yang fokus mengisi konten Sitinjau Lauik ini," kata Suhendra, saat ditemui Kompas.com, di kawasan Sitinjau Lauik, Selasa (16/11/2021).

Suhendra mengatakan, para YouTuber di komunitas ini bukan hanya dari Padang, ada juga yang dari Solok dan Bukittinggi.

Mereka datang ke Sitinjau Lauik hanya untuk membuat konten.

"Itu hampir tiap hari. Saat-saat waktu padat kendaraan melewati Sitinjau Lauik yaitu sore hingga malam," kata Suhendra.

Suhendra bercerita, konten yang diambil bukan hanya fokus pada kecelakaan, melainkan juga sisi dari Sitinjau Lauik.

Misalnya tentang konvoi panjang kendaraan, serta kiprah pemuda dan remaja setempat yang membantu para sopir truk.


"Misalnya kisah si Fhareal yang sekarang sedang viral. Remaja 15 tahun yang mampu menaklukkan Sitinjau Lauik dengan kendaraan roda 10 bermuatan 22 ton," ujar Suhendra.

Kenapa memilih Sitinjau Lauik?

Suhendra mengatakan, Sitinjau Lauik dipilih sebagai tempat membuat konten karena memiliki banyak keuntungan.

Salah satunya di lokasi ini tidak membutuhkan latar suara (sound) karena kejadiannya alami.

Hal ini berbeda dengan konten-konten lain yang membutuhkan suara atau musik pengiring yang memungkinkan video itu melanggar hak cipta.

Awal jadi YouTuber

Suhendra mengatakan, dirinya mulai menjadi YouTuber pada 2011. Awalnya, konten yang diunggah campuran, mulai dari materi berita, eksperimen, hingga video lucu.

Namun, konten itu ternyata belum membuahkan hasil maksimal.

Padahal, Suhendra sudah memberanikan keluar dari sebuah perusahaan karena ingin fokus di dunia YouTube.

"Saya keluar dari sebuah perusahaan swasta dan bertekad menjadi YouTuber. Awalnya ternyata sangat berat," kata Suhendra.

Di awal menekuni profesi ini, penonton video Suhendra masih minim dan jumlah subscriber masih 1.000-an sehingga belum menghasilkan banyak uang.

Tahun 2019, Suhendra terinspirasi dengan kawasan Sitinjau Lauik yang terkenal angker dan rawan kecelakaan.

Dirinya kemudian membuat konten tentang Sitinjau Lauik. Ternyata konten itu sangat menarik perhatian netizen dan banyak ditonton.

"Itu membuat saya termotivasi, apalagi saya tidak butuh sound pendukung. Sejak 2019 itu saya fokus di Sitinjau Lauik saja," kata Suhendra.

Dalam dua tahun, subscriber saluran YouTube Suhendra meningkat tajam dan sekarang sudah mencapai lebih dari 100.000.

"Alhamdulillah sekarang sudah meningkat dan menjadi 100.000 lebih. Ini sejak saya fokus di Sitinjau Lauik," kata Suhendra.


Sekarang, penghasilan Suhendra dari YouTube sudah mencapai belasan juta rupiah per bulan.

Berhadapan dengan maut

Suhendra mengatakan, membuat konten di Sitinjau Lauik memiliki tantangan yang berat.

Salah satunya saat ingin ke lokasi, tentu saja dia harus melewati Sitinjau Lauik yang memang berbahaya.

Dia juga pernah dua kali jatuh dari kendaraan karena ingin mengambil konten YouTube.

Sementara itu, banyak truk dan bus yang lalu lalang di lokasi.

"Itu karena ada tumpahan minyak, saya terjatuh. Tapi, itu adalah risiko kita. Kita harus selalu waspada karena berhadapan dengan maut," jelas Suhendra.

Pengobat Saat Pandemi

Pandemi yang terjadi sejak 2020 ternyata tak berdampak terhadap Suhendra.

Dia mengaku selama pandemi, video-videonya malah makin banyak ditonton.

"Tahun 2020 itu sudah mulai membuahkan hasil. Video saya banyak ditonton dan subscriber bertambah terus. Saat itu bisa dapat jutaan lah," kata Suhendra.

Pembatas kegiatan yang sebelum sempat dilakukan juga tak berpengaruh terhadap Suhendra.

Meski kendaraan yang melintas di Sitinjau Lauk makin sedikit, dia tetap berupaya mencari hal-hal menarik di sekitar lokasi.

"Dulu ada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat, tapi kan truk tetap boleh jalan. Jadi tetap saja konten saya terisi," kata Suhendra.

"Nah, kan pandemi dan PPKM, masyarakat disuruh di rumah aja. Jadi ada kemungkinan mereka main internet dan nonton YouTube. Banyaknya penonton dan subscriber saya bisa jadi karena itu," ujar Suhendra sambil tersenyum.

Suhendra bersyukur mendapat berkah meski pandemi masih melanda bahkan memukul perekonomian nasional.

"Alhamdulillah, saya bisa bangkit dan tidak terdampak akibat pandemi. Ini karena fokus ke Sitinjau Lauik," kata Suhendra.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/18/053000678/kisah-suhendra-tinggalkan-pekerjaan-demi-jadi-youtuber-jalur-maut-sitinjau

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke