Salin Artikel

Fakta Data 815 Guru di Banten Bocor, Pelaku Ternyata Orang Dalam, Diperiksa Polisi

KOMPAS.com - Sebanyak 815 data pribadi milik guru sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten Tangerang, Banten, bocor.

Data pribadi yang bocor itu mencakup nama lengkap, identitas nama ibu kandung, kartu tanda penduduk, dan nomor rekening.

Data itu bocor setelah diunggah ke situs vbook.pub yang merupakan penyedia e-book secara gratis.

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata terduga pelaku yang membocorkan ratusan data guru tersebut orang dalam yakni berinisial RK.

Identitas terduga pelaku diketahui setelah tim Cyber Polda Banten melakukan penelusuran.

Terkait dengan status RK, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Banten belum bisa memastikan bahwa terduga pelaku seorang guru atau merupakan operator sekolah.

Saat ini, RK sedang diperiksa polisi terkait dengan aksinya yang membocorkan data tersebut.

Belum diketahui motif RK menyebarluaskan data pribadi para guru itu.

Sementara itu, Ombudsman RI Perwakilan Banten menilai, bocornya ratusan data guru tersebut karena sumber daya manusia (SDM) yang tak kompeten.

Terkait dengan kejadian itu, Ombudsman RI Perwakilan Banten pun meminta agar Disdikbud Banten berbenah dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait kebocoran data tersebut.

Berikut faktanya yang Kompas.com rangkum:

Kepala UPTD Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Tito Istianto membenarkan data pribadi guru di sejumlah SMAN di Kabupaten Tangerang tersebar secara luas.

"Data tersebut diunggah bukan di websitenya Dindikbud. Tapi, (diunggah) ke aplikasi semacam droopbox, aplikasi yang menyimpan dokumen. Itu pun bukan punya kita," kata Tito saat dikonfirmasi Kompas.com melalui sambungan telepon, Minggu (7/11/2021).

Akibat bocornya data tersebut, sejumlah guru sudah ada yang melaporkannya kepada Dindikbud Banten karena merasa dirugikan datanya tersebar secara luas.

"Memang ada beberapa guru diteror dari pembelian barang secara online, itu yang saya dapat informasinya," ungkapnya.

 

Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata terduga pelaku yang menyebarluaskan ratusan data guru itu orang dalam yakni berinisial RK.

Bahkan, kata Tabrani, nama terduga pelaku yang mengunggah data ke situs penyimpanan dokumen vbook.pub tercantum di antara dafta nama 815 guru yang datanya tersebar.

"Saya menugaskan Kepala Balai (Pak Tito Istianto) untuk berkordinasi dengan Polda. Di Polda diceritakan kronologinya, kemudian oleh Polda dicek. Nah, ternyata yang upload itu namanya ada di dalam daftar data itu, sudah diketahui namanya," kata Tabrani saat dihubungi Kompas.com melalui sambungan telepon. Senin (8/11/2021).

Tabrani belum mengetahui terduga pelaku yang membocorkan data itu statusnya guru atau bukan. Namun, ia sudah mengetahui namanya.

"Masih sedang dimintai keterangan, belum ada laporan. Inisialnya RK, belum jelas apakah dia operator, apakah dia guru, apakah dia ASN (aparatur sipil negara) atau non ASN," ujarnya.

 

Usai kejadian itu, RK menjalani pemeriksaan di Polda Banten

"Masih ditangani oleh pihak Polda (sebelumnya). Hanya klarifikasi saja di kantor" kata Kepala UPTD Balai Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (BTIKP) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten Tito Istianto.

Tito enggan membeberkan hasil klarifikasi terkait motif dan tujuan pelaku membocorkan data guru karena masih dalam penanganan tim Cyber Polda Banten.

"Masih ditangani oleh tim siber polda, belum bisa menyimpulkan," ujarnya.

 

Adanya kebocoran ratusan data guru tersebut, membuat Kepala Ombudsman RI Perwakilan Banten Dedy Irsan angkat bicara.

Dedy menilai, bocornya data ratusan guru itu disebabkan SDM di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten yang tak kompeten.

"Kita berpendapat bocornya data pribadi guru di Tangerang menunjukkan kurang kompetennya sumber daya manusia (SDM) di Dindikbud Banten. Sebab, pengelolaan data kepegawaian harus dilakukan oleh pegawai yang kompeten," ujar Dedy, melalui keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (9/10/2021).

Agar kejadian tak terjadi lagi, Dedy pun meminta agar Disdikbud Banten berbenah dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait kebocoran data tersebut.

Selain itu, ia juga meminta Polda Banten untuk mengusut kebocoran data ratusan guru SMA itu hingga tuntas.

"Pihak yang telah mengunggah data guru tersebut serta atasannya yang bertanggung jawab harus mendapat sanksi. Sebab telah merugikan orang banyak" ujarnya.

 

(Penulis : Kontributor Serang, Rasyid Ridho | Editor : David Oliver Purba)

https://regional.kompas.com/read/2021/11/09/113200978/fakta-data-815-guru-di-banten-bocor-pelaku-ternyata-orang-dalam-diperiksa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke