Salin Artikel

Gelang dan Tali Masker Kopi Karya Joglo Ayu Tenan Jadi "Best Seller" di YIA

Pemilik Joglo Ayu Tenan, Rahayu Dwi Astuti menjelaskan makna di balik nama Joglo Ayu Tenan.

Joglo merupakan sebuat tempat, sementara ayu adalah cantik.

Kemudian, tenan berarti benar.

Apabila digabung, Joglo Ayu Tenan yang dibangun pada 2015 ini bermakna tempat yang melahirkan karya-karya yang benar-benar cantik.

Yayuk, sapaan akrab Rahayu, telah membuat berbagai macam aksesoris mulai dari 2009.

Aksesoris seperti kalung, gelang ia ciptakan sejak saat itu.

Seiring waktu, produk-produk aksesoris karya Yayuk berkembang.

Bahan yang digunakan juga tergolong unik, tidak lazim digunakan sebagai aksesoris.

Seperti gelang yang berbahan biji kopi, dan kalung berbahan limbah kepompong ulat sutra.

Gelang berbahan kopi ini menjadi salah satu produk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang terlaris yang dijual di Yogyakarta International Airport (YIA).

Seperti diketahui, di YIA terdapat sentra khusus UMKM yang di dalamnya terdapat gerai Joglo Ayu Tenan.

Yayuk menceritakan, awalnya ia diminta oleh salah satu gerai kopi untuk membuat sebuah cendera mata yang berbahan dasar biji kopi. 

Ia mengakui tidak memiliki pengalaman membuat sebuah gelang dengan bahan dasar biji kopi.

"Awalnya kesulitan, karena tidak punya pengalaman melubangi biji kopi. Lalu, kami mencari informasi melalui YouTube, bagaimnaa cara melubangi biji kopi," ujar Yayuk saat ditemui di Joglo Ayu Tenan, di Pogung, Sleman, Jumat (5/11/2021).


Setelah berselancar di dunia maya, Yayuk mendapatkan ide, yakni melubangi biji kopi dengan mata bor yang berukuran kecil.

Lalu, biji kopi dirangkai dengan benang hingga membentuk sebuah gelang.

Saat masa pandemi Covid-19 ini, penjualan di YIA sempat tersendat karena penutupan bandara.

Tetapi hal itu tidak membuat Yayuk patah semangat. Justru pada saat pandemi, ia membuat sebuah produk baru, yakni strap mask atau tali masker dengan aksen biji kopi.

Dalam paket penjualan strap mask diberikan secarik kertas yang berisi penjelasan asal muasal biji kopi.

Dengan begitu, pembeli sekaligus mendapatkan edukasi soal asal biji kopi.

"Jadi di kertas ini tertulis cerita biji kopi, misalnya ini biji kopi berasal dari Pegunungan Menoreh. Lalu, ada tulisan 'strap mask ini semoga bisa menemani hari-hari kalian dalam menajalankan protokol kesehatan'. Ini menjadi wow banget buat pembeli," kata dia.

Satu gelang ia jual dengan harga Rp 60.000. Sedangkan strap mask dijual dengan harga Rp 100.000.

Saat mengembangkan usahanya ini, Yayuk pernah mengalami berbagai kendala seperti kesulitan modal.

Permasalahan itu menemui titik terang ketika karya Joglo Ayu Tenan menyabet gelar best of the best di ajang Inacraft pada 2017.

"Untungnya pada tahun 2017 menang karena craft eco print. Lalu, tahun 2018 menjadi mitra binaan Pertamina," kata dia.

Saat pandemi ini, dirinya mengandalkan penjualan melalui berbagai toko daring serta didukung toko fisik.

"Sebulan bisa jual 100 buah, kita jual melalui marketplace, hotel dan Bandara YIA. Di YIA yang best seller ya kopi-kopian ini," kata dia.

Bahan kopi sendiri didapatkan dari coffee shop yang dekat dengan Joglo Ayu Tenan.

Biji yang dipilih adalah biji kopi cacat yang tidak layak untuk produksi di coffee shop, sehingga bisa menaikkan nilai bahan-bahan dasarnya.

Untuk memperluas pasar Joglo Ayu Tenan, Yayuk sedang menjajaki penjualan di luar negeri, seperti di Jepang dan Belanda.

"Sekarang jual lewat online. Awalnya enggak mengurus penjualan online. Tetapi setelah terjun, banyak kelas-kelas online. Sekarang baru menjajaki pasar di Jepang dan Belanda," kata Yayuk.

https://regional.kompas.com/read/2021/11/06/102242778/gelang-dan-tali-masker-kopi-karya-joglo-ayu-tenan-jadi-best-seller-di-yia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke