Salin Artikel

Eksplorasi Lanjutan Kapal Van der Wijck Selesai Dilakukan, Ini Langkah yang Dilakukan Bupati Lamongan

LAMONGAN, KOMPAS.com - Eksplorasi lanjutan kapal Van der Wijck telah selesai dilakukan, Tim berhasil mengabadikan gambar bawah laut yang diprediksi kuat merupakan bangkai kapal Van der Wijck, yang tenggelam pada tahun 1936.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi mengatakan, sebelum menentukan langkah lanjutan mengenai agenda ke depan kapal Van der Wijck, pihaknya bakal lebih dulu berkoordinasi dengan banyak pihak terkait.

Sebab, bila itu dipastikan kapal Van der Wijck, sudah pasti akan menjadi penemuan besar.

"Kami akan koordinasikan dulu, langkah ke depan seperti apa. Saya akan bertemu dengan pihak-pihak terkait, Kemendikbud dan Ditjen, termasuk Kementerian Perhubungan, juga Koarmatim (Koarmada II) TNI AL. Karena saya yakin itu penting (penemuan kapal Van der Wijck)," ujar Yuhronur kepada awak media, di sela agenda penyambutan atlet Lamongan peraih medali di PON Papua, Sabtu (23/10/2021).

Untuk mengenang tenggelamnya kapal di perairan Brondong yang tercatat 28 Oktober 1936, sekaligus menghormati jasa nelayan Brondong dan Blimbing dalam menolong awak dan penumpang kapal Van der Wijck, pemerintah Hindia Belanda kemudian mendirikan monumen.

Bangunan tugu tersebut berada di halaman Kantor Pelabuhan Brondong, Lamongan.

Monumen itu tersusun tiga lantai, dengan pada lantai kedua terdapat balkon yang menghadap ke arah laut. Adapun bangunan tugu berukuran sekitar 2,5x3 meter, dengan tinggi sekitar 10 meter. Terdapat dua plakat yang tertempel di bangunan tugu, dengan berbahasa Indonesia yang masih ejaan lama dan bertulis dalam Bahasa Belanda.

"Awalnya itu kan sebagai mercusuar. Tapi kemudian menjadi tugu monumen, sebagai ucapan pemerintah Hindia Belanda kepada penolong. Juga ada foto-fotonya, cuma saya sendiri belum sempat melihat foto-fotonya itu," kata Yuhronur.

Pada plakat yang berada di sisi barat, bertuliskan Bahasa Indonesia dalam ejaan lama 'Tanda Peringatan kepada Penoeloeng-Penoeloeng Waktoe Tenggelamnja Kapal van der Wijck DDC 19-20 Oktober 1936'.

"Pada tahun 1936 itu kan kita belum merdeka, tapi kenapa masyarakat waktu itu mau menolong padahal itu kapal penjajah? Itu kan menunjukkan empati, rasa ingin menolong sesama dan itu sudah terlihat sejak dulu. Bukan lagi melihat itu penjajah," tutur Yuhronur.

Sementara pada plakat di sisi timur, bertuliskan dalam Bahasa Belanda 'Martinus Jacobus Uytererk Radiotelegrafist Aan Boord S.S Van Der Wijck 20 Oktober 1936 Hij Bleef Getrouw Tot In Den Dood Zijn Nagedachtenis Zij Eere. Zijne Vrienden'.

"Makanya, akan kami koordinasikan bagaimana pemanfaatan tempat itu. Karena ini penemuan yang sangat besar, patut kami memberikan apresiasi," ucap Yuhronur.

Tenggelamnya kapal mewah yang dibuat di galangan kapal Feijenoord, Rotterdam, Belanda, pada tahun 1921 tersebut, mengilhami Buya Hamka dalam menulis novel tenggelamnya kapal Van der Wijck. Dengan pada 2013, dibuat sebuah film yang mengangkat cerita tenggelamnya kapal tersebut berdasarkan novel Buya Hamka.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/23/224804978/eksplorasi-lanjutan-kapal-van-der-wijck-selesai-dilakukan-ini-langkah-yang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke