Salin Artikel

Abaikan Nyinyiran, Wasil Sukses Modifikasi Mobil Manual agar Bisa Dikendarai Difabel

Lantaran kedua kakinya, tidak dapat berfungsi dengan semestinya seperti layaknya orang normal pada umumnya.

Namun di balik keterbatasan yang dimiliki, membuat Wasil berpikir untuk tidak bergantung kepada orang lain.

Salah satunya mengendarai mobil sendiri tanpa bantuan sopir, yang itu kemudian menginspirasinya untuk melakukan modifikasi.

"Mungkin kalau mobil matic sudah atau malah banyak, tapi ini mobil (transmisi) manual, dengan saya memiliki keterbatasan pada kedua kaki," ujar Wasil saat ditemui selepas menjalani vaksinasi dosis kedua di MINU Trate Putri Gresik, Minggu (17/10/2021).

Wasil mengatakan, butuh waktu sekitar tiga bulan untuk mendapat rancangan yang diharapkan pada mobil Suzuki Ertiga lansiran 2017 miliknya.

Dengan eksperimen demi eksperimen dilakukan sendiri, hingga akhirnya mendapat hasil yang diharapkan.

Wasil lantas mencontohkan, pada saat awal memodifikasi pada bagian kopling persneling.

Kala itu, ia masih kurang tepat dalam penempatan posisi, sehingga hasilnya dirasa tidak maksimal.

"Sebelumnya saya gunakan besi bentuk Z, tapi ketika saya coba ditekan itu enggak habis, masih ada sisa. Bahkan, sempat mesin mobil itu malah mati saat dikendarai, tapi dengan model sekarang sudah aman, Alhamdulillah lancar," kata Wasil.

Bapak tiga orang anak ini menjelaskan, hanya memodifikasi bagian kemudi berikut komponen pendukung seperti rem dan kopling persneling sehingga mobil dapat dikendarai olehnya, yang merupakan seorang difabel.

"Untuk mesin tidak ada yang saya ubah, masih bawaan pabrik. Sekarang sudah enak dan nyaman, sudah bisa saya bawa kemana-mana," tutur Wasil.


Dapat nyinyiran

Ketika pertama kali mengungkap ide untuk mengubah mobil dengan transmisi manual miliknya, sehingga nyaman untuk dikemudikan sendiri, Wasil sempat ditertawakan banyak orang.

Bahkan, ada yang mengaku tidak percaya bila Wasil nantinya mampu melakukan modifikasi.

"Orang-orang awalnya ya banyak yang tidak percaya, mereka rata-rata ngomong opo yo iso (apakah bisa). Sebab mereka menilai, ini mobil manual dan bukan model matic (automatic). Tapi Alhamdulillah, saya mampu membuktikannya," kata Wasil.

Wasil bekerja keras untuk dapat membuktikan idenya, dan sekaligus membantah nyinyiran orang.

Dengan pekerjaan modifikasi dilakukannya sendiri, tanpa melibatkan pihak atau orang lain. Karena Wasil yakin, ide tersebut bisa diaplikasi untuk mobil yang menggunakan transmisi manual.

"Saya buatnya kemarin itu habis sekitar Rp6 juta, karena belum tahu polanya dan masih eksperimen. Tapi kalau sekarang disuruh buat lagi, ya paling habis Rp600 ribu untuk beli bahan-bahannya," tutur Wasil.

Dengan keberhasilan Wasil membuktikan ide yang diusung, dirinya mengaku tidak lagi ada orang yang nyinyir.

Bahkan, rata-rata orang yang melihat memberikan pujian dan salut atas kreativitas yang ditunjukkan oleh Wasil, yang berhasil memodifikasi mobil dengan transmisi manual cukup nyaman untuk dikendarai oleh para penyandang disabilitas.

Ditentang keluarga

Tidak hanya orang lain, tapi pihak keluarga awalnya juga sempat menentang ide Wasil untuk memodifikasi kemudi berikut komponen pendukungnya.

"Keluarga awalnya ya ketakutan, khawatir terjadi sesuatu di jalan, dengan menyarankan agar memakai bantuan sopir saja. Tapi saya tetap bersikeras, hingga akhirnya berhasil membuktikan jika ini aman dan tidak seperti yang dibayangkan," ucap Wasil.

Wasil mengaku, sudah membawa mobil miliknya yang dilakukan modifikasi tersebut mengunjungi beberapa kota di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Termasuk, mengajak serta keluarga menumpang dalam mobil dengan disopiri oleh Wasil sendiri.

"Sudah pernah saya pakai ke Solo, Madura, Yogyakarta, Kediri juga, sebab anak kedua saya mondok (pondok pesantren) di Kediri. Malah ke Surabaya hampir setiap minggu. Alhamdulillah enggak pernah ada kendala," kata Wasil.

Melihat kondisi ini, keluarga Wasil kini sudah mulai bisa menerima dan perlahan tidak lagi ketakutan saat menggunakan mobil dengan Wasil sebagai sopirnya.

Terlebih, Wasil juga mengaku sudah mengantongi Surat Izin Mengemudi (SIM) dari pihak kepolisian.

"Bahkan saking inginnya mewujudkan ide ini, saya sampai ngelas (melakukan pengelasan) dan mengerjakan modifikasi itu hampir setiap hari selama tiga bulan pengerjaan," tutur Wasil.

Kini dirinya bisa menjalankan mobil sendiri tanpa bantuan sopir.

Bahan yang dibutuhkan untuk melakukan modifikasi tersebut meliputi, pipa besi galvanis, besi siku, pipa PVC untuk tuas gas, kemudian stang dan rem sepeda angin untuk menunjang gas, knock, serta besi yang diletakkan di atas bagian kemudi untuk memudahkan akselerasi ketika mobil hendak parkir.

"Untuk besi ini yang saya tempatkan di atas setir, ketika dipadukan knock ini memudahkan saat mobil akselerasi," kata Wasil.

Sementara tuas dari pipa PVC, dikatakan oleh Wasil, dapat ditarik pada saat jalanan tengah lenggang seperti ketika berada di jalan tol.

Begitu juga saat di tanjakan dan turunan, yang itu dikatakan oleh Wasil tidak lagi menjadi kendala pada saat dirinya mengemudikan mobil.

"Paling utama itu ya pipa besi galvanis yang menjadi dasar tumpuan ini, harus kuat. Sehingga dengan begitu, menunjang komponen lain berjalan sesuai harapan," tutur Wasil.

Penderita polio

Wasil menceritakan, dirinya mengalami polio sejak berusia 2 tahun. Kendati awalnya Wasil mengaku, diberkahi oleh fisik normal.

Namun pada saat berusia 2 tahun, serangan polio mulai diderita oleh Wasil, yang membuatnya tidak dapat memfungsikan kedua kaki hingga saat ini.

"Kata ibu, usia saya waktu itu 2 tahun. Badan panas setelah disuntik oleh mantri, entah kenapa tiba-tiba saya waktu itu tidak lagi bisa menggerakkan kaki. Padahal bagian tubuh lainnya seperti tangan dan leher, bisa digerakkan," kata Wasil.

Wasil menjelaskan, pihak keluarganya sudah mencoba mengusahakan pengobatan bagi dirinya ke beberapa tempat yang dipercaya bisa mengembalikan ke bentuk normal.

Beragam upaya dilakukan, baik secara medis maupun non medis.

"Termasuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya. Tapi ya memang Allah berkehendak seperti ini, jadi disyukuri, dinikmati saja," tutur Wasil.

Ketimbang meratapi nasib, Wasil mencoba untuk mensyukuri karunia yang diberikan oleh Sang Pencipta, dengan siap membantu bagi sesama difabel yang membutuhkan.

Termasuk, bagi difabel yang ingin mobil dengan transmisi manual miliknya dilakukan modifikasi seperti yang telah diaplikasi di mobil Suzuki Ertiga milik Wasil.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/17/164121778/abaikan-nyinyiran-wasil-sukses-modifikasi-mobil-manual-agar-bisa-dikendarai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke