Salin Artikel

Stunting di Kota Tasikmalaya Tinggi Selama Pandemi, Ini Penyebabnya

Peningkatan angka stunting mencapai 17,58 persen selama masa pandemi hingga Oktober 2021.

Jumlah angka stunting di Kota Tasikmalaya saat ini telah mencapai 5.290 balita.

"Dengan jumlah 5.290 balita di 69 kelurahan, tersebar di 10 kecamatan. Para balita yang mengalami stunting paling banyak karena asupan makanan tidak sesuai kebutuhan gizi, dan paling banyak di Kecamatan Tamansari, Cibeureum, Indihiang dan Cipedes," ujar Kepala Dinkes Tasikmalaya Uus Supangat, Kamis (14/10/2021).

Menurut Uus, meningkatnya angka stunting disebabkan oleh daya beli masyarakat yang menurun.

Uus mengatakan, Pemkot Tasikmalaya melalui Dinkes selama ini terus berupaya menurunkan angka stunting di wilayahnya.

Salah satunya meningkatkan daya beli masyarakat dengan menumbuhkan kembali roda perekonomian.

Saat ini, pembatasan mulai dikurangi bersamaan dengan menurunnya angka penyebaran Covid-19.

"Salah satunya dengan menggerakan seluruh dinas di Kota Tasikmalaya dan lembaga BUMN di Kota Tasikmalaya. Soalnya, penanganan stunting tidak bisa dilakukan oleh Dinkes saja, tetapi perlu intansi lainya seperti Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan, Dinas Disperindag, untuk bersama-sama terutama menurunkan dan menekan angka tersebut selama pandemi terjadi," kata Uus.

Selain Dinkes juga melaksanakan kampanye gizi, program kesehatan, dan gizi berbasis masyarakat.

"Pencegahan stunting sekarang ini perlunya dilakukan mulai dari seribu hari pertama kehidupan bayi, dari janin (0 bulan) sampai dengan usia 2 tahun. Setiap ibu hamil minimal diperiksa 4 kali selama kehamilan. Diberikan tablet tambah darah (Fe) minimal 90 tablet selama kehamilan, serta perlu diberi asupan gizi tambahan bagi ibu hamil," kata dia.

Hal lain yang bisa dilakukan seperti penyuluhan gizi seimbang pada ibu hamil, promosi inisiasi menyusui dini (IMD), promosi memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif sampai usia bayi 6 bulan.

Namun, stunting juga bisa dipengaruhi faktor lingkungan seperti perilaku bersih keluarga kurang bagus, sanitasi air yang tidak bersih, dan jamban yang tidak sehat.

"Masalah lingkungan sendiri juga bisa menimbulkan penyakit, menyebabkan gizi ibu hamil menjadi tidak baik dan berpengaruh kepada stunting," ujar dia.

Pemkot Tasikmalaya menargetkan penurunan angka kasus stunting pada 2024.

Hal itu sudah tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2024.

"Kita targetkan sesuai RPJMD, angka kasus nol stunting pada 2024," kata Uus.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/14/153833778/stunting-di-kota-tasikmalaya-tinggi-selama-pandemi-ini-penyebabnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke