Salin Artikel

Selain Keindahannya, Makanan Khas Danau Toba Juga Berpotensi Menarik Wisatawan

Selain keindahannya, makanan khas Danau Toba juga tak kalah unik, dan bisa jadi magnet lain dalam menggaet wisatawan berkunjung. 

Hal itu disampaikan Anggota Komisi X DPR RI dr Sofyan Tan saat memberi kata sambutan secara virtual di Konferensi Internasional “Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity” yang digelar di TB Silalahi Center, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, Rabu (13/10/2021).

Menurut dia, pariwisata menjadi salah satu sektor penting untuk masa depan bangsa Indonesia, khususnya di Sumatera Utara yang diberi hadiah dari Tuhan yaitu Danau Toba dengan keindahan yang luar biasa.

Makanan khas yang unik

Keunikan lain di Danau Toba ini, masyarakatnya juga beragam dari berbagai agama, suku dan ras dengan budaya yang berbeda-beda. Tentunya, menampilkan kuliner khas yang juga unik. 

"Dilihat dari unsur keindahan, kita sudah tidak ada taranya, artinya ini danau yang terindah di dunia. Kalau dilihat dari sudut culture, luar biasa," katanya. 

"Soal makanan, kita punya daya tarik. Toba punya keunikan, kalau selama ini yang membuat pedas adalah cabai, di Toba kita memiliki andaliman."

"Kalau bicara makanan yang menarik dan natural, kita punya ikan arsik yang dimasak dengan sangat ramah lingkungan. Ada lagi Naniura yang mirip Sashimi khas Jepang," tutur Sofyan.

Keunikan destinasi wisata alam dan kebudayaan

Semua keunikan tersebut, menurut dia, adalah modal untuk mendatangkan wisatawan. Sebab dari kajian yang dibacanya, turis asing datang ke Indonesia karena budayanya, persentasenya sekitar 70 persen.

Untuk itu, penting bagi pemerintah untuk mengangkat destinasi wisata dengan unsur-unsur yang berbasis alam dan kebudayaan.

Keberhasilan Kaldera Toba atau yang terkenal dengan Danau Toba menjadi UNESCO Global Geopark (UGG), lanjutnya, membuktikan bahwa kawasan ini memiliki kaitan geologis dan warisan tradisi yang erat dengan masyarakat lokal, khususnya kebudayaan dan keanekaragaman hayati.

Selain itu, Danau Toba juga memiliki tiga unsur utama sebagai Global Geopark yaitu geodiversity, biodiversity dan cultural diversity. Artinya, keragaman bumi, konservasi lingkungan serta ilmu kebumian tetap terjaga. Hal itulah yang akan menarik wisatawan. 


Sebagai informasi, Konferensi Internasional “Heritage of Toba: Natural and Cultural Diversity” Kemenparekraf dan Kompas Group menjadi ruang diskusi berbagai ilmu mulai dari geologi, ekowisata, lingkungan, antropologi, pariwisata hingga seni budaya.

Setiap narasumber merupakan pakar yang menguasai konsep biodiversity, geodiversity, cultural diversity serta pengembangan tempat wisata yang berwawasan lingkungan.

Seratusan tamu undangan mengikuti acara secara luring (offline), mereka adalah; tokoh masyarakat, pelaku usaha, pelaku wisata, budayawan, seniman, komunitas gerakan akar rumput pemberdayaan masyarakat, akademisi, mahasiswa dan media massa.

Kemudian, sekitar 500-an peserta dari seluruh dunia hadir secara daring. Pelaksanaan kegiatan menerapkan protokol kesehatan yang ketat sesuai panduan cleanliness, health, safety, environment sustainability (CHSE) MICE dari Kemenparekraf.

Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) lokal turut berpartisipasi, mereka menampilkan produk-produk ekonomi kreatif khas mulai fashion, kriya dan kuliner.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/14/131646178/selain-keindahannya-makanan-khas-danau-toba-juga-berpotensi-menarik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke