Salin Artikel

[POPULER NUSANTARA] Gempa Guncang Yogyakarta | Polisi Banting Pedemo

KOMPAS.com - Gempa bermagnitudo 4,8 mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Rabu (13/10/2021), sekitar pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 78 kilometer selatan Pacitan, Jawa Timur.

Gempa berkedalaman 55 kilometer ini sempat membuat warga panik dan berhamburan ke luar ruangan.

Berita populer lainnya adalah seputar video viral polisi membanting pedemo di Kompleks Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu.

Dalam video yang beredar, tampak sejumlah pedemo terlibat percekcokan dengan polisi. Mereka juga saling dorong.

Terlihat ada seorang polisi yang mengamankan seorang peserta aksi. Tiba-tiba, polisi tersebut membanting pedemo ke trotoar.

Selang beberapa detik, tubuh pria itu mengalami kejang-kejang.

Berikut adalah berita-berita yang menjadi sorotan pembaca Kompas.com.

Sejumlah daerah di DIY merasakan gempa pada Rabu (13/10/2021), sekitar pukul 12.00 WIB.

Meski gempa berlangsung singkat, tetapi guncangannya membuat warga panik dan berhamburan ke luar ruangan.

Salah seorang warga Kota Yogyakarta, Lutfiana (21), mengatakan, dirinya sempat merasa panik gara-gara banyak orang berteriak ada gempa.

"Paniknya karena orang-orang pada teriak. Tadi sempat mau keluar ruangan juga," ujarnya, Rabu.

Selain itu, guncangan gempa juga membuatnya kaget.

"Kaget saja, rasanya seperti pusing ternyata gempa," ucapnya, di Kantor Gubernur DIY, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta.

Baca selengkapnya: Yogyakarta Diguncang Gempa, Warga Berhamburan ke Luar Rumah

Demonstrasi dalam rangka hari jadi ke-389 Kabupaten Tangerang diwarnai dengan aksi seorang anggota polisi membanting pedemo, Rabu.

Aksi oknum polisi tersebut sempat terekam dalam video.

Buntut polisi banting pedemo, Kepala Kepolisian Resor Kota (Kapolresta) Tangerang Kombes Wahyu Sri Bintoro mengaku bakal melakukan evaluasi melalui tim Profesi dan Pengamanan mengenai SOP pengamanan massa.

Hasil evaluasi itu bakal dijadikan bahan untuk menindak anggotanya bila terbukti melakukan kesalahan standard operasional prosedur.

"Tidak ada kekerasan, kalau masih ada berarti oknum anggota tersebut akan saya tindak tegas," ungkapnya, Rabu.

Wahyu juga menjelaskan, pedemo yang dibanting oleh anak buahnya sudah diperiksa oleh tim medis.

"Sudah saya bawa ke RS Harapan Mulia untuk dilakukan pemeriksaan medis. Hasil rontgen kondisinya tidak ada fraktur (keretakan) dan kondisi baik," tuturnya.

Baca selengkapnya: Detik-detik Polisi Piting dan Banting Mahasiswa Pedemo di Tangerang ke Trotoar sampai Kejang-kejang

Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sumatera Utara (Sumut) Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak membeberkan perkembangan kasus dugaan penganiayaan pedagang oleh preman di Pasar Gambir, Tembung, Deliserdang.

"(Konferensi pers ini) Dalam hal penanganan perkara saling lapor antara Ibu Gea selaku selaku pedagang sayur yang merasa hak dan dirinya teraniaya kemudian melaporkan kejadian yang terjadi pada tanggal 5 September di Polsek Percut Sei Tuan. Di mana terjadi perkelahian antara Ibu Gea dan Beni beserta teman-temannya,” terangya, Selasa (12/10/2021) malam.

Menurut Panca, kasus ini akhirnya ditarik ke Polda Sumut dan Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Medan.

Mengenai perkara untuk laporan BS terhadap LG bakal ditarik ke Polda Sumut. Sedangkan, untuk laporan LG juga ditarik ke Polrestabes Medan

Penarik kasus dari Kepolisian Sektor (Polsek) Percut Sei Tuan ke Polda Sumut supaya lebih jelas. Ia menambahkan, Polda Sumut juga telah membentuk tim khusus.

Dengan ditariknya penanganan kasus dugaan penganiayaan ini ke Polda Sumut dan Polrestabes Medan, diharapkan kasus ini tidak lagi menjadi polemik dan bisa memenuhi rasa keadilan bagi semua pihak.

Baca selengkapnya: Kapolda: Kasus Penganiayaan Pedagang Pasar, Puncak Gunung Es Premanisme di Sumut

Polres Pasuruan menangkap dan kemudian menahan dua warga negara (WN) Bulgaria, VBD (38) dan PPB (41).

Keduanya berurusan dengan pihak berwajib lantaran terlibat kasus dugaan pencurian uang nasabah bank dengan modus skimming.

Mereka memasang alat skimming di anjungan tunai mandiri (ATM) yang berada di Jalan Sultan Agung, Pasuruan. Pelaku memasang alat tersebut sejak 26 Juli hingga 31 Juli 2021.

ATM di lokasi tersebut kerap didatangi oleh nasabah. Atas perbuatan mereka, 29 nasabah menjadi korban.

"Dua tersangka ini memasang alat skimming di mulut ATM dan micro cam (kamera kecil) di atas tombol PIN. Dengan begitu, tersangka bisa mengetahui identitas kartu ATM nasabah dan PIN ATM pada saat dipencet," beber Kapolres Pasuruan Kota AKBP Arman dalam siaran pers, Selasa.

Baca selengkapnya: 2 WN Bulgaria Pasang Alat Skimming di ATM, 29 Nasabah Jadi Korban, Data Direkam dan Dikirim ke Luar Negeri

Pesawat Wings Air nomor penerbangan IW1878 tujuan Bima terpaksa putar balik dan mendarat kembali di Bandara Lombok, Selasa (12/10/2021).

Setelah terbang selama 20 menit, pesawat yang membawa 62 penumpang itu kembali mendarat di Bandara Lombok pada pukul 16.26 Wita.

Humas Bandara Lombok Arif Haryanto menuturkan, pesawat Wings Air melakukan RTB (return to base) karena alasan air pressure trouble.

"Artinya, kalau lihat ATD (actual time of departure) dan ATA (actual time arrival) setelah terbang sekitar 20 menit, pilot memutuskan untuk mendarat kembali ke bandara asal (RTB) karena alasan air pressure trouble," sebutnya dalam siaran pers.

Detik-detik pesawat mendarat terekam dalam live Facebook seorang penumpang.

Penumpang mengatakan, peristiwa tersebut terjadi diduga karena ulah penumpang yang duduk di bagian depan memegang tuas pintu darurat, sehingga sedikit terbuka.

Baca selengkapnya: Diduga Tuas Pintu Darurat Ditarik Penumpang, Pesawat Wings Air Terpaksa Mendarat di Lombok, Ini Kronologinya

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Yogyakarta, Wisang Seto Pangaribowo; Kontributor Banten, Acep Nazmudin; Kontributor Medan, Dewantoro | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief, David Oliver Purba, Aprillia Ika, Rachmawati)

https://regional.kompas.com/read/2021/10/14/060600978/populer-nusantara-gempa-guncang-yogyakarta-polisi-banting-pedemo

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke