Salin Artikel

Soal Dugaan Kecurangan pada Atlet Binaraga di PON, Ini Tanggapan KONI Jatim

Mereka menilai juri tidak bersikap sportif dalam memutuskan hasil akhir.

Pernyataan itu dikemukakan oleh Sekretaris Umum KONI Jatim Suwanto.

Suwanto mengaku, keputusan juri pada para atletnya yang dinilai sangat potensial untuk membawa pulang medali emas ke Jawa Timur, dinilai kurang adil.

Dia mengatakan, saat pertandingan laga final di Auditorium Universitas Cendrawasih, ada kecurangan yang terjadi.

Bentuk dugaan kecurangan

Suwanto menuturkan, dirinya memperoleh informasi dari kepala pelatih Raja Saihan.

Atlet yang bernama Misnadi misalnya, yang sebenarnya sudah mendapat medali di kelas 70 kg, namanya tahu-tahu tidak dipanggil saat akan naik panggung untuk menerima medali.

Padahal akselerasi Misnadi sangat baik.

Tidak hanya dialami oleh Misnadi, dugaan kecurangan juga diduga terjadi pada atlet Komara yang bertanding di kelas 80 kg.

Komara yang sudah menjadi atlet andalan Jatim karena empat kali meraih medali emas di ajang PON, juga gagal mempersembahkan medali emas karena dikalahkan keputusan dewan juri.

"Kata pelatih yang saat itu menyaksikan, sempat ricuh di arena pertandingan. Pelatih kami pertanyakan keputusan dewan juri, pelatih dan ofisial kami minta data penilaian dibuka agar transparan. Tapi dewan juri tidak bisa memberikan jawaban dan malah mengadu ke petugas keamanan," kata Suwanto sembari menceritakan informasinya.

Suwanto mengamini keputusan kepala pelatih Raja Saihan yang melakukan protes kala itu hingga mengembalikan medali perunggu yang telah didapatnya.

"Itu kan sudah dilakukan itu oleh pelatihnya. Untuk medalinya, medali perunggu sudah dikembalikan kepada panitia," kata dia saat dikonfirmasi via telepon selulernya, Senin (11/10/2021).


Suwanto menjelaskan, roh kompetisi yang diselenggarakan di bumi Papua itu adalah sportivitas.

Apalagi, Presiden Jokowi menyampaikan ajang PON sebagai ajang mempererat tali persaudaraan.

"Kita kan maunya ya sportivitaslah, inikan sport (olahraga) karena sport ini ya kuncinya hanya satu, harus menjunjung tinggi sportivitas bukan untuk yang lain," pinta Suwanto.

Bagi Suwanto, pengembalian medali yang dilakukan oleh pelatih dan ofisial kala itu adalah bentuk keputusan tegas.

"Saya yakin mereka-mereka yang paham. Pelatih dan ofisial itu paham semua dan itu keliaatan itu," cetusnya.

Karena kesal, menurut Raja, tim binaraga Jatim mengembalikan dua medali perunggu yang didapat di kelas 65 kg atas nama Kariyono dan 80 kg atas nama Komara Ditayana.

"Atlet-atlet kita apa lagi dulu-dulunya atlet ini bukan atlet sembarangan, dari kualitas sudah kelihatan mereka peraih emas berkali-kali di PON. Sehingga orang pun akan tahu kualitas ini," beber dia.

KONI Jatim pasrahkan sepenuhnya pada dewan hakim

Atas kejadian tersebut Suwanto telah memasrahkan sepenuhnya pada dewan hakim untuk menelusuri.

"Nanti biar dewan hakim lah yang ngurus itu, yang kita minta juga dewan hakim nanti harus sportif juga," tegas pinta Suwanto.

Dia tidak akan melakukan komunikasi kepada dewan hakim, sebab dewan hakim otomatis menjadi pihak yang memberikan keadilan ketika ada hal kejanggalan seperti ini.

"Kita tidak perlu ada komunikasi dengan mereka. Karena mereka yang mengadili. Kalau ini nanti dinilai salah, maka dewan hakim akan melihat fakta-fakta yang terjadi di lapangan, bisa jadi mereka memutar rekaman video dan sebagainya dan pastinya akan melihat sendiri," urai dia.

"Saya kira ayolah kita sama-sama menjunjung sportivitas, melihat potensi kualitas atlet pada saat di lapangan. Harus objektif. Jangan sampek enggak objektif," imbuh dia.

Suwanto, mengaku sangat legowo jika atletnya dinyatakan kalah namun berdasarkan hasil yang objektif. 

"Bayangkan saja kami berlatih pun sudah cukup lama bukan hanya berlatih asal-asalan. Kita ini menjalankan latihan di puslatda ini empat tahun lho untuk persiapan PON saat ini. Jadi putuskan secara objektif dan junjung sportivitas," pungkas dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/11/194753378/soal-dugaan-kecurangan-pada-atlet-binaraga-di-pon-ini-tanggapan-koni-jatim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke