Salin Artikel

Melirik Usaha Budidaya Kepiting Renjong, Pangsa Pasar Besar, Masa Panen Singkat, Omzet hingga Rp 12 Juta Per Bulan

Walau baru setahun dijalani, usahanya sudah mulai berkembang. Dalam sebulan, usaha ini bisa menghasilkan keuntungan Rp 10 juta-Rp 12 juta. 

Jika sebelumnya ia hanya dibantu keluarga, kini dirinya memiliki 10 orang tenaga kerja untuk bersama-sama membudidayakan kepiting. 

Erwin juga sudah bisa merilis sekitar 800 ekor benih kepiting ke kolam yang telah disiapkan.

Masa panen cepat, harga mahal, pangsa pasar menjanjikan, 

“Saya memilih usaha pembesaran kepiting ini karena melihat pangsa pasar yang menjanjikan dengan harga yang lumayan bagus," kata Erwin kepada Kompas.com melalui telepon, Minggu (10/10/2021).

"Selain itu, konsumen seafood khususnya kepiting juga banyak, masa panen juga tidak terlalu lama kurang lebih tiga bulan sudah bisa ada hasilnya,” lanjutnya. 

Pangsa pasar kepiting sangat menjanjikan tersebut, terutama untuk memenuhi kebutuhan wilayah Batam dan Karimun.

Di Batam, ada permintaan 500 kg kepiting per hari, sementara dari Karimun ada permintaan 100 kg kepiting per hari. 

"Pasar terbesar di Batam. Untuk Batam kami belum mampu memenuhinya. Saat ini hanya bisa memasok sekitar 20 kg kepiting per harinya." kata Erwin. 

Harga jual kepiting ini sekitar Rp 200.000 per kg untuk wilayah Batam. Sementara untuk wilayah Karimun Rp 150.000 per kg. 

Sebagai gambaran, satu kg berisi sekitar lima hingga enam ekor kepiting renjong. 

Beli bibit dari luar daerah

Untuk memulai usaha ini, awalnya, Erwin harus mengambil bibit kepiting dari luar daerah. Hal itu karena bibit kepiting lokal masih minim.

Ia harus merogoh kocek Rp 30 juta untuk modal awal, antara lain untuk pembuatan kolam, pembelian bibit dan penyediaan pakan. 


 

Dapat bantuan modal

Ia kemudian dibantu UPT Dinas Perikanan untuk bisa melakukan teknik pembibitan kepiting. 

Namun dalam perjalanannya, ia menemukan kendala modal dan pakan. 

Gara-gara kendala modal, Erwin sempat menunda untuk bisa menambah kolam dan bibit. “Modal awal yang pas-pasan, jadi agak tersendat-sendat usahanya," kata Erwin.

Sementara untuk kendala pakan, pembelian pakan tergantung hasil tangkapan nelayan sekitar. "Bila cuaca tak bersahabat nelayan tidak menjaring (ikan), pasokan pakan jadi agak terganggu," lanjutnya. 

Untungnya, ia kemudian mengajukan proposal pinjaman kemitraan ke PT Timah dan disetujui. Bantuan modal Rp 60 juta pun cair, sehingga kendala modal bisa teratasi.

Dengan uang bantuan itu, ia bisa melakukan pembibitan untuk 800 ekor kepiting. 

"Dari modal itu, potensi pendapatan bisa mencapai ratusan juta, bahkan lebih," kata Erwin. 

Dia juga berbagi cerita mengenai tips menjadi mitra binaan PT Timah hingga dapat modal jutaan rupiah.

"Yang saya rasakan prosesnya tidaklah sulit, cuma kita harus bersabar dan yang penting kita sudah ada usaha yang akan dikembangkan sehingga modal yang kita dapat, benar-benar untuk mengembangkan usaha,” jelas Erwin.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/11/122620978/melirik-usaha-budidaya-kepiting-renjong-pangsa-pasar-besar-masa-panen

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke