Salin Artikel

Sebelum Meninggal Dunia, Aktor Gunawan Maryanto Ingin Menulis Novel

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Teater Garasi Yudi Ahmad Tajudin mengungkapkan, sebelum meninggal dunia, aktor Gunawan Maryanto memiliki keinginan menulis sebuah novel.

"Sebagai penulis dia menulis puisi, cerpen, lakon. Yang belum kesampaian menulis novel. Beberapa tahun ini beberapa kali ngobrol saya belum menemukan waktu nulis novel," kata Yudi ditemui di rumah duka Blok E22, Karangmalang, Caturtunggal, Depok Sleman, Kamis (7/10/2021).

Dikatakan Yudi, saat bertemu Gunawan sempat bercerita bahwa menulis novel memiliki disiplin yang berbeda jika dibanding dengan menulis cerpen.

"Dia bilang ingin nulis novel. Disiplinnya beda banget dengan menulis cerpen," katanya.

Ide lainnya yang belum terwujud adalah membuat program podcast, yang berisi untuk aktor-aktor sepuh atau senior.

Dalam podcast itu, Gunawan ingin mendokumentasikan cara baca, estetika, yang dilakukan aktor-aktor senior.

"Dia sedang rapat untuk program yang dia gagas, idenya dia. Podcast untuk aktor sepuh. Dia hendak mendokumentasikan, cara baca, estetika aktor aktor sepuh. Juga membantu sedikit, karena dia berhasil dapatkan program support dari duta institut," jelas dia.

Namun, saat rapat pembahasan terkait podcast, Gunawan dilarikan ke rumah sakit dan dinyatakan meninggal dunia pada Rabu (6/10/2021) malam.

Yudi bercerita, terakhir bertemu dengan mendiang Gunawan Maryanto adalah pada tanggal 29 September 2021 lalu. Saat itu Dia bersama Gunawan mementaskan pertunjukan teater, yang berisi refleksi teater Garasi beberapa waktu terakhir.

"Minggu lalu 29 September saya terlibat di sana, peristiwa panggung terakhir saya sama dia (Gunawan). Pertunjukan kecil dengan penonton sedikit, direkam," kata dia.

Dalam pertunjukan itu, Gunawan salah satu tokoh yang memberikan refleksi paling terakhir saat pertunjukkan. Refleksi itu berisi soal perjalanan Gunawan bersama Teater Garasi.

"Perjalanan di teater garasi membuat dia berpikir tentang batas. Batas antara seni dan bukan seni. Kenyataan dan panggung. Batas seniman, aktivis, peneliti," ungkap dia.

Pertunjukan terakhir itu belum diberi judul, pertunjukkan yang direkam sedang dalam proses editing yang rencananya akan ditayangkan pada tanggal pada tanggal 17 Desember 2021 secara daring.

"Itu kami bahkan belum buat judul. Pertunjukan reflektif apa yg terjadi di balik panggung, proyek-proyek teater garasi, pikiran, pertanyaan, belum kami beri judul, masih proses editing," kata dia.

Secara pribadi, Yudi telah mengenal Gunawan sudah 27 tahun. Pertemuan awal pada tahun 1994 saat awal-awal didirikannya Teater Garasi.

Yudi mengenal Gunawan sebagai perpustakaan berjalan, karena almarhum sangat paham dengan literatur-literatur terutama sastra Jawa.

"Dia itu perpustakaan berjalan untuk sastra jawa, kebudayaan jawa. Ketika butuh informasi soal itu saya selalu tanya ke dia dulu," ungkap dia.

Yudi menambahkan, karya panggung Gunawan berjudul Repertoar Hujan pada tahun 2001 harus mendapatkan perhatian lebih dari dunia teater.

Karena karya Gunawan Repertoar Hujan memberikan estetika teater yang baru bagi dunia teater Indonesia.

"Salah satu karya panggungnya repertoar hujan 2001 itu kalau dalam sejarah teater indonesia harus dibicarakan, ngasih estetika teater yang baru. Jadi buat kami di samping sosok yang sangat baik, dia baik pada semua orang. Cenderung menghindari konflik. Perekat dinamika kelompok teater garasi," ungkap dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/07/140339778/sebelum-meninggal-dunia-aktor-gunawan-maryanto-ingin-menulis-novel

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke