Salin Artikel

Cerita Serma Prana Belajar Merias dan Menari Jaranan Buto Banyuwangi: Tentara Biasanya Tegak dan Kaku

Prana merupakan anggota TNI AL berpangkat Serma yang bertugas di Denpom Lanal Banyuwangi.

Prana belajar merias wajahnya agar menyerupai Buto. Ada tiga warna menie yang ia goreskan di seluruh wajahnya, yakni merah, putih, dan hitam.

Riasan itu lengkap dengan muka merah bermata besar, bertaring tajam. Kemudian ditambah penutup kepala dengan hiasan rambut panjang dan gimbal.

Setelah itu, ia belajar menari gerak dasar Jaranan Buto bersama penari remaja bernama Agus Aldi Susanto (19).

Dengan diiringi musik pengiring tarian ini, mereka berlatih mengayun dan menggerakkan tangan serta kakinya sesuai alunan musik.

Prana mengatakan, latihan ini sebagai persiapan untuk ditampilkan di Lebanon nanti.

Ia kebetulan terpilih dalam misi perdamaian bersama Satgas Kontingen Garuda XXV di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon, pada Desember 2021.

"Karena keterbatasan waktu jadi kami latihan inti gerakan nanti akan disambung gerakan teatrikalnya," kata Prana di Pesinauan, Selasa (5/10/221).

Saat ini, sejumlah tentara yang terpilih dalam Kontingen Garuda diminta mempelajari tari tradisional di daerah asal masing-masing. Nantinya, salah satu tari akan dipilih untuk ditampilkan sebagai misi budaya.

Sebagai tentara, ia mengatakan menari ternyata tak semudah yang dibayangkan. Kesulitannya menyesuaikan gerakan yang luwes.

"Kita tentara sudah biasa tegak, kaku, kemudian menari dengan gerakan yang luwes, tantangannya di situ malah mengeluarkan energi lebih banyak," kata dia.

Ia mengatakan, tari jaranan buto melambangkan kestaria dengan karakter gagah perkasa. Kesatria itu beranid an pantang menyerah.

Ia berharap tarian yang dipelajarinya ini terpilih dan bisa ditampilkan di Lebanon.

"Biar kebudayaan Indonesia, khususnya Banyuwangi mendunia," kata dia.

Prana menjadi tentara sejak 2006. Mengikuti misi perdamaian di luar negeri merupakan cita-citanya sejak dulu.

Setelah melalui rangkaian tes, mimpinya itu pun terwujud tahun ini.

"Senang sekali dan bangga ini cita-cita saya yang sekarang baru terwujud," kata ayah tiga anak ini.

Sementara itu, Agus merupakan salah satu pemuda yang aktif berkesenian terutama tari -tari tradisional. Agus sudah belajar menari sejak kelas satu Sekolah Dasar (SD).

Ia terbilang mahir dalam mempraktikkan tari tradisional Banyuwangi.

"Tertarik menari untuk merawat tradisi dan uri-uri budaya biar tidak hilang," katanya.

Agus biasanya berlatih menari bersama 20 anak-anak hingga remaja di Pesinauan.

Tempat ini merupakan wadah kegiatan yang digerakkan sejumlah komunitas dan pemuda untuk latihan mocoan lontar yusuf dan gerak dasar tari tradisi.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/06/142325578/cerita-serma-prana-belajar-merias-dan-menari-jaranan-buto-banyuwangi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke