Salin Artikel

Kisah Tiga Pesantren di Sumedang, Tetap Bertahan walau Tak Pungut Satu Rupiah Pun ke Santri

Ketiga pesantren tersebut yakni Roudhotul Mustofa, Al Falah, dan Al Hikmah. Para santri di pesantren tersebut belajar di kelas yang seadanya.

Seperti tempat belajar yang tidak berdinding, hingga kekurangan pondok atau tempat para santri menginap.

Bahkan di antara pesantren tersebut ada yang mengandalkan operasional pesantren dari ternak sejumlah domba. Ketika akan membangun pondok, mereka mengandalkan swadaya masyarakat.

Hal itu karena ketiga pondok pesantren tidak memungut satu rupiah pun pada santrinya alias gratis.

Kalaupun mereka memiliki uang, cukup menyumbang Rp 20.000-Rp 50.000 per bulan untuk tambahan bayar makan dan listrik.

Tak miliki akses untuk dapatkan bantuan pemerintah

Buat ketiga pesantren, yang terpenting anak-anak bisa belajar dan mendapatkan ilmu.

"Kami hanya bisa mengandalkan pembiayaan secara swadaya untuk pengembangan pondok," ujar pimpinan Ponpes Al Falah, KH Encep Dedi saat dihubungi Senin (4/10/2021).

Dana swadaya tersebut berasal dari jaringan alumni maupun masyarakat sekitar. Untuk mendapatkan bantuan dari institusi lain ataupun pemerintah, ia mengaku tidak memiliki akses.

Untuk pengembangan kegiatan usaha para santri, pihaknya mendorong kemandirian ekonomi santri dengan beternak domba, menanam pisang, serta membuat cetakan tahu.

Ternak domba hingga bantuan beras

"Hasilnya digunakan untuk menunjang kegiatan mengaji para santri seperti membeli kitab. Saat ini ada 11 ekor domba yang diternak para santri. Kegiatan UKM ini perlu dikembangkan dalam pembinaan termasuk dukungan modal," beber Encep.

Pengurus Ponpes Al Falah, Lukman menambahkan, untuk kebutuhan makan para santri terkadang pihak ponpes mendapat bantuan pangan seperti beras.

"Tidak semua santri membawa bekal uang atau beras dari rumahnya. Jadi mereka makan apa adanya bareng sama pengurus Ponpes," ucap Lukman.

Sementara itu, pimpinan Ponpes Al Hikmah, KH Didin Muhyidin mengatakan hal serupa. Pihaknya tengah membangun ruang kelas baru secara swadaya untuk kegiatan mengaji 250-an santri.


Santri berprestasi dapat beasiswa PT Telkom

Ia pun menceritakan salah satu santri yang berprestasi, Zaky Muhammad Al Ghony. Zaki juara MTQ 10 juz tingkat provinsi Jabar.

Oktober 2021, Zaky akan berangkat ke Jakarta untuk pembinaan dan bersiap dengan pertandingan tingkat nasional.

"Atas prestasi tersebut, Zaky mendapat bantuan beasiswa dari PT Telkom untuk menempuh ilmu tahfid quran di Ponpes Al Falah, Nagreg, Kabupaten Bandung," ucap dia.

Telkom juga memberikan bantuan berupa komputer ke tiga ponpes tersebut. Ia berharap, BUMN dan institusi lainnya memberikan bantuan berupa pengembangan UMKM.

"Santri di sini maunya beternak kambing, yang sudah kami mulai dengan 20 ekor domba termasuk menyiapkan kebon rumputnya," pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/10/04/194831878/kisah-tiga-pesantren-di-sumedang-tetap-bertahan-walau-tak-pungut-satu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke