Salin Artikel

Muncul Kerajaan Angling Dharma hingga Sunda Empire, MAKN: Tidak Perlu Disikapi Berlebihan

Seperti halnya Sunda Empire dengan Rangga Sasana-nya, hingga yang baru-baru ini muncul yakni Angling Dharma yang dibawa pria paruh baya asal Pandeglang Banten, yang disebut Baginda Iskandar Jamaludin Firdaus.

"Itu saya rasa masyarakat Indonesia sudah cerdas-cerdas ya. Tidak perlu diberi hati, tidak perlu disikapi berlebihan. Karena pada kenyataannya, ada sesuatu di balik kemunculannya yang berujung pada kasus hukum yang telah kita saksikan bersama," ujar Eddy kepada Kompas.com usai opening ceremony Festival Adat Kerajaan Nusantara (FAKN) 1 di kompleks Keraton Sumedang Larang/Gedung Negara Sumedang, Rabu (29/9/2021).

Eddy menuturkan, sejak terbentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), ada 250 kerajaan yang terlibat dalam proses membangun negara.

Dari 250 kerajaan yang telah dipastikan keberadaannya dengan bukti-bukti sejarahnya ini, tidak tercatat adanya kerajaan Sunda Empire hingga Kerajaan Angling Dharma.

"Dari 250 kerajaan yang terdaftar itu, so pasti tidak ada kerajaan Sunda Empire dan Kerajaan Angling Dharma," tutur Eddy.

Eddy menuturkan, ia telah mengoordinasi kerajaan-kerajaan se-Nusantara sejak tahun 1995.

Sebelumnya, kata Eddy, kerajaan di nusantara ini dinaungi oleh Forum Komunikasi Informasi Keraton Nusantara (FKIKN).

"Forum ini sebelumnya sengaja tidak dibuat berbadan hukum, di bawah sekretaris jenderal Gusti Mung dari Keraton Surakarta," sebut Eddy.


Akan tetapi, kata Eddy, seiring bermunculannya organisasi-organisasi kerajaan, maka dari hasil musyawarah diputuskan untuk dibentuk suaru wadah bernama Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN).

"Kami meleburkan diri membuat satu wadah yaitu MAKN ini, yang mana di situ memang yang riil kerajaan," ujar Eddy.

Eddy menambahkan, secara geneologi, kerajaan yang telah tergabung dalam MAKN ini dapat  dibuktikan dan ditelusuri.

Yaitu melalui raja, silsilah, keberadaan keraton, peninggalan pusaka, dokumen, masyarakat adat, hingga kegiatan kebudayaannya.

"Jadi harus dilihat dulu, rajanya masih ada, keratonnya ada, masyarakat adatnya ada, pusaka peninggalannya ada, dan kegiatan adat, tradisi budayanya masih terjaga," kata Eddy.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/29/145836378/muncul-kerajaan-angling-dharma-hingga-sunda-empire-makn-tidak-perlu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke