Salin Artikel

Peternak Duga karena Jokowi, Harga Telur di Blitar Merangkak Naik ke Rp 16.000 Per Kg

BLITAR, KOMPAS.com - Setelah harga jagung turun di kisaran Rp 5.300 per kilogram selama satu pekan terakhir, harga telur merangkak naik hingga tembus Rp 16.000 per kilogram di tingkat peternak di wilayah Kabupaten Blitar.

Ketua Koperasi PUTERA Blitar Sukarman mengatakan, mengawali pekan ini terjadi kenaikan harga telur dari Rp 13.500 menjadi Rp 16.000 per kilogram.

"Hari ini ada kenaikan harga telur menjadi Rp 16.000 per kilogram di kandang," ujar Sukarman, kepada Kompas.com, Senin (27/9/2021).

Kenaikan harga telur, lanjut Sukarman, diduga merupakan dampak pasar dari instruksi Presiden Joko Widodo agar telur dijadikan komponen bantuan pangan non tunai yang dijalankan oleh Kementerian Sosial.

Jokowi, pada pertemuan dengan perwakilan peternak ayam petelur termasuk dirinya pada Rabu (15/9/2021), kata Sukarman, memerintahkan Kementerian Sosial memasukkan telur sebagai salah satu komponen bantuan pangan non tunai melalui program keluarga harapan (PKH) dan yang lainnya.

Tujuan instruksi tersebut, kata dia, merupakan upaya pemerintah mengatasi jatuhnya harga telur yang berada di kisaran Rp 13.000 per kilogram di tingkat peternak.

Keputusan Kementerian Sosial menghentikan bantuan sosial tunai sebesar Rp 300.000 per keluarga beberapa waktu lalu, lanjutnya, diharapkan merupakan sinyal bahwa penyerapan telur untuk bantuan sosial akan segera direalisasi.

"Setelah kami diundang Bapak Jokowi, saya dengar Bu Risma menghentikan bantuan sosial tunai yang Rp 300.000 itu. Sepertinya serapan telur untuk bansos akan segera," tutur dia.

Menurut Sukarman, para peternak masih menunggu realisasi instruksi Presiden agar dapat mendongkrak harga telur di pasaran hingga level yang menguntungkan peternak secara keekonomian.

Sukarman mengatakan, meski jagung telah turun dari Rp 6.000 menjadi Rp 5.300 namun pakan siap pakai yang telah dicampur konsentrat dan bekatul masih berada di atas Rp 6.000 per kilogram.

Sehingga, harga keekonomian telur saat ini berada di kisaran Rp 22.000 per kilogram.

"Dengan harga pasar seperti sekarang, kami peternak sudah senang jika telur untuk bansos nanti dibeli sesuai Permendag, Rp 19.000 per kilogram," kata dia.

Sukarman mengatakan, upaya pemerintah membantu stabilisasi harga telur dengan cara melakukan pembelian telur melalui BUMN peternakan PT Berdikari tidak efektif.

Selain jumlah yang mampu diserap tidak signifikan, kata dia, PT Berdikari membeli telur dengan harga tidak jauh dari harga di pasaran.

"Paling lebih mahal sedikit, beda Rp 200 - Rp 300 per kilogram. Dia kan mau dijual lagi dan enggak mau rugi," ujar dia.

Sukarman menyebut, saat ini produktivitas telur dari Blitar tersisa sekitar 80 persen saja dari tingkat produktivitas sebelum pandemi Covid-19 melanda.

"Mungkin sekarang dari 1.000 ton per hari tinggal 800 ton per hari," kata dia.


Bantuan jagung Kementan sudah dibagikan

Bantuan jagung seharga Rp 4.500 per kilogram sebanyak 1.000 ton dari Dirjen Tanaman Pangan, kata Sukarman, sudah seluruhnya terkirim ke peternak.

Jagung 1.000 ton tersebut, menurut dia diberikan untuk peternak ayam petelur di daerah sentra seperti Blitar, Kendal, Jawa Barat, dan Lampung.

Jatah bagi peternak di Kabupaten Blitar yang disalurkan melalui Koperasi PUTERA sebanyak 350 ton, sudah seluruhnya terkirim.

"Pengiriman terakhir tiba tadi pagi, satu truk. Semuanya sudah kami distribusikan ke anggota koperasi, sekitar 350 orang yang menerima," ujar dia.

Sukarman kembali mengungkapkan harapan peternak ayam agar kejelasan dari janji Jokowi untuk menyediakan 30.000 ton jagung bagi peternak dengan harga Rp 4.500 segera diberikan.

Dia mengakui, bantuan 1.000 ton jagung dari Kementan sudah mampu menekan harga jagung di pasaran menjadi Rp 5.300 per kilogram.

Kepastian bantuan 30.000 ton akan membuat harga telur di pasaran lebih stabil berada di posisi yang terjangkau bagi peternak.

Blitar adalah salah satu daerah penghasil telur terbesar di tingkat nasional dengan jumlah peternak antara 4.500 hingga lebih dari 5.000 peternak.

Populasi ayam petelur berkisar antara 20 juta hingga 25 juta ekor dan kebutuhan jagung per hari mencapai kisaran 1.000 ton.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/27/170927278/peternak-duga-karena-jokowi-harga-telur-di-blitar-merangkak-naik-ke-rp

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke