Salin Artikel

Cerita Pelajar SMP Jadi Peternak Kelinci, Hasilkan Jutaan Rupiah di Sela Belajar Daring

Model pembelajaran ini membuat pelajar punya banyak waktu luang, dan hal itu dimanfaatkan Genthur Rahmadhani (15), warga Padukuhan Banaran IX, Kalurahan Banaran, Kapanewon Playen, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, untuk beternak kelinci.

Hasil ternak cukup besar bagi anak kelas IX SMP N 4 Playen ini.

Saat ditemui Kompas.com, bocah bertubuh tambun, duduk bersama bapak dan seorang tetangganya.

Mengenakan kaus kuning, Genthur tampak asyik ngobrol bersama dua orang yang usianya jauh di atasnya.

Setelah beberapa saat, Genthur mengajak masuk ke rumah limasan tua yang berada di belakang rumahnya.

Setelah pintu kayu dibuka, jejeran kandang yang berisi ratusan kelinci putih.

Genthur kemudian mengajak berkeliling kandang, kemudian dengan lancar menerangkan tentang seluk beluk beternak kelinci.

Sebagian besar kelinci hanya diam, karena belum lama diberikan makan. Genthur dengan cekatan memeriksa satu demi satu kelincinya, dan sesekali menggendongnya.

"Awalnya mencari kesibukan karena belajar daring banyak waktu luang, terus mencoba pelihara kelinci (membeli) satu pasang," kata Genthur saat ditemui di rumahnya Selasa (21/9/2021).

Awalnya dia membeli sepasang kelinci jenis Rex seharga Rp 600.000 dari warga di Kalurahan Ngunut, Kapanewon Playen, sekitar Maret 2020.

Saat itu anaknya laku dijual, dan akhirnya dia membeli indukan jenis Hyla dan New Zeland, kedua jenis ini merupakan jenis kelinci pedaging.

"Saya melihat prospeknya bagus untuk bisnis, dan keterusan sampai sekarang," kata dia.

"Satu induk rata rata sekali beranak 10 ekor, kadang 7 atau 12 ekor, kelinci bunting selama 30 hari, setelah anaknya umur 40 hari induk dikawinkan lagi, dan setelah 2 bulan anak disapih


Seperti kebanyakan anak zaman sekarang, gawai menjadi bagian keseharian.

Selain untuk berkomunikasi, gawai digunakan untuk mempelajari cara beternak kelinci.

Bahkan ketika ditanya, jenis makanan yang cocok untuk kelinci, bocah ini menceritakan tentang tidak diperbolehkan untuk memberi makan kelinci dengan sayuran.

Kelinci peliharannya, hanya diberi pelet, rumput yang sudah dikeringkan untuk tambahan.

Kini, bocah itu memiliki 25 ekor indukan, dan 90 anakan kelinci.

Setiap hari dia sendiri yang mengurus dari makanan, hingga membersihkan kandang.

Anak tunggal Sumanto dan Tuwisriyanti ini mampu menghasilkan uang cukup lumayan, hingga belasan juta rupiah setiap panennya.

Adapun hasilnya sudah digunakan untuk membeli sepeda motor, dan gawai. Untuk penjualan menggunakan Facebook dan Instagram pribadinya.

"Bobot betina minim 1,5 kilogram, jantan 2 kilogram, untuk pemasaran selain online ada pedagang dari Magelang yang mengambil," ucap dia.

Untuk penjulan kelinci, Genthur mencatat dalam gawainya, berapa ekor yang sudah dijualnya.

Tak hanya kelinci, bocah yang mengaku belum pernah memasak kelinci ternaknya ini, menjual urine kelinci. Satu liternya dijual Rp 5000.

"Ya bisnis harus apa-apa dicatat," ucap Genthur.

Untuk kendala yang selama ini dia temui adalah penyakit, yaitu gudig (luka) dan diare, akan tetapi kendala itu sudah bisa ditangani dengan cara injeksi atau suntikan berkala.

Ibarat dokter, Genthur sudah melalukan injeksi ini sendiri.

Bocah ini memiliki target tahun depan ada 100 ekor indukan, dan bercita-cita menjadi dokter hewan, dan akan dibiayai menggunakan hasil beternak kelinci.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/22/070112878/cerita-pelajar-smp-jadi-peternak-kelinci-hasilkan-jutaan-rupiah-di-sela

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke