Salin Artikel

Berjuang Tanpa Anggaran, Atlet Disabilitas NPCI Garut Bertekad Pertahankan 5 Besar Porda Jabar

Meski demikian, pihaknya bertekad mempertahankan raihan medali lima besar Porda Jabar 2022 di Bekasi nanti.

"Tahun ini kami tak dapat anggaran sepeserpun (dari pemerintah). Berbagai biaya kami gunakan uang sendiri," ujar Andi saat dihubungi Kompas.com, Jumat (17/9/2021).

Andi mengaku, kesejahteraan atlet disabilitas di Garut kurang bagus. Para atlet hanya mendapatkan uang saku menjelang event dimulai hingga event berlangsung.

Seperti saat Porda di Bogor 2018 silam. Atlet baru mendapatkan uang saku menjelang dan selama pertandingan. Sisanya mereka tidak mendapatkan uang saku.

Berbeda dengan atlet disabilitas di Kota Bandung dan Bekasi. Ada dan tidak adanya event pertandingan, atlet tetap mendapatkan uang saku per bulan.

Apalagi di tahun ini, tak ada sepeserpun anggaran. Pemkab Garut berjanji akan memberikan anggaran untuk 2022.

Kondisi seperti ini membuat pihaknya tidak bisa memaksa atlet yang memiliki persoalan ekonomi untuk latihan.

Karena atlet dengan kemampuan ekonomi terbatas ini tentunya harus bisa bertahan hidup dengan bekerja. Jadi ketika jadwan latihan bentrok dengan kerja, ia memaklumi.

Untuk mengatasi tidak adanya anggaran, baik pengurus NPCI Garut ataupun atlet rata-rata menggunakan uang pribadi.

"Seperti kemarin harus mengantarkan atlet Garut masuk Pelatda untuk Peparnas Papua, ongkos dari Bandung ke Papua ditanggung Jabar, tapi dari Garut ke Bandung kami pakai uang sendiri," beber Andi,


Penyebab kurangnya anggaran Pemda Garut

Ada berbagai faktor yang membuat atlet disabilitas tidak mendapatkan anggaran Pemda Garut. Mulai dari kurangnya sosialisasi, tingkat kepedulian yang kurang, kemampuan lobi yang lemah, SDM NPCI kurang berkualitas, dan lainnya.

Sebab pernah terjadi diskusi, pejabat di Pemkab Garut tidak mengetahui bahwa atlet disabilitas asal Garut berprestasi di kancah nasional.

Seperti sejumlah nama atlet renang yang masuk ke Pelatnas, Pemda Garut tidak mengetahuinya.

"Meski tidak ada anggaran, kami akan berjuang keras untuk mempertahankan posisi lima besar di Porda Jabar 2022 nanti di Bekasi," ucap Andi.

Andi mengaku tidak mengetahui pasti alasan Pemkab Garut belum memberikan anggaran pada atlet disabilitas. Yang pasti, KONI sudah mendapatkan anggaran tahun ini.

"Pak ketua tetap berupaya untuk mendapatkan anggaran tahun ini. Termasuk memperjuangkan dana hibah," imbuh dia.

Sasar Pelajar SLB

Melihat beratnya kondisi kesejahteraan atlet dan ingin terciptanya regenerasi, NPCI Garut saat ini tengah menggenjot kunjungan ke SLB-SLB.

Pihaknya ingin fokus pembinaan ke tingkat pelajar. Selain membutuhkan bibit muda, dari sisi ekonomi para siswa ini belum memiliki tanggung jawab besar untuk menafkahi keluarganya.

Salah satu atlet disabilitas, Rihan Firdaus mengaku meski terbatas secara ekonomi ia akan tetap ikut Porda Jabar 2022 di Bekasi.

Ia mengaku, setiap latihan ia harus mengeluarkan uang sendiri untuk membeli makanan dan minuman hingga ongkos.

"Setiap latihan habis sekitar Rp 50.000 biasanya," ucap dia.

Bila melihat dari pengalamannya di Porda 2018, Rihan mengaku hanya mendapatkan uang saku 6 bulan sebelum pertandingan dan selama pertandingan berlangsung. Sisanya, ia tidak mendapat apapun.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/18/111142278/berjuang-tanpa-anggaran-atlet-disabilitas-npci-garut-bertekad-pertahankan-5

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke