Salin Artikel

Sudah Diizinkan PTM, Belasan Siswa Malah Bolos, Mengaku Diusir Guru karena Terlambat

Para pelajar yang ditangkap berasal dari tiga sekolah.

Untuk diketahui, pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Sarolangun baru dimulai awal Agustus 2021 karena kabupaten in baru keluar dari zona merah ke zona oranye.

"Kita tertibkan belasan siswa saat sedang bolos di jam pelajaran. Mereka mengaku terlambat dan diusir guru," kata Kepala Satpol PP Sarolangun, Ridwan melalui sambungan telepon, Kamis.

Ia mengatakan, penertiban siswa bolos ini atas laporan dari masyarakat. Banyak pihak yang merasa terganggu melihat pelajar berkeliaran di jam sekolah, terlebih masih pandemi.

Petugas Satpol PP memberikan sanksi fisik dengan menyuruh mereka lari dan push-up.

Petugas juga telah memberikan surat peringatan dan memanggil orangtua, serta meminta pihak sekolah untuk menjemput para siswa ke kantor Satpol PP.

"Kita lakukan untuk pelajaran dan efek jera bagi siswa sekolah yang tidak masuk sekolah agar tidak diulangi lagi," ucap Ridwan.

Semua siswa telah menandatangani perjanjian untuk tidak melakukan tindakan serupa di masa mendatang.

Kata pihak sekolah

Siswa yang ketahuan bolos salah satunya berasal dari SMK 4 Sarolangun.

Guru SMK 4 Sarolangun Fitri Vajrianti mengatakan, siswa yang tertangkap merupakan anak nakal di sekolah.

Pihak sekolah sudah melakukan pembinaan ekstra selama pandemi. Namun, pelajar tersebut belum juga berubah.

Walaupun sedih dengan kelakuan muridnya, Fitri berharap setelah dijaring Satpol PP, anak-anak itu akan mendapatkan pembelajaran dan mau berubah menjadi lebih positif.

"Kami sedih melihat kelakuan siswa. Ketika belajar daring, maunya tatap muka. Namun setelah tatap muka, malah banyak yang ngilang," kata Fitri.

Guru milenial yang sudah mengabdi enam tahun ini merasa senang, ada kepedulian pihak luar sekolah yang turut terlibat melakukan pembinaan terhadap siswa.

"Menjadi guru di saat pandemi ini lelahnya luar biasa. Karena kami bekerja 24 jam, untuk melayani anak yang konsultasi tugas maupun materi pembelajaran," kata Fitri.

Pemasalahan selama pandemi

Fitri menjelaskan, ditemukan sejumlah permasalah selama sekolah daring di masa pandemi

Dia menyebut ada anak yang menjadi sopir untuk bekerja, bahkan ada yang menikah.

Persoalan lain nya, ada anak yang pulang kampung, kemudian di desanya tidak ada listrik dan sinyal. Tentu saja mereka sama sekali tidak bisa mengikuti sekolah daring.

Ada juga murid yang kerjanya main game dan menghabiskan paket internet yang seharusnya untuk belajar.

"Dari situ memang banyak masalah, ada yang kehabisan paket buat main game, bukan belajar. Ada yang kerja jadi sopir, ada yang nikah bahkan ada yang selama sekolah daring tidak pernah hadir," kata Fitri.

Guru yang pernah mengajar di pelosok daerah tanpa sinyal dan listrik ini menilai, seharusnya anak-anak itu memanfaatkan sekolah tatap muka dengan baik. Mereka harusnya mengejar materi pembelajaran yang tertinggal saat pandemi.

"Pandemi tidak tahu kapan berakhir. Kasus Covid masih bisa naik atau turun. Jadi saat kasus turun, pemerintah boleh belajar tatap muka, memang harus dimanfaatkan sebaik mungkin," ucap Fitri.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/16/165057478/sudah-diizinkan-ptm-belasan-siswa-malah-bolos-mengaku-diusir-guru-karena

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke