Salin Artikel

7 Hal soal Suroto Peternak yang Bentangkan Poster untuk Jokowi, Bangkrut karena Pandemi, Kini Diundang ke Istana

Pria yang diketahui bernama Suroto tersebut muncul di antara kerumuman warga yang menyaksikan rombongan Jokowi.

Ie membentangkan poster persis ketika mobil yang dikendarai Jokowi melintas pelan di Jalan Moh Hatta. Saat itu jendela pintu belakang mobil terbuka dan Jokowi sedang melambaikan tangan ke arah warga.

Poster yang dibentangkan Suroto bertuliskan, "Pak Jokowi, Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar."

Dan berikut lima hal soal Suroto, peternak yang membentangkan poster ke arah Jokowi:

1. Ditangkap saat bentangkan poster

Aksi pembentangan poster yang dilakukan Suroto diketahui oleh Ketua Paguyuban Becak Makam Bung Karno, Kukuh Rudiono.

Saat itu Kukuh langsung merebut poster yang dibentangkan oleh Suratno.

"Saya kaget kok tiba-tiba ada yang mengacungkan poster di sebelah saya, langsung saya pegang dia," ujar Kukuh kepada wartawan.

Aksi nekat Suroto tersebut tak sengaja direkam oleh penarik becak yang bernama Bambang Suyanto.

"Saya tidak tahu persis bagaimana awalnya orang itu bawa poster, tapi terekam di kamera saya," ujar Bambang.

Kabagops Polres Blitar Kota Kompol Hari Sutrisno yang menyaksikan kejadian tersebut langsung menggelandang Suroto dan membawanya ke mobil polisi.

"Kalau penangkapan itu harus ada surat penangkapan dan penahanannya. Ini pengamanan bukan penangkapan," ujar Yudhi.

Dia mengaku, setelah setengah jam usai diamankan, pria itu kemudian langsung dilepaskan, bahkan diantarkan pulang oleh petugas.

"Sekitar 30 menitan kemudian kita lepaskan. Nyatanya setelah kita tanya identitasnya di kantor, kita tanya tujuannya, ya sudah, kita antar pulang," kata dia.

Pada kesempatan yang sama, Komandan Kodim 0808 Blitar Letkol Inf. Didin Nasruddin Darsono menjelaskan, tindakan membentangkan poster seorang diri yang dilakukan S tidak termasuk tindakan yang membahayakan keamanan Presiden.

"Kalau tulisan itu kadang-kadang kita lihat-lihat dulu, kita petani (teliti) satu-satu," ujarnya.

Didin mengaku dapat memaklumi tindakan yang diambil personel Polres Blitar Kota meringkus pria pembentang poster ke arah Jokowi. Sebab, pria tersebut muncul secara tiba-tiba.

"Masalahnya kemarin itu dia munculnya tiba-tiba," ujarnya.

Namun rencana tersebut teendus oleh aparat intelijen kepolisian dan militer. Aksi bentang poster itu direncanakan di titik-titik lokasi yang terpencar di mana setiap titik cukup satu orang membentangkan satu poster.

Strategi itu dimaksudkan agar tidak menarik perhatian aparat keamanan sehingga mereka bisa menyampaikan keluhan terkait situasi sulit yang dihadapi para peternak langsung kepada Presiden Joko Widodo.

"Jadi, teman-teman ini sudah menyiapkan posternya masing-masing dan akan bentangkan poster secara individual di titik-titik yang berbeda," ujar Sukarman, Ketua Koperasi Peternak Ayam kepada Kompas.com, Rabu (8/9/2021).

Namun satuan intelijen khususnya dari kepolisian terus membujuk mereka untuk mengurungkan niatnya.

"Bahasa yang disampaikan kepolisian, jangan sampai hidup peternak ini sudah susah nanti bertambah susah karena ditangkap dan berurusan dengan hukum," kata Sukarman.

Ia mengatakan pihkanya melakukan pendekatan dan melakukan koordinasi kepada para peternak ayam.

Meski telah ada "kesepakatan" membatalkan aksi bentang poster, ternyata ada satu orang yang tetap melakukannya yakni Suroto.

"Seharusnya kan yang dari kelompok-kelompok peternak itu sudah menyampaikan di grup (WhatsApp) masing-masing," ujar dia.

Ia mengatakan Suroto yang tidak mengetahui informasi pembatalan aksi karena tidak membawa telepon genggam.

"Nah, ternyata yang bersangkutan (S) itu tidak bawa handphone. Karena tidak tahu ada informasi, ya akhirnya ya melaksanakan seperti itulah," ujar Yudhi.

Menurutnya, sejak Selasa (7/9/2021) pagi, aparat kepolisian sudah mengadang para peternak yang berencana melakukan aksi bentang poster.

Saat itu ada sembilan peternak ayam yang sedang berkumpul di sebuah warung di Jalan Kalimantan. Mereka kemudian didatangi oleh aparat keamanan.

Sembilan peternak ayam tersebut kemudian diminta pindah ke bagian belakang warung kopi lalu pagarnya ditutup dan dikunci dari luar.

"Kunci baru dibuka setelah rombongan Jokowi meninggalkan Blitar," ujar Suryono.

Di tengah upaya mencegah aksi bentang poster yang direncanakan para peternak, Suroto di luar dugaan membentangkan poster seorang diri.

"Ketika teman-teman yang lain tertahan, Pak Suroto malah berhasil membentangkan poster di area kunjungan Jokowi," kenang Suryono.

Sebelum pandemi, Suroto memiliki ayan petelur hingga 15.000 ekor. Namun kini yang tersisa hanya 5.000 ekor.

"Semakin besar jumlah ayam yang kita miliki, semakin cepat menghabiskan aset yang kita miliki," ujar Suryono.

Untuk mencukupi kebutuhan pakan ayamnya, ia harus menjual sejumlah aset seperti tanah, mobil, dan sepeda motor untuk menutup angsuran pinjaman di bank.

"Sama seperti saya, jual tanah, jual kayu di kebun. Sudah ratusan juta, tapi semuanya dipatok ayam, habis. Terakhir saya jaminkan sertifikat rumah ke bank," kata dia.

Suroto adalah salah satu pegiat asosiasi peternak ayam petelur di wilayah Blitar. Dia bisa dikatakan sebagai salah satu penggagas berdirinya PPRN yang merupakan wadah organisasi peternak ayam petelur.

"Beda seperti pengurus yang lain yang memang sering terlibat mengurus perizinan kegiatan. Pak Suroto jarang tampil," ujarnya.

Dia dan beberapa perwakilan peternak ayam lainnya kini diundang ke istana untuk bertemu Presiden Jokowi, Rabu (15/9/2021).

Suroto ke Jakarta bersama Sukarman dan Rofi Yasifun, Ketua PPRN, asosiasi peternak ayam petelur.

Suryono mengatakan, dia menerima undangan dari Biro Protokol Sekretariat Negara kepada asosiasi peternak ayam petelur di Blitar.

Meski ada 11 nama yang tercantum, Suryono mengatakan, asosiasi peternak ayam petelur hanya memilih tiga orang anggota yang berangkat.

Mereka juga telah menjalani tes Covid-19 sebagai syarat perjalanan dan masuk ke istana.

"Baru saja mereka bertiga selesai melakukan tes Covid-19 sebagai syarat melakukan perjalanan dan masuk ke lingkungan Istana," ujarnya.

Dia berharap tiga perwakilan itu akan membawa kabar baik, yakni solusi yang tepat terkait harga pakan yang melambung hingga anjloknya harga jual telur.

"Masalah yang kita hadapi ini dari tahun ke tahun yang itu-itu saja, dan selalu melibatkan pejabat pemerintah mulai tingkat daerah hingga pusat. Tapi, masalah reda sebentar, kemudian balik lagi dan balik lagi," ujarnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Asip Agus Hasani | Editor : Pythag Kurniati, Robertus Belarminus)

https://regional.kompas.com/read/2021/09/15/093900878/7-hal-soal-suroto-peternak-yang-bentangkan-poster-untuk-jokowi-bangkrut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke