Salin Artikel

Sumba Timur Turun Dua Level PPKM Sekaligus, Ini Langkah yang Dilakukan Pemda

WAINGAPU, KOMPAS.com - Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 2 sejak 7 September 2021.

Penerapan PPKM ini turun dua level sekaligus usai sempat masuk kategori PPKM level 4 yang diperpanjang dua kali.

Awalnya, penerapan PPKM level 4 dimulai 26 Juli hingga 8 Agustus 2021 yang diperpanjang 9-22 Agustus 2021.

Selanjutnya, PPKM level 4 kembali diperpanjang pada 23 Agustus hingga 6 September 2021.

Wilayah tersebut kemudian turun PPKM level 2 mulai 7-20 September 2021 berdasarkan salinan resmi Surat Edaran Bupati Sumba Timur dengan nomor KESRA. 400/1.908/IX/2021 tanggal 7 September 2021 yang diterima Kompas.com.

Penerbitan SE ini merujuk pada Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 41 Tahun 2021 tanggal 6 September 2021.

Upaya pemda

Bupati Sumba Timur Khristofel Praing menjelaskan, isolasi terpusat dan penerapan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat merupakan langkah mutlak yang dilakukan dalam upaya pencegahan penularan virus corona di wilayahnya.

"Kami ketat menjalankan prokes dan isolasi secara terpusat," kata Khristofel kepada Kompas.com, melalui sambungan telepon, Senin (13/9/2021) malam.

Ia menyebutkan, sejumlah tempat isolasi terpusat disediakan oleh pemerintah kabupaten, kecamatan, dan desa.

Selain itu, Satgas Covid-19 juga gencar melakukan tracing dan testing secara berjenjang.

Kemudian, pengawasan dan pemantauan terhadap mobilisasi masyarakat juga dilakukan secara ketat.

Menurut Khristofel, faktor yang turut berkontribusi terhadap penurunan level PPKM di Sumba Timur adalah kesadaran masyarakat akan bahaya Covid-19.

Dengan kesadaran tersebut, warga akhirnya menaati protokol kesehatan Covid-19.

"Itu karena kesadaran dan ketaatan masyarakat. Mereka sudah percaya bahwa Covid-19 ini benar-benar ada," ungkap Khristofel.

Gotong-royong warga

Warga dan Satgas Covid-19 juga bergotong-royong membantu warga yang terpapar virus corona.

"Kehidupan sosialnya begitu tinggi. Kalau ada orang yang sakit (akibat Covid-19), semua bergandengan tangan untuk mengambil bagian dalam upaya pengobatan atau penyembuhannya," ungkap Khristofel.

Selain itu, warga juga turut membantu menyuplai makanan bagi para pasien Covid-19.

"Kami harus mengakui peran semua elemen masyarakat untuk menangani kasus Covid-19 ini," ujar Khristofel.

Pihaknya juga dibantu oleh anggaran dari dana desa yang dioptimalkan untuk penanggulangan Covid-19 di tingkat desa.

Gelar doa

Bupati Khristofel mengakui bahwa awalnya ia merasa khawatir ketika Kabupaten Sumba Timur dikategorikan sebagai daerah yang menerapkan PPKM level 4.

"Kita sebagai manusia ya, kita tidak boleh munafik untuk mengatakan bahwa tidak ada kerisauan. Tidak ada kegalauan. Ada juga (risau dan galau). Tapi saya tetap percaya bahwa waktu Tuhan itu selalu yang terbaik," tutur Khristofel.

Oleh karena itu, saat itu pihaknya mengimbau kepada para tokoh agama dan masyarakat untuk berdoa agar daerah tersebut segera keluar dari status PPKM level 4.

"Tentu secara teknis, mereka (para tokoh agama) yang atur masing-masing untuk mendoakan agar Covid-19 segera berlalu," ungkap Khristofel.

"Dan, puji Tuhan ya. Doa dari para tokoh agama bisa menurunkan kasus Covid-19 di Sumba Timur. Tentunya dibarengi dengan langkah-langkah (menekan penularan virus corona)," imbuhnya.

Saat ini, lanjut Khristofel, Satgas Covid-19 di daerah terus patroli untuk memastikan masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan 5M.

"Kami berharap, terus berupaya, dan berdoa agar kasus Covid-19 di Sumba Timur turun sampai pada kondisi normal," jelas Khristofel.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/13/213659178/sumba-timur-turun-dua-level-ppkm-sekaligus-ini-langkah-yang-dilakukan-pemda

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke