Salin Artikel

Penyebab Tanah Bergerak, Tak Cuma karena Faktor Alam

Menurut Imam, gerakan tanah yang sering terjadi di Jawa Barat adalah longsoran.

Hal itu karena wilayah perbukitan dan pegunungan di Jabar memiliki lereng yang terjal.

Daerah dengan ancaman bahaya longsoran tertinggi di Jabar ada di Cianjur Selatan, Bogor Utara, Garut selatan, Tasikmalaya selatan, Sumedang utara, serta wilyah perbatasan Kuningan dan Ciamis.

Menurut Imam, ada hal yang perlu diwaspadai, yakni potensi banjir bandang akibat longsor yang menghalangi atau menyumbat aliran sungai yang mengalir menuju wilayah kaki lereng cekungan bandung.

Apabila ini terjadi, menurut Imam, bisa mengakibatkan bencana yang dahsyat.

Kepala Laboratorium Geologi Rekayasa Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian (FITB) ITB ini menjelaskan mengenai dua penyebab gerakan tanah.

Keduanya yakni, alamiah dan non-alamiah (manusia).

“Jangan salahkan alam, karena mereka berproses. Demi kestabilan (alam) terus berubah, karena bumi juga tidak diam,” ujar Imam saat dihubungi Kompas.com, September 2021.

Menurut Imam, kegiatan manusia dalam mengolah lahan atau lingkungan juga berdampak pada potensi gerakan tanah.

Misalnya seperti alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan atau pertanian tanpa terasering.

Kemudian, tanpa pengaturan sistem drainase yang baik, bahkan sama sekali tidak mengindahkan kestabilan lerengnya.

Untuk itu, dibutuhkan tata kelola lahan yang lebih baik dan bijak.


Untuk lahan dengan ancaman bahaya longsor yang tinggi, menurut Imam, semestinya hanya dijadikan sebagai kawasan lindung.

Pertumbuhan jumlah penduduk dinilai berimbas pada bertambahnya kebutuhan lahan pemukiman dan lahan untuk pemenuhan kebutuhan hidup, termasuk industri.

Untuk itu, regulasi tata ruang perlu dibuat dengan baik, kemudian dikawal agar dijalankan dengan benar.

Menurut Imam, saat ini pemerintah harus mengurangi kerentanan.

Salah satunya dengan mengoptimalkan mitigasi yang dilakukan terus-menerus.

“Mitigasi harus dilakukan terus-menerus selama ancaman longsor masih ada, selama manusia masih melakukan kegiatan. Karena alam ini banyak ketidakpastian, di situlah mitigasi penting,” tutur Imam.

Contoh mitigasi yang sifatnya struktural untuk stabilitasi tidak harus dengan teknologi mahal.

Bisa dengan cerucuk bambu, brojong, namun dipastikan dengan kaidah yang benar.

Menurut Imam, Indonesia bisa belajar dari Jepang mengenai mitigasi bencana.

Sebab, Jepang banyak berurusan dengan bencana alam, mulai dari sesar aktif hingga gunung api.

“Jepang dikeliling potensi bencana yang banyak. Tapi mereka bisa menjadi negara maju,” kata Imam.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/13/171112778/penyebab-tanah-bergerak-tak-cuma-karena-faktor-alam

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke