Salin Artikel

Cerita Pencuci Kereta di Masa Pandemi Covid-19, Bekerja demi Kenyamanan Penumpang

Kereta ini dicuci dan dibersihkan setelah menempuh perjalanan dari Stasiun Gubeng, Surabaya.

Di tangan kanan petugas itu terlihat sebuah botol penyemprot disinfektan, tangan yang lain memegang kain lap pembersih.

Setiap bangku dan meja yang dilalui, ia semprot dengan cairan disinfektan dan dilap dengan kain pembersih. Terutama bagian-bagian bangku dan kursi yang mudah dijangkau tangan penumpang kereta.

Sementara di luar gerbong, nampak laki-laki lain yang memegang selang dan menyemprotkan air ke gerbong kereta yang berada di depannya. Ia dibantu petugas lainnya untuk membersihkan tiap bagian gerbong kereta.

Lelaki itu bernama Sugiman (35), seorang koordinator tim yang juga pencuci gerbong kereta.

Siang itu, ada 12 orang yang merupakan bagian dari tim pencuci kereta yang diawasi oleh Sugiman. Mereka punya tugas masing-masing untuk membersihkan tiap detail kereta api.

Sebanyak enam petugas membersihkan bagian dalam kereta, seperti menyapu, mengepel lantai, mengelap kaca, membersihkan kamar mandi, dan membersihkan detail lainnya dengan disinfektan.

Sementara itu sisanya mencuci gerbong luar termasuk atap kereta.

"Semua dibersihkan, baik bagian dalam dan luar kereta," kata Sugiman usai menyelesaikan tugasnya.

Sugiman mengatakan ada tiga sif yang bertugas mencuci kereta api. Siang hari mencuci KA Probowangi dan malam hari KA Sri Tanjung dan Tawang Alun.

Sugiman mengatakan timnya bertugas memastikan kebersihan dan kenyamanan calon penumpang kereta api setiap hari.

Ia mengaku bangga dengan pekerjaannya. Sebab, kebersihan kereta membuat penumpang nyaman dalam perjalanan.

"Apalagi saat pandemi begini kan harus benar-benar menjaga kebersihan," kata dia.

Pelaksana Harian Manajer Humas PT KAI Daops 9 Jember mengatakan, semua kereta wajib dicuci di setiap stasiun tujuan terakhir. Bedanya, saat pandemi ada penambahan penggunaan disinfektan.

"Kereta selalu dicuci baik pandemi atau tidak. Tapi sekarang ada tambahannya yakni interior dibersihkan dengan disinfektan," kata Tohari.

Selama pandemi Covid-19, kata dia, PT KAI juga memastikan konsisten menerapkan protokol kesehatan.

Penumpang kereta diwajibkan menggunakan masker, pengukuran suhu tubuh, penerapan jaga jarak, hingga menyesuaikan syarat pelaku perjalanan sesuai aturan Kementerian Perhubungan dan Satgas Penanganan Covid-19.

Selama di perjalanan, pengecekan suhu tubuh penumpang dilakukan setiap tiga jam.

Jika ada yang suhu tubuhnya naik, sudah disiapkan ruang khusus yang dapat digunakan sebagai ruang isolasi.


Tak hanya penumpang, KAI juga menerapkan prokes ketat bagi pegawainya. Hal ini untuk melindungi para pekerja dari penularan Covid-19.

Pegawai memasuki area kantor juga wajib menggunakan masker, mengecek suhu badan, dan diharuskan mencuci tangan.

"Pegawai KAI dipantau secara ketat. Dilakukan pembinaan secara berkala kepada pegawai dan keluarga pegawai," kata dia.

Pegawai dan keluarganya juga wajib menjalani vaksin Covid-19. KAI juga mengurangi jumlah perjalanan kereta api untuk mendukung Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Jumlah kereta yang beroperasi di Daop 9 Jember hanya tiga kereta yakni Probowangi, Sri Tanjung, dan Tawang Alun.

Kereta lainnya seperti Mutiara Timur, Pandanwangi, Wijaya Kusuma, Ranggajati, Logawa, berhenti beroperasi untuk membatasi pergerakan penumpang.

Sementara memasuki 20 Agustus, KA Wijaya Kusuma relasi Ketapang-Cilacap mulai dioperasikan. Namun hanya beroperasi pada hari Jumat dan Minggu.

Sedikitnya jumlah KA yang beroperasi ini berimbas pada menurunnya jumlah penumpang. Data dari Daop 9 Jember, jumlah penumpang turun drastis selama masa PPKM.

Sebelum PPKM, pada Juni 2021 jumlah penumpang selama sebulan sebanyak 107.478 orang. Sehingga rata-rata penumpang setiap hari di bulan Juni sebanyak 3.583 orang.

Sementara selama Agustus 2021, jumlah penumpang selama sebulan sebanyak 15.003 atau rata-rata per hari 484 penumpang.

Aturan Baru Naik Kereta Api di Masa Perpanjangan PPKM

VP Daop 9 Jember Broer Rizal mengatakan, KAI memperketat syarat bagi pengguna jasa kereta api di masa PPKM.

Protokol kesehatan yang diterapkan mulai dari datang ke stasiun, di dalam kereta, hingga tiba di stasiun tujuan.

Hal ini untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa selain nyaman, juga menurunkan risiko penularan penyakit.

Selain itu, jika saat proses boarding dilakukan dan dicek suhu melebihi 37,3 derajat celcius atau sakit flu dan batuk, maka pelanggan tidak dapat melanjutkan perjalanan.

"Tiket dapat dibatalkan dengan pengembalian 100 persen sesuai harga tiket di luar biaya pemesanan," katanya dalam keterangan tertulis.

Syarat terbaru naik kereta jarak jauh seperti menunjukkan kartu vaksin Covid-19 minimal dosis pertama.

Lalu, pelanggan dengan kondisi kesehatan khusus atau penyakit komorbid dan tidak dapat vaksin, maka wajib melampirkan surat keterangan dokter.

Kemudian menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR maksimal 2x24 jam atau tes cepat antigen maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan.


Pelanggan usia di bawah 12 tahun untuk sementara waktu tidak diperkenankan melakukan perjalanan.

Sementara syarat perjalanan menggunakan KA lokal yakni hanya berlaku bagi pekerja di sektor esensial dan kritikal yang dibuktikan dengan surat dari pemda setempat atau pemimpin perusahaan.

Pelanggan tidak diwajibkan untuk menunjukkan kartu vaksin dan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen. Namun akan dilakukan pemeriksaan rapid test antigen secara acak kepada para pelanggan di stasiun.

M Syarifuddin (28), warga asal Jember mengaku beberapa kali menggunakan kereta dari Jember ke Banyuwangi selama pandemi Covid-19.

Ia mengatakan naik kereta pada masa pandemi berbeda dibandingkan saat masa normal. Misalnya, bangku yang tak lagi lagi diisi penuh hingga sejumlah syarat yang harus diepenuhi.

Ia mengakui memang ada kekhawatiran terpapar Covid-19 ketika naik transportasi umum. Maka ia menjaga diri dengan selalu menggunakan masker di dalam kereta.

"Khawatir sudah pasti. Yang penting kita menjaga prokes," kata dia.

Ia mengapresiasi penerapan prokes baik di dalam kereta mau pun di stasiun. Misalnya, mudahnya mencari hand sanitizer untuk membersihkan tangan.

"Kalau di keretanya sudah cukup untuk prokesnya. Banyak hand sanitizer dan wajib masker," kata dia.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/06/145640378/cerita-pencuci-kereta-di-masa-pandemi-covid-19-bekerja-demi-kenyamanan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke