Salin Artikel

Leani Ratri, Peraih 2 Medali Emas Paralimpiade Tokyo, Kariernya Sempat Terhalang Izin Orangtua

Prestasi perempuan kelahiran Siabu (sebelumnya ditulis Kota Bangkinang), ini mengharumkan nama Indonesia, khususnya Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Sebelum menjadi atlet berprestasi hingga ke panggung dunia, ternyata Leani sempat ditolak orangtuanya bergabung dalam National Paralympic Commitee (NPC) Kabupaten Kampar.

Ketua NPC Kampar, Zulkifli, mengatakan Leani sejak kecil memang sudah gemar bermain badminton.

Namun, ia mengalami kecelakaan saat mengendarai sepeda motor hingga mengalami kerusakan pada kaki kiri. Kaki kirinya lebih pendek dari kaki kanannya.

Tetapi, hal itu tidak menyurutkan semangat Leani untuk bermain badminton.

"Sebelum bergabung di NPC Kampar 2011, Leani sudah menjadi atlet yang berkecimpung di dunia olahraga badminton," kata Zulkifli saat berbincang dengan Kompas.com, Minggu (5/9/2021).

Setelah mengalami kecelakaan, NPC Kampar datang ke rumah Leani di Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar.

Leani diajak bergabung dalam NPC Kampar. Tetapi, kedua orangtuanya, F Mujiran (65) dan Gina Oktila (53) sempat menolak.

"Orangtuanya menolak karena kata mereka anaknya bukan cacat. Namun, setelah diberikan pemahaman akhirnya orangtuanya setuju," cerita Zulkifli, yang saat itu menjabat sebagai Ketua Badan Pembina Olahraga Cacat (BPOC) Kampar.

Dia sempat berpesan kepada Leani dan atrel lainnya, harus gigih berlatih jika ingin berprestasi di level dunia.

"Saya bilang kalau hanya setengah-setengah, tidak akan mungkin jadi atlet level dunia. Lawan di international itu terlalu berat dan mereka lama mempersiapkan diri untuk menjadi sang juara. Tapi, saya lihat (prestasi) itu ada pada Etri (Leani)," kata Zulkifli.

Dia mengatakan, anak petani karet dan sawit itu sebelumnya berlatih bermain badminton di Kabupaten Kampar.

Namun, setelah itu pindah berlatih di Angkasa Badminton Center di Jalan Angkasa, Kecamatan Payung Sekaki, Pekanbaru.

Namun, Zulkifli mengaku sudah jarang berkomunikasi dengan Leani karena kesibukan bertanding.

"Sejak dia sibuk di pelatnas, kami pun jarang lagi komunikasi," sebut Zulkifli.

Sementara itu, dia mengaku sangat bangga dengan Leani yang berhasil meraih medali emas.

Tak hanya satu, tetapi dua medali emas dan satu medali perak diraih Ratu Parabadminton dunia itu.

"Saya sebelumnya sudah prediksi dua emas dan satu perak. Alhamdulillah, prediksi itu Alhamdulillah tepat," kata Zulkifli.

Kata dia, pencapaian Leani itu berhasil membawa nama Kabupaten Kampar ke tingkat dunia.

"Alhamdulillah, Kampar mendunia dengan prestasi Leani. Saya nonton waktu dia main. Saya terharu melihat bendera merah putih naik di Paralimpiade Tokyo," pungkas Zulkifli.

https://regional.kompas.com/read/2021/09/05/202336578/leani-ratri-peraih-2-medali-emas-paralimpiade-tokyo-kariernya-sempat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke