Salin Artikel

Di Makam Tua, Warga Temukan Batu Gamelan, Arkeolog: Perlu Pengkajian

Batu-batu tersebut disebut batu gamelan oleh warga karena bentuknya menyerupai gamelan.

Kundha Kabudayan perlu memastikan batu-batuan itu apakah benar memiliki nilai arkeologis atau cagar budaya.

Hal ini dilakukan lantaran di sekitar lokasi temuan batu, pernah ditemukan juga sejumlah benda arkeologis periodisasi masa Hindu – Budha.

Arkeolog Danang Indra Prayudha mengungkapkan, butuh proses panjang untuk memastikan status benda tersebut.

“Langkah pertamanya adalah mendatangi lokasi untuk survei, kemudian ada mengukur, mendokumentasikan, hingga sampai pada sidang tim penetapan cagar budaya. Sidang ini yang akan menentukan arah obyek akan seperti apa,” kata Danang ditemui di kantornya, Jumat (27/8/2021).

Menurutnya, Dinas Kebudayaan Kulon Progo dan Balai Pelestarian Cagar Budaya pernah menginventarisasi sejumlah penemuan benda bernilai arkeologis di Kulon Progo pada 2018.

Termasuk benda yang pernah ditemukan di Papak.

Benda asal Papak adalah sebuah lingga, tiga gandhik, dan dua nisan dari batu andesit.

Salah satu nisan bertulis aksara Jawa Kuno yang sudah aus dan hanya terbaca “Waagiswara” atau berarti perwujudan Dewa Siwa.

Penemuan itu merupakan petunjuk bahwa sudah ada peradaban atau tatanan masyarakat yang maju di kawasan Papak pada masa lampau.

“Dengan penemuan itu menunjukkan ada peradaban maju di Kalirejo pada masa periodisasi Hindu - Budha,” kata Danang.

Kemudian, beberapa hari ini terdapat penemuan lagi oleh warga berupa batu yang disebut warga sebagai batu gamelan.

Danang mengungkapkan, memang perlu mengamati temuan itu karena sebelumnya pernah ada penemuan benda klasik.

“Bisa jadi bagian dari (penemuan) dulu. Tapi kami perlu kajian lebih akademis,” kata Danang.

Ditemukan saat kerja bakti

Batu-batu itu ditemukan ketika warga sedang bekerja bakti membersihkan sebuah makam tua sebagai bagian dari tradisi Bulan Suro.

Saat itulah, beberapa warga menemukan batu-batu dengan bentuk tidak biasa di pemakaman umum Makam Sintren, Pedukuhan Papak.

Warga menyebutnya sebagai batu gamelan karena beberapa bagian batu itu mirip bagian-bagian dari gamelan.

Batu berbentuk seragam, mayoritas kotak memanjang sekitar 40 sentimeter, batu berbentuk papan seperti nisan, dan ada yang seperti sisi gamelan. Beberapa ada yang berornamen dan terpahat.

Bahan batu itu seperti batu andesit seperti yang terdapat pada candi.

Bentuk batu ada yang mirip bagian dari gamelan, yakni seperti bonang, saron dan gambang.

Bentuknya masih terlihat baik dengan ukiran sederhana. Oleh karenanya, warga menyebut sebagai batu gamelan.

Kepala Bidang Warisan Budaya Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kulon Progo, Siti Isnaini mengatakan bahwa masih ada sejumlah prosedur yang harus ditempuh untuk bisa menetapkan apakah temuan warga bisa dinyatakan sebagai peninggalan purbakala atau cagar budaya.

"Laporan kemarin dari masyarakat ada temuan batu gamelan. Tapi informasi itu masih simpang siur. Maka dari itu hari ini kami ke sana," kata Isnaini.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/28/065244478/di-makam-tua-warga-temukan-batu-gamelan-arkeolog-perlu-pengkajian

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke