Salin Artikel

Kericuhan di Keraton Kasepuhan Cirebon Berujung Aksi Lempar Batu

Pihak Sultan Sepuh ke-XV PRA Luqman Zulkaidin (putra almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat) berusaha membubarkan prosesi pelantikan, karena dinilai ilegal dan tidak berizin.

Kericuhan berlangsung saat Sultan Aloeda II Rahadjo Djali sedang membacakan lembaran sumpah di hadapan kepengurusan baru di Bangsal Jinem, sekitar pukul 07.30 WIB.

Tiba-tiba, sejumlah orang dari pihak Sultan Sepuh XV PRA Lukman Zulkaidin datang.

Ratu Alexandra Wuryaningrat, bibi Sultan Sepuh PRA Luqman Zulkaedin, mengaku kaget dengan pelantikan tersebut.

Sebagai Kepala Badan Pengurus Keraton Kasepuhan (BPKK), dirinya mengaku tidak pernah mendapatkan permohonan surat izin kegiatan oleh pihak mana pun.

Dalam kericuhan tersebut, kedua belah pihak yang saling berseteru tampak saling klaim kebenaran.

Keduanya mengaku paling benar sebagai keturunan para pendahulu.

Adu mulut antar kedua belah pihak juga terjadi berulang kali.

Setelah beberapa menit, kedua belah pihak saling menghindar, sehingga kericuhan pun dapat diredam.

Sultan Aloeda II Rahadjo Djali menjelaskan, kegiatan pada Rabu pagi ini adalah pelantikan sejumlah perangkat atau kepengurusan yang akan membantu kerja-kerja Sultan Aloeda II.

Prosesi ini menjadi tanda resminya kepemimpinan Sultan Aloeda II, serta kepengurusannya akan berkerja dan memperbaiki Keraton Kasepuhan.

“Apa yang kami lakukan tadi pagi ini adalah rangkaian dari Jumenengan Sultan Sepuh Aloeda II. Ini harus kami lakukan segera, agar kami bisa segera bekerja memperbaiki Keraton Kasepuhan. Ini resmi, kami mulai kerja,” kata Rahadjo kepada Kompas.com di Keraton Kasepuhan.

Rahadjo menganggap biasa kepada pihak yang menyebutkan prosesi pelantikan pengurus ini ilegal.

Dia meminta pihak yang tidak terima agar dapat menyelesaikan persoalan di persidangan.

Rahadjo meyakini telah mengantongi seluruh bukti-bukti bahwa kepemimpinan dirinya sah dan kepengurusannya legal.

“Silakan saja mereka mengatakan seperti itu. Kalau tidak puas, mari kita lakukan penyelesaian secara intelektual. Kita selesaikan secara hukum. Kami sangat siap menempuh jalur hukum,” kata Rahadjo.


Sementara itu, Kepala BPKK Ratu Alexandra Wuryaningrat mengklaim kegiatan prosesi pelantikan tersebut tidak sah dan ilegal, karena tidak berizin.

Menurut dia, Keraton Kasepuhan hanya memiliki satu sultan, yakni Sultan Sepuh ke-XV PRA Luqman Zulkaedin yang merupakan anak almarhum Sultan Sepuh ke-XIV PRA Arief Natadiningrat.

“Di sini, Keraton Kasepuhan itu hanya satu, yaitu Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin, Sultan Sepuh ke XV. Kami sudah membubarkan, karena kegiatan itu tidak berizin. Kami akan perketat keamanan,” kata Alexandra saat dikonfirmasi.

Terjadi aksi lempar batu

Beberapa jam usai prosesi pelantikan kepengurusan Sultan Aloeda II, kericuhan kembali terjadi, yakni sekitar pukul 12.00 WIB.

Kali ini, kericuhan berujung aksi saling lempar batu.

Aksi kericuhan ini dilakukan oleh dua kubu Sultan Kasepuhan yang saling berseteru.

Diduga, kejadian ini bermula dari adanya lemparan batu dari bagian luar ke area dalam Keraton Kasepuhan.

Sebagian orang yang berada di bagian dalam tidak terima hingga melakukan aksi penyerangan balik.

Belum ditemukan laporan korban jiwa. Namun, sejumlah bangunan tampak rusak akibat terkena lemparan batu.

Sejumlah petugas kepolisian dan TNI segera tiba di Keraton Kasepuhan.

Mereka langsung meredakan aksi kericuhan antara dua kelompok yang bertikai.

Kapolres Cirebon Kota AKBP Imron Ermawan menyampaikan, pihaknya telah melakukan pengamanan di seluruh area komplek Keraton Kasepuhan.

Sejumlah personel sudah disiagakan.

“Kami bersama Dandim Kota Cirebon hadir di Keraton Kasepuhan dalam rangka menjaga kamtibmas, agar tidak terjadi hal yang menjurus tindak pidana. Kami akan berjaga di sini,” kata Imron di lokasi kericuhan.

Pantauan Kompas.com, hingga Rabu Petang sejumlah petugas kepolisian bersama TNI masih berjaga-jaga di lokasi.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/26/053000478/kericuhan-di-keraton-kasepuhan-cirebon-berujung-aksi-lempar-batu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke