Salin Artikel

Ketika Eks Napi Terorisme dan Keluarga Ikut Vaksinasi Covid-19 di Lamongan, Dikunjungi Kepala BNPT

Tampak terselip di antara mereka, para mantan napi terorisme (napiter) bersama keluarga, yang sabar menunggu giliran.

Mereka mengikuti tahapan demi tahapan, mulai dari proses screening hingga penyuntikan vaksin Covid-19 dosis pertama.

Bahkan, ada di antara mereka yang mengajak serta anaknya, kendati hanya mereka yang menjalani vaksinasi. Mereka terlihat sabar meski cuaca panas.

"Hari ini napiter dan keluarga ada sekitar 24, dan sebagian sudah ada yang divaksin ikut program desa beberapa waktu lalu. Sebagian sudah ikut (divaksinasi), ini sisa kuota (mereka yang belum)," ujar Pendiri YLP Ali Fauzi kepada awak media, Senin (23/8/2021).

Tak hanya eks napiter dan keluarga, vaksinasi itu juga diikuti warga Desa Tenggulun, Kecamatan Solokuro, Lamongan. Total peserta vaksinasi Covid-19 sekitar 400-an orang.

"Ini di luar ekspektasi saya sebenarnya. Sebab estimasi saya sebelumnya yang akan hadir sekitar 250-an orang, tapi saya dengar tadi sampai 400-an orang. Sementara untuk napiter dan keluarga yang sudah divaksin ikut program desa sebelumnya, ada sembilan orang," ucap Ali Fauzi.

Ali Fauzi yang mendapat suntikan vaksin Covid-19 dosis pertama pada kegiatan itu mengaku tak merasakan efek samping berlebihan.

Ia percaya, vaksinasi merupakan bagian dari ikhtiar menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok untuk mencegah Covid-19.

"Setelah saya divaksin, yang saya rasakan ya seperti disuntik biasa. Tidak ada gejala berarti, ya seperti kita disuntik vitamin, itu saja. Saya dalam keadaan sehat dan tidak ada efek samping, mudah-mudahan ini memberikan imun pada saya," kata Ali.

Hal senada juga disampaikan Asadullah alias Sumarno, eks napiter lain yang sudah menjalani vaksinasi. Meski ikut beberapa hari lalu, Sumarno menyebut, efek samping yang dialami tidak seperti yang diceritakan orang-orang.

"Alhamdulillah sudah divaksin. Kalau saya, waktu sebelum dan sesudah divaksin itu minum degan hijau (kelapa muda), biar tidak sakit. Tapi tidak sampai ada efek yang seperti dikabar hoaks itu, yang sampai macam-macam," kata Sumarno.


Masih ada yang belum

Meski begitu, Ali Fauzi tidak menyangkal ada beberapa eks napiter yang tidak berkenan disuntik vaksin Covid-19. Ali menyebut, mereka enggan divaksin karena termakan hoaks di media sosial.

"Seperti masyarakat pada umumnya, mereka menilai mudharat-nya lebih besar ketimbang manfaatnya. Tentu ini termakan dari berita hoaks yang tersebar di media sosial, seperti divaksin akan memperpendek umur. Jadi ada rasa kekhawatiran," tutur Ali.

Dalam hitungan Ali, ada sekitar delapan napiter bersama keluarga yang belum menjalani vaksinasi. Namun Ali optimistis, seiring berjalannya waktu, mereka yang sempat menolak akan berkenan mengikuti vaksinasi.

"Ada (yang menolak) dan kami menghargai karena itu bagian dari hak asasi yang bersangkutan. Tentu harapan saya, dalam beberapa waktu ke depan yang bersangkutan dapat ikut serta. Hanya butuh proses saja, agar yang bersangkutan mau ikut divaksin," kata Ali.

"Mudah-mudahan setelah saya vaksin, diikuti oleh kawan-kawan yang belum mau melakukan. Hanya butuh waktu saja saya pikir," ucap Ali.

Dikunjungi Kepala BNPT

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPBT) Komjen Boy Rafly Amar meninjau agenda vaksinasi Covid-19 tersebut. Wakapolda Jawa Timur dan sejumlah pejabat di Pemkab Lamongan juga ikut hadir.

"Satu hal yang harus kita waspadai adalah miss informasi, terkait kabar yang tidak benar (hoaks). Tidak ada niat pemerintah untuk menyakiti masyarakatnya, justru sebaliknya," kata Boy di sela kunjungannya di YLP.


Boy juga berharap, Ali Fauzi bersama jajaran YLP dapat membantu pemerintah meluruskan kabar hoaks kepada masyarakat, terutama kepada anggota YLP dan keluarga yang masih enggan divaksin.

Boy menyebutkan, vaksinasi itu tak hanya dilakukan kepada eks napiter dan keluarga, tetapi juga bekerja sama Pemkab Lamongan. Sehingga, masyarakat juga bisa ikut dalam kegiatan itu.

Sekilas Tentang YLP

Ali Fauzi merupakan adik kandung dari Amrozi dan Ali Ghufron, pelaku teror bom Bali. Sementara YLP merupakan yayasan yang bergerak di bidang Control Flow Integrity (CFI), yang coba untuk menjauhkan anggotanya dari sifat-sifat destruktif, termasuk pengeboman, yang sempat dilakukan sebelumnya.

Mereka kemudian berusaha kembali meyakinkan, serta mengajak para mantan napiter yang sudah menjalani masa hukuman, untuk kembali menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

https://regional.kompas.com/read/2021/08/23/174524778/ketika-eks-napi-terorisme-dan-keluarga-ikut-vaksinasi-covid-19-di-lamongan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke