Salin Artikel

Sepi Penumpang, 30 Persen Pengusaha Angkutan Umum di Semarang Jual Armadanya

UNGARAN, KOMPAS.com - Pengusaha dan awak angkutan umum di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, mulai menjual armadanya karena sepi penumpang selama pandemi Covid-19.

Ketua DPC Organda Kabupaten Semarang Hadi Mustofa mengungkapkan jumlah angkutan penumpang saat kondisi normal ada sekitar 1.000 unit.

"Dari jumlah tersebut, 30 persen di antaranya sudah dijual. Jadi yang dipegang hanya izin trayeknya," ujar Hadi saat dihubungi wartawan, Jumat (20/8/2021).

Untuk angkutan yang beroperasi pun dilakukan sistem pembagian.

"Kalau tidak dibagi ya tidak ada penumpang, karena mobilitas saat ini terbatas. Jadi misal di satu trayek itu ada 50 angkutan, tiap hari yang jalan hanya 15 sampai 20 kendaraan saja," kata Hadi.

Selain itu, pengusaha angkutan juga merasakan dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang.

"Dulu itu setoran angkutan setiap hari sekitar Rp 120.000 sampai Rp 140.000, tapi sekarang hanya maksimal Rp 40.000. Untuk yang jenis prona juga sama saja, setoran dari kisaran Rp 250.000, sekarang hanya Rp 100.000," ungkapnya.

Menurut Hadi, penurunan jumlah penumpang dipengaruhi aturan pemerintah mengenai sekolah daring, sehingga siswa tak lagi menggunakan jasa angkutan umum.

"Selain itu juga pabrik-pabrik banyak yang melakukan PHK dan merumahkan karyawan, jadi ya penumpang semakin berkurang, kami hanya bisa pasrah," jelasnya.

Sebelum pandemi, kata Hadi, awak angkutan tidak termasuk warga miskin.

Namun, karena kondisi sekarang ini mereka termasuk jajaran masyarakat yang paling miskin.

"Kami harus menutup operasional, membayar pajak, dan kebutuhan lain. Padahal kondisi tidak memungkinkan bekerja maksimal, sehingga kami minta ada solusi dari pemerintah atas kondisi ini," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/20/113919678/sepi-penumpang-30-persen-pengusaha-angkutan-umum-di-semarang-jual-armadanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke