Salin Artikel

HUT Ke-76 RI, Warga Pelosok NTT: Kami Butuh Jalan Aspal dan Listrik

MAUMERE, KOMPAS.com - Pada Selasa (17/8/2021), Indonesia genap berusia 76 tahun.

Tentu saja sudah banyak pembangunan yang dirasakan masyarakat. Mulai dari akses infrastruktur jalan, air minum, sekolah, kesehatan, dan jaringan listrik.

Namun, hingga di usia ke-76 ini, masih banyak warga yang belum menikmati infrastruktur memadai dan listrik negara.

Seperti yang dirasakan oleh masyarakat Dusun Kampung Wolowajo, Dusun Rejo, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur.

Hingga kini warga di dusun itu belum menikmati infrastruktur jalan dan listrik negara. Tidak ada kendaraan umum yang bisa tembus ke dusun itu.

Untuk ke kota, mereka harus jalan kaki belasan kilometer sampai di tempat yang bisa dilintasi kendaraan roda dua.

Selain jalan, warga di dusun itu juga belum menikmati listrik negara. Di malam hari mereka masih mengandalkan lampu pelita dan tenaga generator set (genset).

"Kami kalau ke kota harus jalan kaki belasan kilometer baru dapat kendaraan umum. Untuk roda dua memang bisa masuk ke sini, tetapi itu hanya satu dua orang yang berani. Kami sangat merindukan akses jalan yang bagus," ungkap warga Dusun Wolowajo, Serfasius Mosa kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa siang.

Ia menyebut, selain akses jalan yang bagus, warga dusun itu sangat merindukan penerangan listrik negara.

"Dari dulu sampai sekarang kami masih pakai pelita Pak. Kalau yang ekonomi bagus pakai genset. Di mana ada genset, di situ warga antre cas handphone kalau malam hari," ujarnya.

"Harapan kami, di HUT ke-76 RI ini negara bisa perhatian infrastruktur jalan aspal dan listrik ke dusun itu. Itu saja harapan dan permintaan kami," tambahnya.

Kepala Desa Wolorega Ferdinandus Dulle mengatakan, akses transportasi menuju dusun Wolowajo memang sangat susah. Jalannya masih tanah. Kondisi jalannya parah.

"Kendaraan roda empat tidak bisa masuk. Yang bisa hanya kendaraan roda dua itu pun hanya orang dari wilayah itu," kata Ferdinandus kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa siang.

Jika hendak ke kota, kata dia, warga dusun itu harus berjalan kaki untuk sampai di jalan yang dilalui kendaraan.

Begitu pula jika hendak ke puskesmas, warga Dusun Wolowajo terpaksa jalan kaki belasan kilometer.

"Beberapa kali ibu hamil melahirkan di jalan pas ke puskesmas. Itu tadi karena tidak ada kendaraan yang bisa masuk ke dusun itu. Tidak ada yang berani memang," katanya.

Ia menyebut, status jalan yang dilalui warga Wolowajo itu ada yang desa, kabupaten, dan provinsi.

"Yang jalan desa itu panjangnya bisa puluhan kilometer. Kita uang dari mana bisa aspalkan jalan sepanjang itu. Yang jalan kabupaten pun ada aspalnya tapi juga sudah rusak. Begitu pula dengan jalan provinsi," ujarnya.

Selain jalan, kata dia, warga Kampung Wolowajo belum teraliri listrik negara. Dari tiga dusun di desanya itu baru satu yang teraliri listrik negara.

"Satu dusun yang namanya Bhana ada di ibu kota desa itu yang sudah masuk listrik negara. Dua dusun yakni Rejo dan Waturesa belum. Mereka masih pakai pelita dan genset di malam hari," katanya.

"Yah, harapan di HUT Ke-76 RI ini, warga dua dusun di desa saya bisa menikmati infrastruktur jalan yang bagus dan listrik negara. Itu yang sangat-sangat dibutuhkan warga," sambungnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/17/192736678/hut-ke-76-ri-warga-pelosok-ntt-kami-butuh-jalan-aspal-dan-listrik

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke