Salin Artikel

Kisah Penjual Bendera Merah Putih, Sebelum Pandemi Bisa Laku 100 Lembar Tiap Hari, Kini Paling Banyak 10

KOMPAS.com - Dedi Mulyana dan kawan-kawannya sering berjualan pernak-pernik jelang perayaan hari kemerdekaan Indonesia.

Mereka bahkan rela menempuh perjalanan jauh. Dari Kabupaten Garut, Jawa Barat, Dedi dkk. berjualan di Kota Parepare, Sulawesi Selatan.

Meski telah menjajakan dagangannya sejak 5 Agustus 2021, mereka belum bisa panen. Pandemi Covid-19 jadi penyebabnya.

“Yang biasanya tiap hari kami bisa menjual 100 bendera dan umbul-umbul, kini di masa pandemi sehari hanya laku paling banyak 10 lembar," ujarnya, Rabu (11/8/2021).

Padahal, kata Dedi, biaya yang ia dan teman-temannya keluarkan tidak sedikit untuk menuju Parepare.

“Sebelum pandemi Covid-19, kami ke Parepare, Sulawesi Selatan ini hanya mengeluarkan biaya tiket pesawat, sekarang kita harus tes PCR. Ditambah lagi adanya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM),” ucapnya.

Kondisi ini berbanding terbalik dengan masa sebelum pandemi. Dahulu, mereka kerap mendapat pesanan dari ketua RT/RW di Parepare.

“Di masa pandemi ini beda dengan dua tahun lalu, Pak. Sekarang sepi pembeli di Parepare, yang ada cuman instansi pemerintahan yang membeli. Sebelum adanya Covid-19 rata-rata ketua RT/RW di Kota Parepare, Sulawesi Selatan, memesan pada kami, setiap perayaan 17-an,“ tuturnya.


Apalagi, imbuh Dedi, Kota Parepare sedang menerapkan PPKM, sehingga perayaan 17 Agustus dilarang.

Hal tersebut membuat warga tak lagi membeli pernak-pernik merah putih, khusunya bendera dan umbul-umbul.

Pedagang lainnya, Wati, menjelaskan, meski penjualan benda dan umbul-umbul kurang, dirinya terbantu dengan larisnya masker bernuansa merah putih.

Wati membeberkan, demi menekan pengeluaran, dia dan kawan-kawannya dari Garut tak lagi menyewa rumah.

Kini, kata Wati, dia teman-temannya mendirikan tenda di pinggir jalan.

“Tidak seperti dulu, Pak, kali ini kami tidak menyewa rumah untuk mengirit biaya operasional selama di Parepare. Sebelum pandemi, kita selama di Parepare, Sulawesi Selatan, menyewa rumah. Sekarang tidak lagi karena takut tidak bisa membayar sewa rumah,“ ungkapnya.

Sebagai pedagang, Dedi berharap agar pandemi Covid-19 segera berlalu.

“Kami berharap agar pandemi cepat berlalu, agar pedagang kecil seperti kami yang datang dari Jawa, bisa juga meraup untung.”

Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Pinrang, Suddin Syamsuddin | Editor: Teuku Muhammad Valdy Arief)

https://regional.kompas.com/read/2021/08/15/184552578/kisah-penjual-bendera-merah-putih-sebelum-pandemi-bisa-laku-100-lembar-tiap

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke