Salin Artikel

Terinspirasi Banyak Nakes Gugur, Dokter Muda Ini Terbitkan Novel "Sang Pembius", Kisah Perjuangan dan Percintaan Dokter Aruji di Masa Pandemi

Hal itu dibuktikan oleh dokter Farhan Ali Rahman yang berhasil merampungkan buku berjudul Sang Pembius.

Buku setebal 200 halaman itu berkisah tentang Anestesi, Pandemi dan Pencarian Cinta, yang sarat pesan semangat dan perjuangan para tenaga kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Para tenaga kesehatan, terutama dokter, harus berjuang demi banyak orang, namun di sisi lain juga harus menghadapi kehilangan orang-orang terdekatnya. 

Farhan yang sehari-hari bertugas di RSUD Soekarno dan Instalasi Karantina Bangka Belitung itu mengatakan, penulisan buku terinspirasi dari suka dan duka tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas penanggulangan pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah setelah sekian purnama, akhirnya bisa dirampungkan naskah dan editing Sang Pembius," kata Farhan saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (7/8/2021).

Dokter berusia 36 tahun ini menuturkan, penulisan naskah dimulai sejak tahun 2020. Saat itu sudah 127 dokter yang meninggal dunia.

Sekarang saat buku ini terbit, angka kematian dokter mencapai angka 640 orang.

Bercerita tentang perjuangan dan kisah cinta dokter anestesi

"Sang Pembius" adalah sebuah novel yang mengisahkan tokoh bernama Aruji yang tumbuh sebagai seorang dokter anestesi.

Di tengah kesibukannya menjalani profesi dan menjadi garda terdepan di masa pandemi, Aruji yang masih hidup seorang diri mendambakan kehadiran pujaan hati.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, di tengah pencariannya tersebut Aruji bertemu sosok perempuan yang membuatnya terpana pada pandangan pertama.

"Kisah Aruji kian kompleks karena dalam waktu bersamaan dokter senior dan rekan sejawatnya berpulang ke pangkuan Tuhan," ungkap Farhan yang merupakan alumni Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.


Membagi waktu dengan disiplin ketat, demi terbitkan novel

Demi menerbitkan sebuah Novel, Farhan harus membagi waktunya dengan disiplin yang ketat.

Sebagai seorang dokter, Ia harus tetap menjalankan tugas-tugas utamanya di rumah sakit.

Penulisan naskah biasanya dilakukan ketika waktu senggang, terutama malam hari ketika anak-anaknya telah tidur.

Suasana hening setelah subuh, kata Farhan merupakan waktu yang tepat merajut kembali rangkaian kisah dalam novelnya.

Bapak empat anak yang melanjutkan program beasiswa di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini berharap novel romantika bisa sebagai edukasi sekaligus inspirasi keteladanan bagi generasi Indonesia.

Novel terbitan Litera Mediatama itu pun telah dipasarkan di wilayah Yogyakarta, Jawa Barat dan Sumatera seharga Rp 99.000 per buku. 

Farhan saat ini selain menjalani tugas sebagai dokter spesialis anestesi dan intervensi nyeri, juga aktif dalam pengelolaan yayasan panti asuhan.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/14/070000578/terinspirasi-banyak-nakes-gugur-dokter-muda-ini-terbitkan-novel-sang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke