Salin Artikel

Menilik Potensi Kampung Tahu sebagai Klaster Industri Produk Halal di Kediri...

Di wilayah Kelurahan Tinalan, Kecamatan Pesantren, terdapat kawasan sentra industri tahu kuning. Kawasan itu juga disebut Kampung Tahu.

Di tempat itu ada 30 perajin yang memproduksi tahu di rumah mereka. Puluhan rumah dan tempat produksi itu berderet sepanjang gang.

Mereka juga memanfaatkan teras rumahnya sebagai lapak menjajakan tahu dan produk olahan turunannya.

Kalangan perajin tahu selama ini cukup berorientasi pada kemajuan kampungnya. Itu setidaknya terlihat dari kesadaran menghimpun diri.

"Hal-hal baik yang bertujuan untuk mengembangkan Kampung Tahu, pasti kami dukung," ujar Pengawas Paguyuban Kampung Tahu Tinalan, Supingi, Rabu (4/8/2021).

Supingi mengaku telah mengantongi sertifikat halal. Namun, beberapa rekannya belum bisa menjangkaunya.

Sehingga, ia berharap adanya dukungan dan fasilitas dari pemerintah agar para perajin bisa berkembang lebih maksimal.

"Sebab latar belakang para perajin beda-beda. Kalau perajin muda bisa cekatan dan mudah mengikuti zaman. Lha, kalau pengrajin tua kan, mikirnya penting produksi saja," kata pria yang juga Ketua Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Kopti) Kota Kediri ini.

Industri produk halal sendiri merupakan konsep kebijakan yang sedang digalakkan pemerintah. Di antara sasarannya adalah usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Itu sebagaimana yang dilakukan oleh Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), suatu lembaga yang lahir dari peraturan presiden dan bertugas untuk percepatan ekonomi syariah di Indonesia.

Direktur Industri Produk Halal KNEKS Afdhal Aliasar mengatakan, daerah merupakan ujung tombak pengembangan ekonomi syariah dan kesempatan Kediri terbuka lebar.

"Jawa Timur menjadi tauladan pengembangan ekonomi syariah, terutama di Pulau Jawa," ujar Afdhal dalam pembekalan jurnalis yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kediri secara daring akhir Mei 2021.

Wakil Ketua Bidang UMKM Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Kediri Setyo Hadi mengatakan, jaminan halal bagi suatu produk cukup penting karena tidak hanya soal perlindungan konsumen, tetapi juga soal laku jujur pelaku usaha.


Ia mencontohkan kejujuran dalam berat timbangan suatu produk. Apalagi di tingkat ekspor, perihal ketepatan bobot timbangan itu cukup ketat pengawasannya.

"Bobot timbangannya kurang dari label yang tertulis di kemasan, bisa kena sanksi itu, dan nilai sanksinya besar," kata Setyo Hadi, Rabu (4/8/2021).

Oleh sebab itu, ia mengajak para pelaku usaha UMKM senantiasa meningkatkan kualitas produknya agar pasar yang dijangkau semakin luas.

Usaha Pemerintah Daerah memfasilitasi UMKM

Kepala Bidang Industri Disperdagin Kota Kediri Prihastutik Tintawati mengatakan, pihaknya selama ini juga banyak memfasilitasi industri kecil menengah, dalam kaitannya dengan industri halal.

Pada pelaku industri di Kampung Tahu Tinalan misalnya, dia menambahkan, sebanyak 80 persen perajin tahu telah mengantongi sertifikat halal.

"Setiap tahun kita ada program fasilitasi, termasuk fasilitasi legalitas halal. Nah, di Kampung Tahu Tinalan itu 80 persen sudah punya label halal," ujar Prihastutik, Rabu (4/8/2021).

Adapun untuk kampung tahu sebagai klaster industri halal, menurutnya adalah wacana yang cukup positif mengingat saat ini memang belum ada klaster industri halal.

Untuk mewujudkannya, kata dia, nantinya harus ada koordinasi dan saling dukung lintas organisasi perangkat daerah maupun elemen lainnya.

"Saling melengkapi, sama-sama bertujuan untuk kemajuan kampung wisata tahu agar betul-betul terwujud dengan baik," kata Tinta.

Nilai Tambah Kampung Tahu Tinalan

Kampung Tahu Tinalan saat ini sudah dikembangkan menjadi kawasan wisata edukasi.

Soal daya tahan usahanya juga tak diragukan lagi. Mereka telah teruji karena keberadaannya sejak 1958 dan mampu bertahan hingga saat ini.

Para perajin itu rata-rata masih berhubungan kerabat. Mereka adalah generasi penerus dari Markam, sosok yang mengawali usaha tahu di Kampung Tahu tersebut.

Beberapa hal itu menjadi nilai tambah dalam pengembangan menjadi klaster industri produk halal, maupun dikembangkan lagi menjadi industri wisata halal.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/10/131248678/menilik-potensi-kampung-tahu-sebagai-klaster-industri-produk-halal-di

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke