Salin Artikel

Dinsos Pamekasan Emosi Dikritik DPRD soal Data Penerima Bansos Isoman

PAMEKASAN, KOMPAS.com – Kritik yang disampaikan Komisi D DPRD Pamekasan kepada Dinas Sosial Kabupaten Pamekasan, terkait dengan data penerima bantuan sosial warga yang menjalani isolasi mandiri karena Covid-19, membuat Dinsos naik pitam.

DPRD Pamekasan menemukan data yang tidak akurat antara Dinas Kesehatan Pamekasan dan Dinsos Pamekasan.

Anggota Komisi D DPRD Pamekasan Wahyudi mengatakan, Dinsos Pamekasan terlihat emosi ketika dikritik karena data penerima bansos isolasi mandiri Covid-19 ada yang tidak beres.

Bahkan, data yang disampaikan Dinsos dan Dinkes tidak sama.

"Data yang kami terima dari Dinkes, ada 140 warga yang isolasi mandiri. Sedangkan data penerima bantuan dari Dinsos sebanyak 250. Ini kan amburadul," terang Wahyudi, melalui telepon seluler, Senin (9/8/2021).

Politisi termuda di DPRD Pamekasan ini menambahkan, Dinsos Pamekasan ditantang untuk membeberkan data valid penerima bantuan saat bertemu langsung dalam rapat koordinasi.

Namun, dia menyebut sampai saat ini Dinsos Pamekasan belum melakukannya.

Sedangkan Dinkes Pamekasan, sudah membeberkan data.

Bahkan, data dari Dinkes Pamekasan lengkap dengan nama, alamat, usia, dan puskesmas yang memantau kondisi warga yang isolasi mandiri.

"Saya minta data ke Dinsos by name by addres dan by phone. Namun, sampai saat ini data itu tidak diberikan ke Komisi D," imbuh Wahyudi.

Politisi asal Partai Bulan Bintang Pamekasan ini ingin agar Dinsos transparan dalam pemberian bantuan kepada masyarakat.


Sebab, saat ini sangat rawan terjadi penyelewengan bantuan sosial karena banyaknya bantuan yang diberikan kepada masyarakat.

Ada 8 macam bantuan yang diberikan kepada masyarakat, di antaranya bantuan melalui PKH, PKH Plus, bantuan simpati lansia dan bantuan paket isolasi mandiri.

"Apa yang menjadi keberatan Dinsos sehingga mereka menutup diri untuk membeberkan data kepada DPRD," ungkap Wahyudi.

Penyebab Dinsos emosi

Kepala Disos Pamekasan Moh Tarsun saat dikonfirmasi membenarkan jika dirinya sempat emosi saat rapat koordinasi dengan Komisi D DPRD Pamekasan.

Tarsun tidak bisa menahan amarahnya karena penjelasan yang disampaikannya, tidak bisa dipahami dengan baik oleh dewan.

Data yang disampaikan Dinkes dengan Dinsos, tidak akan pernah sama jumlahnya.

Sebab, data yang disampaikan Dinkes sifatnya update setiap hari. Sedangkan di Dinsos akumulatif.

"Kami menyediakan paket bantuan itu akumulatif sebanyak 250 orang. Data dari Dinkes berdasarkan jumlah warga yang isoman setiap hari. Jadi, ketika data di Dinkes ada 140 orang yang isoman, maka ada tersisa paket 110 paket. Sisa itu kami simpan di gudang, tidak diberikan ke siapa-siapa," terang Tarsun.

Tarsun menambahkan, data Dinkes setiap hari bisa berkurang atau bisa bertambah.

Data bisa berkurang ketika ada warga yang sudah selesai menjalani isolasi mandiri.

Data bisa bertambah ketika ada warga yang baru menjalani isolasi mandiri.

"Orang yang sudah selesai isoman, tidak lagi kebagian bantuan paket. Tapi datanya masih belum dicoret. Sedangkan di Dinsos, yang sudah isoman langsung dihapus. Maka tidak akan pernah sama data Dinsos dan Dinkes," ungkap Tarsun.

Kondisi saat ini, kata Tarsun, dari 250 paket bantuan itu sudah hampir habis. Dinsos akan mengajukan tambahan anggaran.

Masing-masing paket, anggarannya Rp 278.000, terdiri dari obat-obatan, vitamin dan Sembako. 

https://regional.kompas.com/read/2021/08/09/201106578/dinsos-pamekasan-emosi-dikritik-dprd-soal-data-penerima-bansos-isoman

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke