Salin Artikel

Kegembiraan Difabel Tuli di Wonogiri Saat Divaksinasi Covid-19

Empat penyandang difabel tuli itu diundang Polres Wonogiri untuk divaksinasi Covid-19, Kamis (5/8/2021).

Sebelum divaksin, sama seperti warga lainnya, empat penyandang difabel tuli harus menjalani skrining mulai tensi darah hingga wawancara riwayat penyakit yang dimiliki.

Saat diwawancara tim vaksinator, para penyandang difabel tuli tidak sendiri.

Mereka didampingi Juru Bahasa Isyarat, Eka Sari Utami sebagai penerjemah rangkaian kalimat yang disampaikan peyandang tuli ke tim vaksinator dan sebaliknya.

Usai lulus skrining, para difabel dipersilakan duduk menunggu panggilan vaksinasi.

Saat itu giliran pertama Astrid Uditya Sari, penyandang difabel tuli dari Kecamatan Slogohimo untuk masuk bilik vaksinasi.

Tak sampai dua menit, Astrid berada dalam bilik vaksinasi. Ia keluar dari bilik lalu duduk kembali menunggu panggilan untuk mendapatkan kartu vaksinasi.

Astrid yang didampingi juru bahasa isyarat Eka Sari Utami menyatakan kegembiraannya pasca divaksin Covid-19.

Meski merasakan sakit pada lengannya pasca divaksin, Astrid kini makin tambah percaya diri.

“Lengan saya sakit. Tapi saya senang dan merasa tambah sehat. Pokoknya saya merasa senang sekali,” ujar Astrid.


Astrid mewakili penyandang difabel menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Polres Wonogiri yang peduli kepada kaum difabel sehingga mendapatkan kesempatan vaksinasi Covid-19.

Sebelum divaksin, Astrid sudah diajarkan kedua orang tuanya disiplin menerapkan protokol kesehatan agar tidak tertular Covid-19.

Tak hanya itu, Astrid juga belajar langsung dari video tutorial di youtube bagaimana berprokes yang benar.

“Saya juga melihat video bagaimana cara mencuci tangan dan memakai masker seperti apa, terus tetap di rumah, tidak berkerumun, kurangi mobilitas dan jaga jarak,” ungkap Astrid.

Senada dengan Astrid, Ainun Jariyah dan Ratri Dewi Perbuni Perwaning, penyandang difabel tuli lainnya merasa bahagia setelah mendapatkan suntikan vaksin.

“Tadi saat mendapatkan vaksin saya menutup mata. Karena tidak terbiasa dengan jarum suntik. Tapi saya merasa senang sudah mendapatkan vaksin,” ungkap Ainun.

Lain halnya dengan Ainun dan Ratri, Fauziah Okta Saputri, penyandang difabel tuli asal Kecamatan Nguntoronadi menyatakan agak grogi saat akan disuntik vaksin.

Namun setelah selesai divaksin, ia merasa tambah kuat dan percaya diri.

“Awal pertama saya gerogi sekali waktu pertama mendapatkan vaksin karena merasa seperti digigit semut. Tapi sekarang saya merasa senang sekali, merasa tambah kuat dan percaya diri,” kata Okta.

Tak hanya itu, pasca divaksin ia semakin menyadari arti pentingnya sehat.

Ia pun bersyukur sampai saat ini belum ada penyandang difabel tuli di Kabupaten Wonogiri yang terinfeksi Covid-19.


Vaksin 500 Penyandang Difabel

Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto menyatakan hari ini 500 penyandang difabel mendapatkan vaksinasi Covid-19 merek sinovac di Mapolres Wonogiri, Kamis (5/8/2021).

Untuk memvaksin 500 penyandang difabel, Polres Wonogiri langsung menjemput mereka di rumah.

“Untuk memvaksin para difabel kami lakukan sistem jemput bola. Semua difabel kami fasilitasi menggunakan kendaraan yang disediakan polsek untuk jemput dan antar pulang kembali ke rumah,” ujar Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto disela-sela vaksinasi Covid-19 bagi penyandang difabel, Kamis (5/8/2021).

Dydit mengatakan 500 penyandang difabel merupakan target sasaran hari pertama kegiatan vaksinasi Candi Merdeka di Polres Wonogiri.

Bahkan di seluruh Jawa Tengah, hanya Polres Wonogiri yang memvaksin penyandang difabel.

Kelompok difabel menjadi sasaran pertama target vaksinasi Candi Merdeka lantaran, selama ini kelompok difabel belum menjadi perhatian untuk mendapatkan vaksinasi.

Untuk itu, Polres Wonogiri menginisiasi agar kelompok difabel mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Tak hanya kelompok difabel, kata Dydit, Polres Wonogiri hari ini juga memvaksin 1.500 lansia di wilayah Kecamatan Pracimantoro.

Vaksinasi bagi kelompok lansia untuk membantu program utama dari Pemkab Wonogiri yang gencar menyelesaikan vaksin bagi orang tua.

“Jadi hari ini di Polres Wonogiri targetnya 500 orang suntikan bagi difabel dan di Pracimantoro ada 1500 suntikan untuk lansia. Target totalnya ada 2000 suntikan,” jelas Dydit.

Dydit mengungkapkan vaksinasi Merdeka Candi berjalan selama sembilan hari.

Dengan demikian kelompok difabel yang belum divaksin dapat mengikuti vaksinasi hari berikutnya.

Ia menambahkan target sasaran yang divaksin selama sembilan hari sebanyak 18.000 orang atau perhari 2.000 orang.

Polres Wonogiri mendapatkan ribuan vial vaksin itu dari Polda Jawa Tengah.

Sebelumnya Polres Wonogiri juga sudah menggelar vaksinasi bagi 4.000 orang menjelang Hari Bhayangkara.

Untuk memvaksin para difabel dan lansia, Polres Wonogiri mengerahkan 70 vaksinator.

Perinciannya, 15 vaksinator dari Polres Wonogiri, 15 dari Puskesmas Wonogiri, 10 dari Dinkes dan 30 petugas dari Puskesmas Pracimantoro.


Datangkan Penerjemah Bahasa Isyarat

Untuk memperlancar jalannya proses vaksinasi peyandang difabel tuli, Polres Wonogiri menghadirkan penerjemah bahasa isyarat bernama Eka Sari Utami.

“Kami datangkan penerjemah bahasa isyarat karena ada difabel penyandang tuli yang divaksin,” kata Dydit.

Eka Sari yang dikonfirmasi terpisah menyatakan dirinya diminta datang ke Polres Wonogiri untuk mendampingi penyandang tuli yang mendapatkan vaksinasi Covid-19.

Apalagi sebelum divaksin, penyandang tuli harus menjalani skrening.

“Saya diminta datang agar komunikasi penyandang tuli dengan vaksinator lancar. Karena ada sesi wawancara yang dilakukan vaksinator kepada penyandang tuli saat skrening,” ungkap Eka.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/06/082634178/kegembiraan-difabel-tuli-di-wonogiri-saat-divaksinasi-covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke