Salin Artikel

Cerita 2 Pelajar di Malang Jadi Relawan Covid-19, Berawal dari Rasa Prihatin Kasus Corona Meningkat

Moura merupakan pelajar kelas 2 IPS SMAN 1 Lawang dan Ifron merupakan pelajar kelas 3 Multimedia di SMKN 4 Malang.

Keduanya ikut menjadi relawan dengan memanfaatkan waktu luang di sela proses belajar mengajar daring.

"Untuk menyiasati waktu, saya kerjakan di posko ini kalau ada pelajaran daring," kata Moura di Posko MBLC, Kota Malang, Selasa (3/8/2021).

Moura mengaku sudah sebulan aktif sebagai relawan di posko itu. Awalnya, ia kesulitan membagi waktu dengan sekolah.

Belakangan, ia terbiasa menjalankan keduanya. Sekolah sambil menjadi relawan penanganan Covid-19.

"Kalau dari saya sendiri saat baru bergabung di MBLC ini sekolah agak keteteran. Bingung membagi waktu antara mengerjakan tugas sekolah dan di posko ini. Tapi sekarang sudah bisa membagi waktu," katanya.

"Pagi saya mengerjakan tugas dulu ataupun pulang dari posko malam hari saya juga mengerjakan tugas," katanya.

Biasanya, Moura berada di posko mulai pukul 9.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

Saat ditemui, Moura dan Ifron baru saja selesai ikut pembagian masker di Lawang, Kabupaten Malang.

Moura mengatakan, keluarga dan pihak sekolah sangat mendukung keputusannya.


Moura berinisiatif untuk menjadi relawan penanganan Covid-19 setelah merasa prihatin dengan lonjakan kasus di Malang.

"Rasa prihatin dari diri sendiri sih, karena melihat persebaran Covid-19 Malang Raya meningkat. Perlu adanya generasi muda yang ikut turun untuk membantu warga-warga yang Isoman," katanya.

Ifron mengaku diuntungkan dengan menjadi relawan. Sebab, dirinya bisa mempraktikan pelajaran di sekolah, yakni mendokumentasikan program posko tersebut.

Ifron mengaku awalnya takut karena harus bertemu dengan banyak orang. Bahkan kadang-kadang mengunjungi pasien Covid-19 yang isolasi mandiri.

Namun akhirnya ia terbiasa dengan itu.

"Sebelumnya ada rasa takut. Takutnya karena ketemu orang-orang yang kena Covid-19. Saya pertama takut, tapi kemudian kebiasaan. Karena di sini juga ketat. Seminggu sekali diswab," katanya.

Jubir MBLC, Sri Widji Wahyuning Utami mengatakan, pihaknya sangat terbantu dengan keikutsertaan dua pelajar tersebut.

"Kami dari posoko mengapresiasi atas kehadiran relawan termuda yang masih pelajar Moura dan Ifron," katanya.


Menurutnya, Moura teliti dalam pendataan dan pelaporan. Sedangkan Ifron memiliki kemampuan di bidang multimedia.

"Moura teliti dalam pendataan dan pelaporan. Pendataan dan pelaporan secara administratif ini dibutuhkan oleh posko untuk laporan ke publik," katanya.

MBLC merupakan gabungan relawan yang menyalurkan bantuan untuk warga terdampak dan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri.

Relawan di posko itu menjalani tes cepat antigen secara berkala untuk memastikan kesehatannya.

"Relawan di sini terdiri dari berbagai elemen. Kami lakukan swab sebelum mereka bertugas untuk memastikan mereka sehat. Mereka juga diberi makan teratur dan kami dukung mereka dengan vitamin dan mereka diminta istirahat pada waktunya," katanya.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/03/214614378/cerita-2-pelajar-di-malang-jadi-relawan-covid-19-berawal-dari-rasa-prihatin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke