Salin Artikel

Tradisi Kibarkan Ribuan Bendera Merah Putih di Sawah yang Tak Luntur meski Pandemi

Jarak satu tiang bambu warna merah itu dengan tiang bendera lainnya hanya tiga meter.

Bendera berjajar rapi di jalan aspal nan lurus, membelah persawahan seluas 24 hektar.

Sawah sedang tumbuh bawang merah, cabai dan aneka palawija. Ada semacam gerbang di jalan ini dengan tulisan “Bumi Dobangsan.”

Warga Dobangsan yang mayoritas petani mengibarkan bendera untuk memperingati HUT ke-76 Kemerdekaan Republik Indonesia, sejak 1 Agustus 2021 lalu.

“Pemasangan Bendera Merah Putih di tahun 2021 ini semakin menemukan momentumnya, selain wujud nasionalisme tetapi sekaligus mematuhi imbauan pemerintah di masa pandemi,” kata Agung Mabruri, tokoh warga Dobangsan sekaligus pegawai di Kantor Kementerian Agama Kulon Progo, Senin (2/8/2021).

Agung juga dikenal karena keaktifannya mendorong masyarakat menjaga kerukunan di tengah keberagaman di Kulon Progo.

Warga menamai sebagai Jalan Turi Dobangsan. Jalan tersebut selalu mencuri perhatian tiap memasuki Agustus sejak 2019.

Pasalnya, bendera Merah Putih berbaris di tepi jalan selama satu bulan penuh dan menjadi pusat perhatian siapa saja yang melintas.

Jalur ini padat kendaraan, sehingga siapa saja yang melintas jalan raya tersebut akan mudah melihat ada barisan bendera.

Warga biasanya menyempatkan mampir untuk sekadar foto atau jalan keliling pedukuhan.

Dobangsan sendiri merupakan pedukuhan dengan mayoritas petani di tiga RW dengan masing-masing ada tiga RT.

Pengibaran bendera sebanyak ini sebagai bagian dari cara warga Dobangsan menunjukkan rasa cinta tanah air hingga menjadi cara warga mengenang perjuang pahlawan yang hidup mati membela bangsa Indonesia agar dapat merdeka.

Karenanya, warga mengibarkan bendera di perkampungan setiap Agustus.

Agung menceritakan, semua berawal pada 2019. Ketika itu muncul kegelisahan terkait rasa cinta tanah air di kalangan generasi muda.

Kemudian lahir ide mengibarkan bendera di sepanjang jalan tengah sawah dan perkampungan.

Warga menyambut dengan menebang bambu hingga membeli bendera.

Bambu pemberian warga dan biaya beli bendera dari sumbangan suka rela masyarakat.

Kemudian dilanjutkan upacara di jalan.

“Yang menjadi tulang punggung pemasangan Ketua RT/RW dan karang taruna. Sedangkan ibu-ibu menyiapkan minum dan snack,” kata Agung.

Warga kembali melanjutkan kegiatan memasang bendera itu pada 2020, bahkan hingga terpasang 1.000 bendera.

Bendera tidak hanya di jalan Turi tapi juga di seluruh wilayah Dobangsan.

Mereka lantas merayakan HUT RI dengan upacara berpakaian adat budaya Indonesia.

Semua dilakukan dengan gotong royong.

“Semua keperluan hasil dari swadaya masyarakat Dobangsan,” kata Agung.

Sementara itu, Ketua RT 13, Sriyana mengungkapkan, pemasangan memang masih akan berlanjut. Terutama hingga jalan gang dalam tiap RT yang ada.

Seperti halnya RT 13 akan dipasang setidaknya 70 bendera. Begitu pula di RT lain meski dalam jumlah yang berbeda.

“Kabar yang saya terima pemasangan bendera sudah mencapai 70 persen dan masih seperti tahun lalu akan terus sampai 1.000 bendera,” kata Sriyana.

“Untuk RT 13 sendiri ada 70 bendera yang akan terpasang. Itu belum yang dipasang di depan rumah masing-masing,” kata Sriyana melalui pesan singkatnya.

Ia mengungkapkan kegembiraan warganya menyambut HUT RI meski di tengah Pandemi.

Pemasangan bendera akan kembali berlangsung selama satu bulan penuh hingga akhir Agustus.

“Semua berlangsung satu bulan penuh,” kata Sriyana.

https://regional.kompas.com/read/2021/08/02/162605378/tradisi-kibarkan-ribuan-bendera-merah-putih-di-sawah-yang-tak-luntur-meski

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke