Salin Artikel

Wali Kota Kediri: Isoman di Rumah Tak Selalu Aman, di RS Diawasi Nakes

“Isoman di rumah tidak selalu aman. Jangan takut untuk menjalani isolasi di RS, karena akan dirawat oleh tenaga medis,” ujar Abdullah Abu Bakar, dalam keterangan pers Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Pemkot Kediri, Sabtu (24/7/2021).

Pernyataan itu disampaikannya menyusul terjadinya beberapa kali kasus kematian yang menimpa warga yang tengah isolasi mandiri di rumah.

Abu Bakar menambahkan, Pemkot telah memiliki SOP alur pelayanan pasien Covid-19.

1. Untuk pasien OTG dengan saturasi oksigen lebih dari atau sama dengan 95 persen dan respiratory rate 12-20 per menit, dapat melakukan isolasi mandiri.

2.Untuk pasien gejala ringan dengan saturasi oksigen lebih dari atau sama dengan 95 persen dan respiratory rate 12-20 per menit, diperbolehkan untuk isolasi mandiri atau menjalani isolasi di RS Kilisuci.

3. Untuk pasien bergejala sedang dengan saturasi oksigen 90-95 persen dan respiratory rate lebih dari 20 per menit, dapat menjalani isolasi di RSUD Gambiran atau rumah sakit rujukan.

4. Lalu untuk pasien gejala berat dengan saturasi oksigen kurang dari 90 persen dan respiratory rate lebih dari 30 per menit maka harus dibawa ke RSUD atau rumah sakit rujukan lain.

" Apabila RSUD Gambiran atau rumah sakit rujukan lain penuh, pasien gejala sedang dan berat dapat distabilisasi di RS Kilisuci," lanjutnya.

Syarat Melakukan Isoman

Pasien yang diperbolehkan melakukan isolasi mandiri adalah pasien yang tidak bergejala atau bergejala ringan, tidak memiliki komorbid, dan rumahnya layak untuk isolasi mandiri.

Bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri wajib mengetahui tanda-tanda yang mungkin bisa membahayakan kondisinya.

Tanda-tanda perburukan yang harus diawasi saat melakukan isoman di rumah adalah rasa sesak napas dengan saturasi di bawah 94 persen, dibuktikan dengan pengukuran alat oxymeter.

Lalu, kejadian diare dengan frekuensi sering lebih dari lima kali sehari dan pasien tidak mau makan atau minum, ataupun muntah dengan frekuensi yang sering. Kemudian demam tinggi lebih dari 37,3 derajat celcius.


Abu Bakar juga mengimbau agar warga yang isolasi mandiri senantiasa melaporkan kondisi kesehatannya. Di sisi lain, petugas PPKM Mikro juga telah diterjunkan untuk pengecekan dengan mendatangi satu per satu rumah warga isolasi mandiri.

Para petugas itu akan mengecek kadar oksigen warga yang isolasi mandiri menggunakan oxymeter.

“Jadi warga yang isoman ini terpantau kondisinya. Apabila terjadi perburukan maka akan segera dirujuk untuk mendapatkan perawatan yang intensif,” ujarnya.

Update Covid-19 Kota Kediri

Kasus konfirmasi positif Covid-19 di Kota Kediri masih mengalami peningkatan. Bahkan pada 22 Juli 2021, angka penambahan kasus konfirmasi positif harian menyentuh angka 100.

Total per tanggal 23 Juli 2021 sudah terdapat 2.289 warga Kota Kediri yang telah terkonfirmasi positif Covid-19.

Adapun tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) ruang isolasi di Kota Kediri sejumlah 76 persen. Angka ini masih diatas standar nasional.

Pemkot Kediri juga telah menyediakan dua tempat isolasi mandiri terpusat.

Dua lokasi tersebut adalah Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) yang ada di Jalan Himalaya Kecamatan Mojoroto dan bangunan serbaguna Gedung Nasional Indonesia (GNI) di Jalan Mayjend Sungkono di Kecamatan Kota. 

https://regional.kompas.com/read/2021/07/25/104822278/wali-kota-kediri-isoman-di-rumah-tak-selalu-aman-di-rs-diawasi-nakes

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke