Salin Artikel

Klaster Keluarga Dominan di Tasikmalaya, gara-gara Warga Perkampungan Abai Prokes

Masyarakat di wilayah perkampungannya masih tinggi yang abai protokol kesehatan (Prokes) dan bahkan masih ditemukan informasi hoaks ajakan tak percaya Covid-19 dari mulut ke mulut.

Hal ini dibuktikan selama penerapan PPKM Darurat, ratusan tambahan positif Covid-19 di wilayah ini semuanya berasal dari klaster keluarga dan tak ditemukan klaster baru lainnya.

"Hasil swab hari ini saja ada 300 penambahan positif semuanya didominasi oleh klaster keluarga. Penambahan penyebaran di keluarga masih meningkat signifikan. Kalau selama PPKM Darurat ini wilayah perkotaan relatif menurun karena mobilitas bisa ditekan, wilayah perkampungan justru abai prokes masih tinggi, ini sorotan kita," jelas Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra, kepada wartawan, Rabu (21/7/2021).

Asep menambahkan, jumlah tambahan positif Covid-19 harian paling tinggi selama PPKM Darurat di wilayahnya berasal dari penyebaran di lingkungan keluarga terutama di kampung-kampung.

Dengan diperpanjang PPKM Darurat sampai 25 Juli 2021, lanjut Asep, dinilai akan terus mampu menekan mobilitas di wilayah perkotaan dan menyisir warga positif di perkampungan.

"Penambahan non-klaster atau klaster keluarga ini tertinggi dan pernah lebih tinggi sekitar 320 kasus dalam sehari. Dengan PPKM Darurat dilanjutkan ini optimistis penyebaran khususnya di perkampungan bisa ditekan," tambahnya.

Pihaknya bersama unsur pemerintahan lainnya tak henti-henti meminta masyarakat menerapkan prokes ketat.

Diharapkan minimal bisa menjaga dirinya sendiri dan tak menyebarkan ke orang lain di dekatnya.

Jika sebelum terdeteksi positif Covid-19 sesuai medis, warga yang sudah merasakan gejala Covid-19 terutama anosmia lebih baik diam sendiri di rumah dan tak berkeliaraan.

Sehingga, tak sampai menyebarkan kembali ke keluarga terdekatnya atau warga lainnya di sekitarnya.

"Kalau merasa ada gejala, apalagi anosmia, sudah diam di rumah dulu. Jangan sampai jadi orang yang menyebarkan lagi," tegas Asep.


Selama ini, semua tenaga medis dan pemerintah daerah terus berupaya supaya para pasien Covid-19 bisa mendapatkan perawatan optimal saat kondisi darurat seperti ini.

Dengan masyarakat waspada Covid-19 di kampungnya masing-masing tentunya sangat membantu para tenaga medis dalam menjalankan kewajibannya.

"Kami meminta agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan, pemerintah daerah juga berupaya agar pasien yang mendapat perawatan cepat disembuhkan. Apalagi sampai sekarang ada selitar 1.000 orang lebih yang masih menjalani isoman yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan. Belum lagi yang selama ini tak mau melapor," pungkasnya.

Sesuai data Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya melalui laman resmi Diskominfo Kota Tasikmalaya sampai Rabu (21/7/2021), kasus aktif terkonfirmasi positif mencapai 1.556 orang.

Jumlah total kasus meninggalnya tercatat sudah mencapai 362 orang. Khusus selama dua pekan pada Juli 2021, total warga meninggal mencapai 80 orang dan sebanyak 23 diantaranya warga positif Covid-19 yang isoman di tempat tinggalnya. 

https://regional.kompas.com/read/2021/07/21/114715378/klaster-keluarga-dominan-di-tasikmalaya-gara-gara-warga-perkampungan-abai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke