Salin Artikel

Cerita Mereka yang Terkoneksi Jaringan 4G di Pelosok Nusa Tenggara Timur

Waktu menunjukkan pukul 04.00 Wita.

Siprianus Dua Dawa (49) membangunkan istrinya, Martha Amus untuk menyiapkan sarapan pagi serta pakaian batik.

Pria penyandang disabilitas itu pun bergegas menyiapkan diri untuk melakukan wawancara dengan tim Radio Republik Indonesia (RRI) Ende.

Adapun, wawancara dilakukan melalui aplikasi Zoom, karena masalah jarak tempuh dan alasan pandemi Covid-19.

Sipri diwawancarai sebagai seorang difabel tuna daksa yang cukup menginspirasi karena memiliki keahlian dalam membangun rumah hingga menjadi kepala tukang.

Sudah 30 rumah dia bangun untuk keluarga dan tetangga di kampungnya.

Namun kini ia beralih keterampilan tangan untuk mengerjakan perabot rumah tangga yang ringan karena fisiknya sudah tidak kuat dan tak bisa lagi naik ke atap rumah untuk memasang balok dan memaku seng.

Berangkat ke Benteng Jawa

Siprianus memutuskan berangkat ke Kota Benteng Jawa, ibu kota Kecamatan Lamba Leda.

Untuk diketahui, Kampung Wodong terletak di pelosok Manggarai Timur, 80 kilometer dari Kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.

Sementara jarak dari Kota Ende, Kabupaten Ende kurang lebih 300 kilometer.

Biasa berjalan dengan kedua lutut dan ditopang kedua tangannya, Sipri kali ini berangkat ke kota dengan diboncengkan oleh Yuvens Keor, warga Kampung Wodong.

Jarak menuju ke Benteng Jawa ditempuh dalam waktu kurang lebih 5-6 kilometer.

Dengan bermodal ponsel Android pinjaman, Sipri langsung mencari lokasi dengan sinyal terkuat untuk mengikuti wawancara.


Jelang pukul 10.00 Wita, presenter RRI Ende, Ibu Kristin Senda mengontak Yuvens Keor untuk bersiap-siap.

Selama satu jam, Sipri mengikuti bincang-bincang dengan tema Pengarusutamaan Gender dengan subtema perjuangan kepala tukang dengan keterbatasan fisik demi sesuap nasi.

Di akhir siaran, Siprianus menyanyikan lagu Indah RencanaMu Tuhan untuk pendengar RRI Ende.

4G masuk ke pelosok desa

Presenter RRI Ende, Kristin Senda mengungkapkan, ia sangat terharu bisa mendengar suara Siprianus Dua Dawa dengan lantunan lagu penutupnya.

"Terima kasih banyak dengan kemudahan teknologi telekomunikasi dengan jaringan sinyal 4G yang dibangun Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kominfo RI yang terus membangun infrastruktur jaringan telekomunikasi di tengah situasi pandemi Covid-19 ini," ucap Kristin, Sabtu sore, (26/6/2021).

Sementara itu, Yuvensius Keor mengatakan, ketersediaan jaringan 4G merupakan dampak pembangunan infrastruktur telekomunikasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) yang mulai terjangkau di pelosok Kabupaten Manggarai Timur.

"Kalau dari saya, untuk kelebihan Zoom dengan jaringan sinyal 4G sangat membantu masyarakat, pegawai, guru, pelaku usaha selama situasi pandemi berlangsung, dapat memudahkan segala bentuk kegiatan yang sebelumnya dilakukan secara manual," jelasnya.

Memudahkan mencari bahan pembelajaran

Manfaat tersebut juga dirasakan oleh kalangan pendidik di Borong.

Yohanes Rongga, difabel yang berprofesi sebagai guru Agama Katolik di SLBN Borong menjelaskan, jaringan sinyal 4G tergantung pada lokasi.

Meski masih terdapat kekurangan, masuknya jaringan 4G ke pelosok sudah sangat memudahkan dirinya untuk mencari bahan pembelajaran.

"Selama pandemi Covid-19, teknologi semakin gencar untuk memudahkan belajar. Mengunduh bahan pelajaran dengan aplikasi khusus bagi difabel mata seperti saya. Memang memakai tulisan braille. Saya biasa bermodalkan pendengaran. Saya dengar suara lewat pendengaran dan sesudah itu saya mengetik dengan huruf braille. Saya tidak pernah mengeluh di situasi pandemi Covid-19. Saya harus adaptasi dengan situasi yang sedang melanda seluruh di dunia," jelasnya, Sabtu (3/7/2021).

Ambrosius Adir, wartawan lokal NTT di Kabupaten Manggarai Timur menjelaskan, jaringan sinyal 4G cukup membantu pertemuan-pertemuan virtual selama pandemi karena aksesnya lebih kuat dari sinyal 3G.

Namun, kendala yang sering dialami ialah jaringan yang sering hilang, khususnya di kota Borong, ibu kota Kabupaten Manggarai Timur.

"Saya kalau mau kirim berita saat di kampung, terpaksa harus ke tempat yang dijangkau jaringan sinyal 4G. Dan itu jaraknya bisa sampai 10 kilometer," jelasnya.


Bisa berfungsi positif dan negatif

Kemajuan teknologi ini mendapatkan tanggapan dari anggota Komunitas Cenggo Inung Kopi Online (CIKO) Kabupaten Manggarai Timur Frumensius Fredrik Anam.

Dia menjelaskan perkembangan teknologi memang sulit dibendung, bahkan kecepatannya mengalahkan kesiapan penggunanya sendiri.

Namun Mensi Anam, demikian dia biasa disapa, mengingatkan bahwa ponsel memiliki dampak negatif jika salah memfungsikan.

"Saya berharap agar bijak menggunakan handphone android. Kehadiran handphone android merubah tatanan kehidupan yang konvensional menjadi modern. Saya harus lebih adaptif menyambut perubahan pola komunikasi," kata dia.

Namun sebaliknya, teknologi bisa membawa manfaat selama digunakan dengan bijak.

"Selama handphone android dimanfaatkan secara tepat, baik dan benar tentu amat membantu saya dan dapat membentuk pola kehidupan baru yang lebih modern, adaptif, update dan survive. Kehidupan terus berevolusi. Dunia terus mengalami dinamisasi. Saya tinggal meningkatkan sumber daya manusia agar manusia tetap membentuk zaman. Bukan zaman yang membentuk peradaban manusia," jelasnya.

Tak lagi cari sinyal ke bukit

Di Manggarai Timur, ada tiga Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mendapatkan bantuan super wifi pada April 2021.

Ketiga sekolah itu, SMP Satu Atap (Satap) Munde, Desa Komba, SMP Satu Atap (Satap) Mesi, Desa Rana Kolong dan SMPN 04 Kota Komba, Desa Gunung.

Kepala SMPN 04 Kota Komba, Fidelis Ambon mengatakan, muridnya tidak lagi ke bukit untuk mencari sinyal 4G saat ujian.

Mereka kini sudah memanfaatkan sarana internet super wifi, bahkan juga mendapatkan bantuan solar cell.

Kepala SMP Satap Munde, Robertus Jani mengatakan, mereka sudah memakai jaringan internet super wifi di sekolah.

Ujian naik kelas dengan sistem digital sudah memakai internet super wifi.

Kepala Sekolah SMP Satap Mesi, Baltasar Rana mengatakan, fasilitas super wifi yang dibangun Kominfo RI April 2021 lalu sudah digunakan untuk pelaksanaan ujian naik kelas.

117 BTS pancarkan sinyal internet

Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Manggarai Timur, Bonifasius Sai menjelaskan bahwa sejak Kabupaten Manggarai Timur menjadi daerah otonom sendiri sampai 2020, pemerintah mulai membangun 8 BTS.

Kini Kementerian Kominfo RI pada 2021 langsung membangun 66 BTS di 66 desa, ditambah 2 repeater atau pemancar.

Sedangkan untuk mitra Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur yakni operator seluler sudah membangun 43 tower telekomunikasi seluler, sehingga total keseluruhan menjadi 117 BTS.

"Tim Kominfo RI dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur sudah melakukan survei lokasi membangun BTS," jelasnya.

Bonifasius menambahkan, untuk internet di Lembaga Pendidikan di Kabupaten Manggarai Timur sudah dibangun dan berfungsi di 38 sekolah.

Tahun 2021 ini pihaknya mendapatkan tambahan super wifi dengan teknologi baru untuk 13 sekolah.

Sedangkan untuk internet di Puskesmas ada 27 unit.

"Prioritas pembangunan sarana infrastruktur jaringan internet di daerah tertinggal, terpencil dan terluar (3T). Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai Timur dan Kominfo RI sudah menandatangani nota kesepahaman bangun 66 BTS di Kupang, 28 Juni 2021," jelasnya.

Energi positif

Melalui siaran pers, Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menyatakan, rapat koordinasi yang dihadiri langsung oleh Menteri Kominfo Johnny G. Plate memberikan energi positif dan semangat bagi masyarakat NTT dan pemerintah daerah untuk bekerja dan mengejar ketertinggalan.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Nusa Tenggara Timur sangat bergembira dan bahagia hari ini, karena kehadiran Pak Menteri dan seluruh pejabat hadir di provinsi di Nusa Tenggara Timur,” ujarnya.

Gubernur NTT menjelaskan bahwa rapat koordinasi untuk kecepatan pembangunan BTS di NTT itu merupakan sebuah wujud lompatan budaya kerja.

“Banyak yang bilang ini karena Covid-19, apapun alasannya, tapi sebelum pantang kerja dari manusia dengan peradaban baru, itu kita mampu meraih seluruh mimpi-mimpi kita, dan karenanya Nusa Tenggara Timur sedang menyiapkan secara serius,” jelasnya

Kepada kepala daerah se-Provinsi NTT, Gubernur Viktor menegaskan dengan dibangunnya infrastruktur TIK secara serius oleh Kementerian Kominfo perlu disambut dan dimanfaatkan dengan baik.

"Kalau Pak Menteri dengan jajaran sudah bekerja luar biasa, Direktur BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi) untuk Infrastrukturnya membangun hebat di NTT, tapi kalau sumber daya manusianya tidak ada di desa, semata-mata membangun jalan tapi tidak ada manfaat apa-apa," imbuhnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/20/174059878/cerita-mereka-yang-terkoneksi-jaringan-4g-di-pelosok-nusa-tenggara-timur

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke