Salin Artikel

Jawaban Bupati Banjarnegara soal Masker Melorot di Acara Mata Najwa

Dalam siaran yang tersebut, Tompi yang diminta Najwa Shihab untuk ikut memandu acara memberikan kritik tajam terhadap Budhi.

Pasalnya, dalam video viral soal polemik izin keramaian, Budhi menurunkan masker saat memberikan sambutan di sebuah acara rakyat.

“Pak Budhi, tapi di video tadi yang viral itu pun, pada saat Anda mengumumkan boleh melakukan kegiatan, masker Anda juga juga melorot tuh Pak Budhi, prokesnya gak jalan juga tuh,” kata Tompi.

Mendengar kritik tersebut, Budhi pun lantas mencoba membela diri. Dia memang mengakui sempat menurunkan masker.

Namun usai acara, Budhi lantas segera membetulkan posisi masker ke tempat semula.

“Saya pada waktu menyambut, memang masker saya turunkan pak. Setelah selesai menyambut, saya naikkan kembali, gitu dok,” jawab Budhi.

Meski demikian, tindakan Budhi tetap tidak bisa diterima oleh Tompi.

Menurut dia, protokol kesehatan tetap harus dijalankan dalam kondisi apa pun tanpa terkecuali.

Terlebih, Budhi sebagai seorang pemimpin daerah harusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.

“Ya tapi itu salah pak, seharusnya gak boleh begitu pak, prokes pada saat sambut atau tidak sambut harus tetap dijalankan,” timpal Tompi tajam.

Bupati pun akhirnya mengakui kesalahannya. Sebelum Tompi menyelesaikan kalimatnya, Budhi sudah terlebih dahulu menjawab dengan meminta maaf.

“Oke saya minta maaf, untuk yang akan datang tidak akan saya ulangi lagi dokter,” ujarnya.


Budhi: Saya punya ring jantung

Usai acara Mata Najwa tersebut, nama Budhi semakin tersohor. Banyak pro dan kontra yang timbul akibat kebijakan Budhi soal izin keramaian yang dia berikan di tengah pandemi Covid-19.

Bahkan tak sedikit pula masyarakat yang menyoroti soal kritik Tompi soal masker melorot.

Melalui unggahan di media sosial instagram @budhisarwono, Kamis (15/7/2021), bupati akhirnya memberikan jawaban sebenarnya soal kritik masker melorot dari Tompi.

“Ya kita mohon maaf ya, jadi kalau Pak Dokter Tompi mestinya harus bisa menyadari, tanya yang lebih dalam gitu loh, saya ini punya punya masalah jantung, ring,” katanya.

Menurut Budhi, penyakit jantung yang dideritanya berpengaruh terhadap pernapasan.

Akibatnya, dia tidak bisa terlalu lama memakai masker, terlebih jika sedang beraktivitas di luar ruangan.

“Jadi kalau saya lama menutup masker, napas saya terengas-engas, saya perlu oksigen yang betul-betul terbuka semuanya,” ujarnya.

Apa yang dia rasakan soal masalah pernapasan pada akhirnya membuat dia harus sering menurunkan masker.

Sebagai seorang dokter, Budhi menilai jika Tompi pasti akan bisa menerima alasannya kenapa masker yang dia pakai sempat melorot.

“Karena Pak Dokter Tompi kan belum mengalami pasang ring jantung ya kan,” katanya.

Meski demikian, dia tak serta-merta abai terhadap protokol kesehatan.

Masker selalu terkait di telinga, baik itu saat berkegiatan di dalam ruangan maupun saat turun ke lapangan.

“Saya tetap pakai masker, kalau saya di dalam ruangan saya juga pakai, saya keluar saya buka agar napas saya lega, kalau saya terlalu lama pakai ya saya bisa pingsan,” pungkasnya.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/15/141341878/jawaban-bupati-banjarnegara-soal-masker-melorot-di-acara-mata-najwa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke