Salin Artikel

PPKM Darurat Jabar, Ridwan Kamil: BOR Turun, tapi Mobilitas Masyarakat Masih Tinggi

BANDUNG, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil melaporkan, Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19 mulai turun pada hari ke-10 Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Sebelum PPKM Darurat, BOR di Jabar mencapai 90,69 persen. Data terbaru, Senin (12/7/2021), BOR di Jabar turun menjadi 87,6 persen.

Menurut Emil, sapaan akrabnya, penurunan BOR itu disebabkan hadirnya pusat pemulihan dan ruang isolasi di desa.

"Isolasi di hotel, pusat pemulihan itu juga terjadi penurunan khususnya di BPSDM (Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia), di sana dari 90 persen turun ke 60 persen, isolasi di hotel juga sama tidak ada kelas khusus," ucap Emil dalam konferensi pers virtual.

Meski demikian, ia mengakui mobilitas masyarakat selama PPKM Darurat masih tinggi.

Emil menuturkan, berdasarkan analisa tingkat mobilitas warga, mayoritas daerah di Jabar masuk kategori kuning atau mobilitasnya berkisari diangka 20-30 persen.

Bahkan, ada tiga daerah di Jabar yang mobilitasnya masuk kategori hitam atau tak terkendali.

"Nah, kita mayoritas sudah ada di angka 23 persen tapi masih ada tiga wilayah yang tentunya belum terkendali yaitu Depok, Kabupaten Sukabumi dan Kota Bandung. Ini dari sisi mobilitas masih kurang dari 10 persen. Tujuannya, tadi makin tinggi penurunan mobilitas maka pengendalian bisa jauh lebih baik," tuturnya.

Kemudian, Emil memaparkan pada hari ke-10 PPKM Darurat, tercatat ada 7.700 pelanggaran di mana mayoritas didominasi pelanggaran perorangan.

"Kalau perorangan rata-rata dia tidak pembawa surat negatif Covid-19 dan makan di tempat juga masih mendominasi. Kalau pelaku usaha termasuk yang saya sidak, ada yang melanggar aturan jam operasional dan ada yang tidak menyediakan prokes dan juga 100 persen aktivitasnya," jelasnya.


Soal warga isolasi mandiri

Emil juga menyoroti soal banyaknya laporan warga meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Meski tak memaparkan data, Emil mengakui hal tersebut.

"Betul, makanya kalau membicarakan presentase itu jabar selalu punya potensi paling banyak karena penduduknya juga 50 juta, ngomongin bansos paling banyak kemudian ngomongin yang harus divaksin juga banyak," ungkapnya.

Ia menambahkan dirinya berupaya agar tidak banyak pasien yang isolasi mandiri meninggal dunia.

"Sehingga dalam kondisi begini jumlah yang punya potensi fatalitas juga sedang meningkat, walaupun secara presentase fatality rate di jabar itu sekarang masih di bawah nasional yaitu 1,43 persen. Nah itulah maka supaya tidak banyak pasien isoman yang meninggal dunia," kata Emil.

Karena itu, ia meminta para kepala daerah lebih rajin berkominikasi dengan aparat di kewilayahan untuk memastikan kondisi tiap warga yang sedang isolasi mandiri.

"Kita ada obat gratis dan saya sudah perintahkan. Saya saat rapat agar bupati dan wali kota melakukan pengecekan melalui RT dan RW, kemudian Babinsa dan Bhabinkamtibmas supaya bisa tahu isoman yang di Jabar ini kondisinya membaik atau memburuk. Jangan sampai baru paham ada warganya yang meninggal dunia di rumah. Itu arahan saya mulai kemarin agar rutin keliling ke yang isoman," jelas Emil.

https://regional.kompas.com/read/2021/07/12/193615778/ppkm-darurat-jabar-ridwan-kamil-bor-turun-tapi-mobilitas-masyarakat-masih

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke